Melalui Rancangan Ilahi
Tangan Tuhan membimbing anda. Melalui “rancangan ilahi,” Dia berada dalam perincian-perincian kecil dari kehidupan Anda juga peristiwa-peristiwa besar.
Brother dan sister, sewaktu saya berdiri di sini dalam konferensi umum sedunia yang mengilhami ini dan merasakan kekuatan serta roh Anda, saya harus memikirkan perkataan Rasul Paulus: [Tuhan], betapa bahagianya kami berada di tempat ini.”
Itu tidak persis seperti apa yang Alma katakan setelah berkhotbah kepada orang-orang di Amoniha. Alma meninggalkan kota itu karena kejahatan orang-orangnya. Segera seorang malaikat menampakkan diri kepada Alma dan memanggil dia untuk “kembali ke Kota Amoniha, dan berkhotbah kembali kepada orang-orang di kota itu.”
Alma melakukannya “selekasnya,” memasuki “kota melalui jalan lain.”
“Sewaktu dia memasuki kota dia lapar, dan dia berkata kepada seorang pria: Akankah kamu memberikan kepada seorang hamba Allah yang rendah hati sesuatu untuk dimakan?
Dan pria itu berkata kepadanya: Aku orang Nefi, dan aku tahu bahwa engkau adalah seorang nabi kudus Allah, karena engkaulah pria yang seorang malaikat katakan dalam suatu penglihatan: Engkau hendaknya terima.”
Pria itu adalah Amulek.
Nah, apakah Alma kebetulan bertemu Amulek? Tidak, itu bukan kebetulan bahwa dia pergi ke kota itu melalui jalan yang akan menuntun dia pada pria yang setia ini yang akan menjadi rekan misionarisnya.
Penatua Neal A. Maxwell pernah menjelaskan: “Tidak seorang pun dari kita pernah sepenuhnya menggunakan kesempatan potensial yang disediakan bagi kita dalam lingkup teman-teman kita. Anda dan saya mungkin menyebut bertemu orang lain ini ‘kebetulan.’ Kata ini dapat dipahami oleh manusia untuk digunakan, tetapi kebetulan bukan kata yang tepat untuk menjelaskan cara kerja dari Allah yang Mahatahu. Dia tidak melakukan segala sesuatu secara ‘kebetulan’ tetapi … dengan ‘rancangan ilahi.’”
Kehidupan kita seperti papan catur dan Tuhan memindahkan kita dari satu tempat ke tempat lain—jika kita responsif terhadap dorongan-dorongan rohani. Menoleh ke belakang, kita dapat melihat tangan-Nya dalam kehidupan kita.
Kita dapat melihat campur tangan surgawi ketika Nefi kembali untuk mendapatkan lempengan-lempengan dari Laban. Dia “dituntun oleh Roh, tidak mengetahui sebelumnya apa yang [hendaknya dia] lakukan.” Laban segera berada di depannya dalam keadaan mabuk berat, dan Nefi membunuhnya, mengambil lempengan-lempengan, dan kembali kepada kakak-kakaknya. Apakah dia hanya beruntung untuk menemukan Laban? Atau apakah itu melalui “rancangan ilahi”?
Peristiwa-peristiwa signifikan terkuak dalam Injil dan dalam Gereja yang memajukan kerajaan Allah di bumi. Itu bukanlah kebetulan namun melalui rencana Allah. Dia yang menciptakan dunia ini dapat menenangkan lautan dengan firman-Nya dan dapat membimbing Alma dan Amulek serta Nefi dan Laban untuk berada di tempat yang tepat pada waktu yang sangat tepat.
Demikian juga, peristiwa dan hubungan terkuak dalam setiap kehidupan kita yang memajukan pekerjaan Allah di bumi.
Penatua Joseph B. Wirthlin berbicara tentang suatu kesempatan ketika Presiden Thomas S. Monson mengatakan kepadanya: “Ada tangan pembimbing di atas segala hal. Sering kali ketika segala sesuatu terjadi, itu bukan karena kebetulan. Suatu hari, ketika kita melihat kembali pada kejadian-kejadian yang tampaknya kebetulan dalam hidup kita, kita akan menyadari bahwa mungkin itu bukan kebetulan sama sekali.”
Paling sering, perbuatan baik kita dikenali hanya oleh beberapa orang. Tetapi, itu dicatat di surga. Suatu hari, kita akan berdiri sebagai saksi bagi pengabdian penuh kita pada pekerjaan-pekerjaan kebenaran. Tidak ada kesulitan atau bencana yang dapat menggagalkan rencana keselamatan Allah. Sungguh, melalui “rancangan ilahi,” “menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” “Aku datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa-Ku,” Yesus mengajarkan. Brother dan sister, demikian juga kita.
Melalui pengalaman perjalanan hidup saya sendiri, saya tahu bahwa Tuhan akan memindahkan kita pada kehidupan yang seperti papan catur untuk melakukan pekerjaan-Nya. Apa yang mungkin tampak sebagai kesempatan acak, kenyataannya, diawasi oleh Bapa di surga yang penuh kasih, yang dapat menghitung rambut dari setiap kepala. Bahkan tidak seekor pun burung pipit akan jatuh ke bumi tanpa pengetahuan Bapa. Tuhan mengetahui perincian-perincian kecil dari kehidupan kita, dan insiden serta kesempatan itu adalah untuk mempersiapkan kita untuk mengangkat keluarga kita dan orang lain sewaktu kita membantu membangun kerajaan Allah di bumi. Ingatlah, sebagaimana Tuhan berfirman kepada Abraham, “Aku mengetahui yang akhir dari yang awal; oleh karena itu tangan-Ku akan berada di atas dirimu.”
Tuhan menempatkan saya di sebuah rumah dengan orangtua yang saleh. Dengan standar-standar dunia, mereka adalah orang biasa; ayah saya yang berdedikasi adalah sopir truk; ibu saya yang baik, adalah ibu rumah tangga biasa. Tuhan menolong saya menemukan istri tersayang saya, Melanie; dia mendesak seorang pebisnis, yang menjadi teman karibnya, untuk memberi saya peluang kerja. Tuhan memanggil saya untuk melayani di ladang misi, baik semasa muda maupun sebagai presiden misi; Dia memanggil saya dalam Kuorum Tujuh Puluh, dan sekarang Dia telah memanggil saya sebagai Rasul. Menengok ke belakang, saya menyadari saya tidak merencanakan perpindahan tersebut; Tuhanlah yang melakukan, sama seperti Dia merencanakan perpindahan-perpindahan penting bagi Anda dan bagi mereka yang Anda kasihi.
Apa yang hendaknya Anda cari dalam kehidupan Anda sendiri? Apa mukjizat-mukjizat Allah yang mengingatkan Anda bahwa Dia dekat, mengatakan, “ Aku berada di sini”? Pikirkan tentang saat-saat itu, beberapa setiap hari, ketika Tuhan telah bertindak dalam kehidupan Anda—dan kemudian bertindak lagi. Hargailah itu sebagai saat-saat ketika Tuhan telah menunjukkan keyakinan kepada Anda dan pada pilihan-pilihan Anda.Namun perkenankan Dia menjadikan Anda orang yang lebih baik daripada yang dapat Anda lakukan sendiri. Hargailah keterlibatan-Nya. Terkadang kita menganggap perubahan dalam rencana-rencana kita sebagai salah langkah dalam perjalanan kita. Pikirkan itu lebih sebagai langkah pertama untuk berada “pada tugas suruhan Tuhan.”
Beberapa bulan lalu cucu perempuan kami bergabung dengan kelompok remaja untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah Gereja. Jadwal terakhir mencatat bahwa dia akan melewati area pertama di mana saudara lelakinya yang menjadi misionaris, cucu lelaki kami, melayani misi. Cucu perempuan kami tidak berniat untuk menemui saudara lelakinya di misinya. Tetapi, sewaktu bus memasuki kota di mana saudara lelakinya melayani, dua misionaris dapat terlihat berjalan menyusuri jalan. Salah satu misionaris itu adalah saudara lelakinya.
Antisipasi memenuhi bus sewaktu para siswa meminta sopir bus untuk menepi agar dia dapat menyapa saudara lelakinya. Dalam waktu kurang dari satu menit, setelah air mata dan kata-kata manis, saudara lelakinya kembali berjalan untuk memenuhi tugas misinya. Belakangan kami mengetahui bahwa saudara lelakinya telah berada di jalan itu selama kurang dari lima menit, berjalan dari sebuah janji menuju mobilnya.
Bapa Surgawi dapat menempatkan kita pada situasi dengan tujuan tertentu. Dia telah melakukan demikian dalam kehidupan saya, dan Dia melakukan juga dalam kehidupan Anda, dan kehidupan cucu-cucu terkasih kita.
Kita masing-masing berharga dan dikasihi oleh Tuhan, yang peduli, yang membisiki, dan yang mengawasi kita dalam cara-cara yang unik bagi kita masing-masing. Dia jauh lebih bijaksana dan lebih berkuasa daripada pria dan wanita fana. Dia mengetahui tantangan, kemenangan, dan hasrat bajik hati kita.
Lebih dari satu tahun lalu, sewaktu saya berjalan di Taman Bait Suci, salah seorang sister misionaris mendekati saya dan bertanya, “Apakah Anda ingat saya? Saya dari Florida.” Dia memberi tahu saya namanya, Sister Aida Chilan. Ya, saya ingat betul bertemu dia dan keluarganya. Presiden pasaknya telah menyarankan saya mengunjungi keluarganya. Menjadi jelas bahwa kami berada di sana untuk putri mereka, Aida, yang belum dibaptis. Setelah kunjungan kami, dan lebih dari satu tahun mengajar dan menemani, Aida dibaptiskan.
Setelah bertemu di Taman Bait Suci, Aida menulis surat kepada saya. Dia menuturkan: “Saya tahu dengan segenap hati saya bahwa Bapa Surgawi mengenal kita masing-masing dan bahwa Dia terus menempatkan kita di jalan orang lain untuk suatu alasan. Terima kasih telah menjadi salah seorang misionaris saya, untuk menjangkau saya dan menemukan saya lima tahun lalu.” Aida juga mengirimi saya kisah keinsafannya menceritakan “kebetulan-kebetulan ilahi” yang telah terjadi dalam kehidupannya yang telah menuntun pada pembaptisan dan pengukuhannya, melayani misi di Taman Bait Suci, dan pernikahan bait sucinya belum lama berselang.
Apakah kebetulan bahwa presiden pasak telah mengarahkan kami ke rumah keluarga Chilan atau bahwa dia dan saya nantinya akan bertemu di Taman Bait Suci? Kesaksian Aida menyatakan bahwa ini semua adalah bagian dari “rancangan ilahi” Allah.
Tuhan senang menyertai kita. Bukanlah kebetulan bahwa ketika Anda merasakan Roh-Nya dan menindaki dorongan-dorongan pertama bahwa Anda merasakan Dia sebagaimana yang Dia janjikan: “Aku akan pergi di hadapan mukamu. Aku akan berada pada sisi kananmu dan pada sisi kirimu, dan Roh-Ku akan berada dalam hatimu, dan para malaikat-Ku di sekitarmu, untuk menopangmu.”
Kita semua memiliki hal-hal serupa yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita bisa bertemu seseorang yang sepertinya akrab, memperbarui kenalan, atau menemukan kesamaan dengan orang asing. Ketika hal itu terjadi, mungkin Tuhan sedang mengingatkan kita bahwa kita semua adalah bersaudara. Kita sungguh-sungguh terlibat dalam perkara yang sama—dalam apa yang Joseph Smith sebut “perkara Kristus.”
Di manakah hak pilihan kita sesuai dengan “rencangan ilahi”? Kita memiliki pilihan untuk mengikuti atau tidak mengikuti Juruselamat kita dan para pemimpin pilihan-Nya. Polanya jelas dalam Kitab Mormon ketika orang-orang Nefi telah berpaling dari Tuhan. Mormon meratap:
“Dan mereka melihat … bahwa Roh Tuhan tidak lagi melindungi mereka; ya, telah menarik diri dari mereka karena Roh Tuhan tidak berdiam di dalam bait suci yang tidak kudus—
Oleh karena itu Tuhan berhenti untuk melindungi mereka dengan kuasa-Nya yang ajaib dan tiada tara, karena mereka telah jatuh ke dalam suatu keadaan ketidakpercayaan dan kejahatan yang menyeramkan.”
Tidak semua yang Tuhan minta dari kita adalah hasil dari betapa kuatnya kita, betapa setianya kita, atau apa yang mungkin kita ketahui. Pikirkan Saulus, yang Tuhan hentikan di jalan menuju Damaskus. Dia pergi ke arah yang salah dalam kehidupannya, dan itu tidak ada kaitannya dengan utara atau selatan. Saulus secara ilahi diarahkan kembali. Ketika dia dikenal kemudian sebagai Paulus, pelayanan kerasulannya menunjukkan apa yang Tuhan tahu dia mampu lakukan dan menjadi, bukan apa yang telah dia lakukan sebagai Saulus. Dalam cara yang sama, Tuhan tahu apa yang kita masing-masing mampu lakukan dan menjadi. Apa yang Rasul Paulus ajarkan? “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.”
Sewaktu kita bajik, rela, dan mampu, ketika kita berusaha untuk menjadi layak dan memenuhi syarat, kita maju ke tempat-tempat yang tidak pernah dibayangkan dan menjadi bagian dari “rancangan ilahi” Bapa Surgawi kita. Kita masing-masing memiliki keilahian dalam diri kita. Ketika kita melihat Allah bekerja melalui kita dan bersama kita, semoga kita terdorong, bahkan bersyukur untuk bimbingan itu. Sewaktu Bapa kita di Surga berfirman, “Inilah pekerjaan-Ku dan kemuliaan-Ku—untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia,” Dia berbicara tentang semua anak-Nya—terutama Anda.
Tangan Tuhan membimbing Anda. Melalui “rancangan ilahi,” Dia berada dalam perincian-perincian kecil dari kehidupan Anda juga peristiwa-peristiwa besar. Sebagaimana dikatakan dalam Amsal, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu; … dan Ia akan meluruskan jalanmu.” Saya bersaksi bahwa Dia akan memberkati Anda, menyokong Anda, dan memberi Anda kedamaian. Dalam nama Yesus Kristus, amin.