Kesiapan Rohani: Mulai Sejak Awal dan Konsisten
Ujian besar kehidupan kita adalah untuk melihat apakah kita mau mendengarkan dan mematuhi perintah-perintah Allah di tengah-tengah badai kehidupan.
Kebanyakan dari kita telah memikirkan tentang cara mempersiapkan diri untuk menghadapi badai. Kita telah melihat dan merasakan penderitaan para wanita, pria, dan anak-anak, serta orang-orang yang telah lanjut usia dan lemah, terperangkap dalam badai, tsunami, perang, dan kekeringan. Reaksi seseorang adalah menanyakan, “Bagaimana saya dapat siap?” Dan timbul ketergesaan untuk membeli serta menyimpan apa saja yang orang-orang anggap dibutuhkan untuk hari yang mungkin mereka hadapi seperti bencana.
Namun bahkan ada persiapan lain yang lebih penting yang harus kita buat untuk ujian-ujian yang pasti akan datang kepada kita masing-masing. Persiapan itu harus dimulai jauh lebih awal karena hal itu memerlukan waktu. Apa yang akan kita perlukan tidak dapat dibeli. Hal itu tidak dapat dipinjam. Itu tidak dapat disimpan dengan baik. Dan persiapan itu harus telah digunakan secara tetap dan akhir-akhir ini.
Apa yang akan kita perlukan pada saat-saat menghadapi ujian adalah persiapan rohani. Persiapan itu adalah iman yang dikembangkan dengan sangat kuat kepada Yesus Kristus agar kita dapat melewati ujian kehidupan di atas mana semua hal yang diperuntukkan bagi kita dalam kekekalan bergantung. Ujian itu adalah bagian dari tujuan Allah bagi kita dalam Penciptaan.
Nabi Joseph Smith memberi kita penjelasan Tuhan mengenai ujian yang kita hadapi. Bapa Surgawi kita menciptakan dunia bersama Putra-Nya, Yesus Kristus. Kita memiliki kata-kata berikut untuk memberitahu kita tentang tujuan Penciptaan: “Kita akan turun sebab ada tempat di sana, dan Kita akan membawa dari bahan-bahan ini, dan Kita akan membuat sebuah bumi yang di atasnya hal-hal ini dapat tinggal; untuk melihat apakah mereka mau melakukan segala hal yang diperintahkan Tuhan Allah mereka kepada mereka.”1
Jadi, ujian besar kehidupan kita adalah untuk melihat apakah kita mau mendengarkan dan mematuhi perintah-perintah Allah di tengah-tengah badai kehidupan. Ujian besar kehidupan bukanlah untuk menahan badai, namun untuk memilih yang benar ketika badai itu mengamuk. Dan yang menyedihkan dari kehidupan adalah untuk gagal dalam ujian itu dengan demikian gagal untuk memenuhi syarat untuk kembali dalam kemuliaan ke rumah surgawi kita.
Kita adalah anak-anak roh Bapa Surgawi. Dia mengasihi kita dan Dia mengajar kita sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Dia memberitahu kita bahwa Dia ingin memberi kita semua yang Dia miliki. Untuk memenuhi syarat bagi karunia itu kita harus menerima tubuh fana dan diuji. Karena tubuh fana tersebut, kita akan menghadapi rasa sakit, penyakit, dan kematian.
Kita akan tunduk pada godaan melalui keinginan-keinginan dan kelemahan-kelemahan yang datang melalui tubuh fana kita. Kekuatan-kekuatan jahat yang licik dan sangat kuat akan menggoda kita untuk menyerah pada godaan-godaan itu. Kehidupan akan penuh badai dimana kita harus membuat pilihan-pilihan dengan menggunakan iman dalam hal-hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata alami kita.
Kita dijanjikan bahwa kita akan memiliki Yehova, Yesus Kristus, sebagai Juruselamat dan Penebus kita. Dia akan memastikan bahwa kita semua akan dibangkitkan. Dan Dia akan menjadikannya mungkin bagi kita untuk melewati ujian kehidupan jika kita menjalankan iman kepada-Nya dengan menjadi patuh. Kita bersorak-sorai pada kabar kesukaan itu.
Sebuah pasal dari Kitab Mormon, kesaksian lain akan Yesus Kristus, menguraikan betapa beratnya ujian itu dan apa yang akan diperlukan untuk melewatinya:
“Karena itu, senangkanlah hatimu dan ingatlah bahwa kamu bebas untuk bertindak bagi dirimu sendiri—untuk memilih jalan kematian abadi atau jalan hidup yang kekal.
Oleh karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi, selaraskanlah dirimu dengan kehendak Allah dan jangan dengan kehendak iblis dan daging, dan ingatlah, setelah kamu didamaikan kepada Allah, bahwa hanya di dalam dan melalui kasih karunia Allah maka kamu diselamatkan.
Oleh karena itu, semoga Allah membangkitkan dari kematian melalui kekuatan kebangkitan dan juga dari kematian abadi melalui kekuatan kurban tebusan, supaya kamu boleh diterima di dalam Kerajaan Kekal Allah, supaya kamu boleh memuji Dia melalui kasih karunia ilahi. Amin.”2
Diperlukan iman yang tak tergoyahkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk memilih jalan menuju kehidupan kekal. Dengan menggunakan iman itulah kita dapat mengetahui kehendak Allah. Dan dengan bertindak dalam iman itulah kita membangun kekuatan untuk melakukan kehendak Allah. Dan dengan menjalankan iman kepada Yesus Kristus itulah kita dapat menahan godaan dan memperoleh pengampunan melalui Kurban Tebusan.
Kita akan perlu mengembangkan dan memelihara iman kepada Yesus Kristus jauh sebelum Setan menyerang kita, sebagaimana dia akan, tanpa ragu-ragu, menarik keinginan jasmani kita, dan dengan suara tipuannya mengatakan bahwa yang baik itu buruk dan bahwa dosa itu tidak ada. Badai rohani itu sudah mengamuk. Kita dapat mengantisipasi bahwa badai itu akan semakin buruk sampai Juruselamat kembali.
Betapa pun banyak iman yang saat ini kita miliki untuk mematuhi Allah, kita akan perlu memperkuatnya terus-menerus dan membuatnya segar terus. Kita dapat melakukan itu dengan memutuskan sekarang untuk menjadi lebih cepat mematuhi dan lebih bertekad untuk bertahan. Belajar untuk memulai lebih awal dan konsisten adalah kunci menuju persiapan rohani. Penundaan dan ketidakkonsistenan adalah musuh fananya.
Izinkan saya menyarankan kepada Anda empat keadaan untuk menjalankan kepatuhan yang cepat dan konsisten. Pertama adalah perintah untuk mengenyangkan diri dengan firman Allah. Kedua adalah untuk selalu berdoa. Ketiga adalah perintah untuk menjadi pembayar persepuluhan penuh. Dan keempat adalah untuk meninggalkan dosa serta akibat-akibatnya yang mengerikan. Masing-masing memerlukan iman untuk memulai dan kemudian bertekun. Dan semua itu dapat memperkuat kemampuan Anda untuk mengetahui serta mematuhi perintah-perintah Allah.
Anda telah memiliki bantuan Tuhan untuk memulainya. Pada bulan Agustus, Anda menerima janji ini dari Presiden Gordon B. Hinckley jika Anda mau membaca Kitab Mormon sampai akhir tahun ini: “Tanpa keraguan saya berjanji kepada Anda bahwa jika Anda masing-masing mau menaati program yang sederhana ini, terlepas dari berapa kali sebelumnya Anda mungkin telah membaca Kitab Mormon, maka akan datang ke dalam kehidupan dan rumah tangga Anda Roh Tuhan yang berlimpah, suatu keputusan yang diperkuat untuk berjalan dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah-Nya, serta suatu kesaksian yang lebih kuat mengenai kenyataan yang hidup akan Putra Allah.”3
Itulah janji iman yang meningkat yang kita perlukan untuk menjadi siap secara rohani. Namun jika kita menunda untuk memulai kepatuhan kita pada undangan terilhami, jumlah pasal yang harus kita baca setiap hari tumbuh lebih besar. Jika melewatkan membacanya bahkan untuk beberapa hari, kesempatan gagal pun tumbuh. Itulah sebabnya saya memilih untuk membaca terlebih dahulu dari rencana harian saya untuk memastikan saya akan memenuhi syarat bagi berkat-berkat yang dijanjikan akan roh dalam tekad dan kesaksian akan Yesus Kristus. Bila bulan Desember berakhir, saya sudah harus mengetahui tentang memulai saat itu sebuah perintah yang datang dari Allah dan menjadi konsisten dalam kepatuhan.
Lebih dari itu, sewaktu saya membaca Kitab Mormon, saya akan berdoa agar Roh Kudus mau membantu saya mengetahui apa yang Allah kehendaki agar saya lakukan. Ada sebuah janji dari permohonan itu yang dijawab dalam kitab itu sendiri: “Oleh karena itu, kukatakan kepadamu: Bergiranghatilah akan firman Kristus, karena lihatlah firman Kristus akan menceritakan kepadamu segala hal yang harus kamu lakukan.”4
Saya akan bertindak cepat terhadap apa yang Roh Kudus katakan mengenai yang hendaknya saya lakukan sewaktu saya membaca dan merenungkan Kitab Mormon. Ketika saya menyelesaikan proyek itu di bulan Desember, saya akan memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan iman saya untuk menjadi patuh. Dengan demikian iman saya akan diperkuat. Dan saya akan mengetahui dari pengalaman saya sendiri apa yang datang dari membaca tulisan suci dan dengan konsisten untuk mengetahui apa yang Allah kehendaki agar saya lakukan dan kemudian melakukannya. Jika kita melakukan itu, kita akan menjadi siap dengan lebih baik untuk badai-badai yang lebih besar ketika hal itu datang.
Selanjutnya kita akan memiliki pilihan tentang apa yang harus dilakukan setelah tanggal 1 Januari. Kita dapat memilih untuk bernapas lega dan mengatakan kepada diri sendiri: “Saya telah membangun sebuah waduk iman yang besar dengan memulainya secara dini dan menjadi teguh dalam kepatuhan. Saya akan menyimpannya sebagai persiapan ketika saya akan dicobai dalam badai.” Ada cara yang lebih baik untuk mempersiapkan diri, karena iman yang besar tidak bertahan lama. Kita dapat memutuskan untuk terus mempelajari firman Kristus dalam tulisan suci dan ajaran-ajaran dari para nabi yang hidup. Itulah yang akan saya lakukan. Saya akan kembali pada Kitab Mormon dan mempelajarinya secara intensif dan sering. Kemudian saya akan bersyukur untuk tantangan dan janji dari nabi yang mengajar saya bagaimana memperoleh iman yang lebih besar serta mempertahankannya.
Doa pribadi juga dapat membangun iman kita untuk melakukan perintah-perintah Allah. Kita diperintahkan untuk senantiasa berdoa agar kita tidak menjadi lemah. Beberapa perlindungan yang akan kita butuhkan adalah campur tangan Allah. Namun banyak lagi akan datang dari membangun iman kita untuk mematuhi. Kita dapat berdoa setiap hari untuk mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Kita dapat bertekad untuk mulai melakukannya segera ketika jawaban datang. Pengalaman saya adalah bahwa Dia senantiasa menjawab permohonan semacam itu. Sewaktu kita melakukan, kita akan membangun cukup iman agar kita tidak menjadi lemah. Dan kita akan memperoleh iman untuk terus kembali mencari petunjuk lebih lanjut. Apabila badai datang, kita akan siap untuk pergi dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Juruselamat memperlihatkan kepada kita teladan besar tentang doa penyerahan diri semacam itu. Dia berdoa di Taman Getsemani sewaktu dia memenuhi Kurban Tebusan yang Bapa-Nya kehendaki untuk dilakukan. Dia tahu bahwa kehendak Bapa-Nya adalah agar Dia melakukan sesuatu yang sangat menyakitkan dan mengerikan sehingga kita tidak dapat memahaminya. Dia berdoa bukan saja untuk menerima kehendak-Nya namun untuk melakukannya. Dia memperlihatkan kepada kita cara berdoa dalam penyerahan diri yang sempurna dan penuh tekad.
Asas menjalankan iman sejak awal dan konsisten berlaku juga untuk perintah membayar persepuluhan. Kita hendaknya tidak menunda sampai pemberesan persepuluhan tahunan untuk memutuskan menjadi pembayar persepuluhan penuh. Kita dapat memutuskan sekarang. Diperlukan waktu untuk belajar mengendalikan pengeluaran kita dengan iman bahwa apa yang kita miliki berasal dari Allah. Diperlukan iman untuk membayar persepuluhan tepat waktu dan tanpa penundaan.
Jika kita memutuskan sekarang untuk menjadi pembayar persepuluhan penuh dan jika kita konsisten dalam membayarnya, berkat-berkat akan mengalir sepanjang tahun, juga pada saat pemberesan persepuluhan. Dengan keputusan kita sekarang untuk menjadi pembayar persepuluhan penuh dan upaya kita yang konsisten untuk mematuhi, kita akan diperkuat dalam iman dan, pada saatnya, hati kita akan dilembutkan. Itu yang mengubah hati kita melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus, melampaui persembahan uang atau barang-barang kita, yang menjadikan mungkin bagi Tuhan untuk menjanjikan perlindungan kepada para pembayar persepuluhan penuh di zaman akhir ini.5 Kita dapat memiliki keyakinan bahwa kita akan memenuhi syarat untuk berkat perlindungan itu jika kita sekarang bertekad untuk membayar persepuluhan penuh dan konsisten dalam melakukannya.
Kekuatan yang sama tentang pilihan sejak awal untuk menjalankan iman dan konsisten dalam kepatuhan berlaku untuk memperoleh iman untuk menahan godaan dan memperoleh pengampunan. Saat terbaik untuk menolak godaan adalah sejak awal. Saat terbaik untuk bertobat adalah sekarang. Musuh jiwa kita akan meletakkan pikiran-pikiran dalam benak kita untuk menggoda kita. Kita dapat memutuskan sejak awal untuk menjalankan iman, untuk menghilangkan pikiran-pikiran jahat sebelum melakukannya. Dan kita dapat memilih dengan segera untuk bertobat ketika kita melakukan dosa, sebelum Setan dapat melemahkan iman kita dan mengikat kita. Mencari pengampunan selalu lebih baik dilakukan saat ini daripada nanti.
Sewaktu ayah saya terbaring di tempat tidurnya menjelang ajalnya, saya bertanya kepadanya apakah menurutnya itu merupakan saat yang baik untuk bertobat serta berdoa memohon pengampunan untuk dosa apa pun yang belum diselesaikan terhadap Allah. Barangkali dia mendengar saran kecil dari suara saya bahwa dia mungkin takut akan kematian dan Penghakiman. Dia berguman lirih, tersenyum kepada saya, dan mengatakan, “Oh tidak, Hal, saya telah bertobat sepanjang kehidupan saya.”
Keputusan saat ini untuk menjalankan iman dan konsisten dalam kepatuhan pada saatnya akan menghasilkan iman dan keyakinan yang besar. Itu adalah kesiapan rohani yang kita semua butuhkan. Dan itu akan membuat kita memenuhi syarat pada saat-saat krisis untuk menerima janji Tuhan bahwa, “kalau kamu telah siap, jangan kamu takut.”6
Itu benar ketika kita menghadapi badai kehidupan dan kemungkinan kematian. Bapa Surgawi yang penuh kasih dan Putra Tunggal-Nya telah memberi kita semua bantuan semampu Mereka agar kita dapat melewati ujian kehidupan yang ada di depan kita. Namun kita harus memutuskan untuk patuh dan kemudian melakukannya. Kita membangun iman untuk melewati ujian kepatuhan setiap kali dan melalui pilihan-pilihan kita setiap hari. Kita dapat memutuskan sekarang untuk segera melakukan apa pun yang Allah minta dari kita. Dan kita dapat memutuskan untuk konsisten dalam ujian-ujian kecil kepatuhan yang membangun iman untuk membawa kita melalui ujian-ujian besar, yang pasti akan datang.
Saya tahu bahwa Anda dan saya adalah anak-anak Bapa Surgawi yang penuh kasih. Saya tahu bahwa Putra-Nya, Yesus Kristus, hidup dan Dia adalah Juruselamat kita, dan bahwa Dia membayar harga dari semua dosa kita. Dia telah dibangkitkan, dan dia serta Bapa Surgawi menampakkan diri kepada pemuda, Joseph Smith. Saya tahu bahwa Kitab Mormon adalah firman Allah, yang diterjemahkan dengan karunia dan kuasa Allah. Saya tahu bahwa ini adalah Gereja Yesus Kristus yang benar.
Saya tahu bahwa melalui Roh Kudus kita dapat mengetahui apa yang Allah kehendaki harus kita lakukan. Saya bersaksi bahwa Dia dapat memberi kita kuasa untuk melakukan apa yang Dia minta dari kita, apa pun itu dan apa pun kesulitan yang mungkin datang.
Saya berdoa semoga kita akan memilih untuk mematuhi Tuhan dengan segera, selalu, di saat-saat damai dan di saat-saat sulit. Sewaktu kita melakukan, iman kita akan diperkuat, kita akan menemukan kedamaian dalam kehidupan ini, dan kita akan memperoleh keyakinan bahwa kita serta keluarga kita dapat memenuhi syarat untuk kehidupan kekal di dunia yang akan datang. Saya berjanji kepada Anda dalam nama Yesus Kristus, amin.