Remaja
Misionaris Tanpa Tanda Nama
Di sekolah saya mempunyai seorang guru yang memiliki kepribadian yang mungkin menyebabkan orang takut untuk membagikan pandangan yang bertentangan mengenai sebuah subjek. Suatu hari kami mengupas topik tentang misionaris Orang Suci Zaman Akhir. Saya tahu saya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya, tetapi saya merasa sebaiknya tidak menjawab. Maka saya hanya berkata secukupnya untuk memuaskan dia saat itu.
Selama beberapa minggu kemudian saya tidak dapat berhenti memikirkan percakapan kami. Akhirnya, sebuah pemikiran datang kepada saya bahwa saya hendaknya memberikan kepadanya sebuah Kitab Mormon dengan beberapa frasa yang ditandai mengenai pekerjaan misionaris. Pemikiran itu membuat saya takut, namun itu terus muncul. Saya tahu itu adalah sebuah dorongan yang harus saya ikuti.
Sekitar dua bulan kemudian, saya sudah menyiapkan Kitab Mormonnya. Sepanjang hari saya merasa seolah kitab itu membakar sebuah lubang di ransel saya. Tiga detik yang saya luangkan untuk menyerahkannya kepadanya sewaktu saya pergi untuk liburan musim dingin adalah momen paling menakutkan sepanjang hidup saya.
Pada hari pertama kembali, saya melewati ruang kelasnya namun takut untuk masuk. Kemudian saya mendengar dia memanggil saya, dan memberi saya sebuah kartu. Saya membacanya di lorong. Dia menulis bahwa dia telah menelaah “secara mendalam” petikan-petikan yang saya tandai, dan dia mulai melihat beberapa alasan di balik kepercayaan saya.
Saya menjadi bersemangat berbagi Injil sekarang, dan saya bahkan lebih bersemangat untuk melayani Bapa Surgawi saya di misi dalam waktu dekat.