Pelajaran Penelaahan di Rumah
Eter 4–12 (Unit 30)
Pendahuluan
Pelajaran ini berfokus pada Eter 12:23–41. Moroni mengajarkan mengapa orang-orang memiliki kelemahan dan apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasinya.
Saran untuk Pengajaran
Eter 4–11; 12:6
Orang-orang Yared makmur dan diberkati ketika mereka saleh
Tugasi tiga siswa untuk menilik kembali dan meringkas pasal-pasal berikut menggunakan ringkasan pasal: Eter 4–5; Eter 6; dan Eter 7–11. Mintalah seorang siswa yang lain untuk menilik kembali Eter 12:6. Mintalah mereka untuk berbagi dengan kelas satu atau dua asas yang mereka pelajari.
Eter 12:23–41
Moroni mengungkapkan kekhawatiran mengenai bagaimana orang-orang bukan Israel akan menanggapi Kitab Mormon
Tuliskan kata kuat di satu sisi papan tulis dan lemah di sisi yang lain. Beri para siswa waktu untuk merenungkan apa yang mereka rasakan adalah kekuatan mereka dan apa yang mereka rasakan adalah beberapa kelemahan atau ketidakmampuan mereka. Jelaskan bahwa dalam Eter 12, Moroni mengajarkan bagaimana kelemahan kita dapat menjadi kekuatan.
Ajaklah seorang siswa untuk membacakan Eter 12:23–25 dengan lantang, dan mintalah kelas untuk mengidentifikasi kelemahan yang Moroni rasakan dimiliki oleh dia dan para penulis Kitab Mormon lainnya. Kemudian ajukan kepada para siswa pertanyaan berikut:
-
Kelemahan apa yang Moroni sebutkan dalam ayat-ayat ini?
-
Apa yang Moroni khawatirkan akan terjadi karena kelemahan dari mereka yang menulis Kitab Mormon?
Setelah para siswa menanggapi, mintalah mereka membaca dalam hati tanggapan Tuhan terhadap kekhawatiran Moroni dalam Eter 12:26–27 dan mencari mengapa Allah memberi kita kelemahan. Setelah para siswa memperoleh waktu untuk membaca ayat-ayat tersebut ingatkan mereka bahwa Eter 12:27 adalah petikan penguasaan ayat suci.
Untuk membantu para siswa memahami dengan lebih baik kata kelemahan dalam ayat-ayat ini, mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Ketika kita membaca tulisan suci mengenai ‘kelemahan’ manusia, istilah ini mencakup kelemahan yang generik tetapi perlu yang melekat pada kondisi manusia secara umum dimana daging memiliki dampak yang demikian berkesinambungan [atau konstan] terhadap roh .… Kelemahan juga mencakup, bagaimanapun, kelemahan-kelemahan kita yang individu, yang spesifik, yang diharapkan untuk kita atasi” (Lord, Increase Our Faith [1994], 84).
Anda mungkin perlu menjelaskan bahwa kondisi manusia secara umum yang Penatua Maxwell bicarakan merujuk pada kelemahan yang datang kepada pria dan wanita melalui Kejatuhan Adam. Karena Kejatuhan tersebut, kita semua cenderung mengalami godaan dan ketidaksempurnaan manusia selain kekurangan pribadi kita sendiri.
Ajaklah para siswa untuk mengidentifikasi suatu asas yang diajarkan dalam Eter 12:27. (Jika kita merendahkan hati kita dan menjalankan iman kepada Tuhan, maka Dia akan menjadikan apa yang lemah menjadi kuat bagi kita).
Untuk mendorong penerapan dari asas ini yang diajarkan dalam Eter 12:27, tuliskan yang berikut di papan tulis:
Ajaklah para siswa untuk menuliskan ungkapan-ungkapan ini di bagian atas dari secarik kertas. Di bawah tajuk-tajuk tersebut, mintalah para siswa untuk merenungkan dan menuliskan, sekarang atau nanti, (1) satu kelemahan yang mereka rasakan mereka miliki, (2) satu cara mereka dapat merendahkan hati mereka sendiri sehubungan dengan kelemahan itu, dan (3) bagaimana mereka dapat menjalankan iman kepada Yesus Kristus agar mereka dapat menerima bantuan atau kasih karunia-Nya, untuk mengatasi kelemahan yang telah mereka daftarkan.
Ketika mereka telah selesai, imbaulah para siswa untuk menempatkan kertas tersebut dalam jurnal pribadi mereka atau di tempat lain di mana mereka akan sering melihatnya dan diingatkan akan upaya yang mereka berhasrat lakukan. Bersaksilah kepada para siswa bahwa sewaktu mereka dengan rendah hati berupaya untuk mengatasi kelemahan mereka, Tuhan akan membantu “menjadikan apa yang lemah menjadi kuat bagi mereka” (Eter 12:27).
Ajaklah para siswa untuk membaca Eter 12:26, 28 untuk mencari tahu bagaimana Tuhan lebih lanjut menanggapi kekhawatiran Moroni mengenai kelemahannya dalam menulis. Anda mungkin ingin mengajukan pertanyaan berikut:
-
Dalam Eter 12:26, Moroni menyebutkan kelembutan hati, yang berarti lemah lembut, rendah hati, dan tunduk kepada kehendak ilahi. Menurut Anda mengapa dibutuhkan kelembutan hati untuk memaafkan kelemahan orang lain?
-
Bagaimana kasih karunia Tuhan (bantuan atau kuasa ilahi-Nya yang memampukan) dapat membantu kita untuk tidak memanfaatkan kelemahan orang lain?
Tekankan bahwa sewaktu kita mengembangkan iman, harapan, dan kasih amal, belas kasihan Tuhan akan membantu kita ketika kita dihadapkan dengan kelemahan orang lain. Ringkaslah Eter 12:29–32 dengan menjelaskan bahwa Moroni menilik kembali pentingnya menjalankan iman serta kesaksian dan mukjizat yang didatangkannya. Mintalah para siswa untuk membaca Eter 12:33–35 dan mengidentifikasi apa yang Moroni tuliskan mengenai pentingnya menjalankan kasih amal.
Tanyakan: Mengapa penting untuk memiliki kasih amal ketika kita dihadapkan dengan kelemahan orang lain?
Ajaklah para siswa untuk berbagi dengan sesama siswa apa yang mereka lakukan untuk mengupayakan kasih karunia Yesus Kristus dengan lebih sepenuhnya dalam kehidupan mereka. Jika waktu memungkinkan, Anda dapat mengajak beberapa siswa untuk berbagi dengan kelas bagaimana berupaya untuk menjadi lebih dekat dengan Yesus Kristus telah memengaruhi kehidupan mereka.
Unit Berikutnya (Eter 13–Moroni 7)
Sewaktu para siswa bersiap untuk menelaah unit berikutnya, imbaulah mereka untuk mempertimbangkan yang berikut: Bagaimana jika semua teman dan keluarga Anda terbunuh dan Anda adalah satu-satunya yang tertinggal hidup yang setia pada Injil Yesus Kristus? Baik Eter maupun Moroni mengalami kesendirian semacam ini. Bagaimana Anda dapat menanggung pencobaan apa pun dan memperoleh kehidupan kekal? Moroni 7 menjelaskan bagaimana iman, harapan, dan kasih amal adalah penting untuk memperoleh karunia-karunia ini.