Kebenaran yang Dipulihkan
Suatu Malam Bersama Penatua Richard J. Maynes
Kebaktian Sedunia untuk Dewasa Muda • 1 Mei 2016 • Tabernakel Salt Lake
Brother dan sister, saya senang mendengar kisah keinsafan istri saya, Nancy, serta betapa besar Penglihatan Pertama Joseph Smith dan Kitab Mormon telah memengaruhi kesaksian awal dan keinsafannya. Saya senantiasa bersyukur atas kesempatan berperan serta sebagai misionaris dalam memperkenalkan Injil Yesus Kristus kepadanya beberapa tahun setelah kembali dari misi penuh waktu saya. Seperti yang mungkin Anda bayangkan, saya senang bahwa segala sesuatu berjalan lancar bagi kami berdua. Kehidupan keluarga dan Gereja sangat penting bagi kami.
Saya menghargai dengan tulus tugas yang diberikan Presidensi Utama untuk berbicara kepada Anda malam ini. Saya merasa adalah penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa saya telah merasakan pengaruh dan bisikan Roh Kudus selama persiapan untuk pesan ini dan berharap agar apa yang dibagikan akan memberi manfaat rohani bagi Anda.
Pemulihan kegenapan Injil Yesus Kristus di zaman akhir telah diramalkan dan diprediksi oleh para nabi di sepanjang sejarah. Karena fakta itulah, Pemulihan Injil Yesus Kristus seharusnya tidak datang sebagai kejutan bagi mereka yang menelaah tulisan suci. Ada puluhan pernyataan nubuat di seluruh Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Kitab Mormon yang dengan jelas memprediksi dan menunjuk ke arah Pemulihan Injil. Contoh-contoh dari Perjanjian Lama terdapat dalam Ulangan,1 Yesaya,2 Yeremia,3 Yehezkiel,4 Daniel,5 Amos6, dan Maleakhi.7 Contoh-contoh dari Perjanjian Baru terdapat dalam kitab Matius,8 Markus,9 Kisah Para Rasul,10 Roma,11 Efesus,12 2 Tesalonika,13 dan Wahyu.14 Banyak nubuat lain yang mengarah pada Pemulihan Injil Yesus Kristus terdapat dalam Kitab Mormon. Contoh-contohnya terdapat dalam 1 Nefi,15 2 Nefi,16 Yakub,17 dan 3 Nefi.18
Salah satu contoh favorit saya mengenai nubuat-nubuat berkenaan dengan Pemulihan ini adalah dari kitab Daniel dalam Perjanjian Lama. Raja Nebukadnezar dari Babel mengepung dan menaklukkan Yerusalem pada kira-kira 586 S.M. Setelah menaklukkan Yehuda, Raja Nebukadnezar memerintahkan salah satu kepala istana, untuk mengumpulkan beberapa anak Israel untuk melayani di istananya sebagai penasihat. Raja menyebutkan bahwa kelompok pilihan ini hendaknya “memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja.”19
Di antara kelompok pilihan ini adalah Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Anda mungkin ingat bahwa sewaktu dalam penawanan para pemuda ini diberi nama Babel yang baru yaitu Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sebagai bagian dari indoktrinasi intensif ke dalam budaya Babel.
Raja Nebukadnezar berkesempatan untuk berkonsultasi dengan keempat pemuda dari Yudea ini. Tulisan suci memberi tahu kita bahwa “dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang raja tanyakan kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”20
Suatu malam saat raja tidur, dia mendapatkan sebuah mimpi. Dia terganggu oleh mimpi tersebut dan ingin mengetahui penafsirannya. Dia memutuskan untuk menguji para penasihatnya dengan mengajukan sebuah permintaan yang sangat tidak lazim. Dia memanggil orang-orang berilmu, ahli jampi, dan ahli sihir bersama-sama dan memerintahkan mereka untuk terlebih dahulu menceritakan kepadanya mengenai mimpinya dan kemudian menafsirkannya. Dia sangat serius mengenai permintaannya. Raja Nebukadnezar berkata kepada mereka, “Jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan dirobohkan menjadi timbunan puing.”21
Ketika orang-orang bijaksana pegawai Raja tidak dapat memberitahukan mimpi itu kepadanya, dan karenanya, jelas tidak dapat menafsirkan mimpi itu, dia menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua orang bijaksana dari Babel dimusnahkan, termasuk Daniel dan rekan-rekannya. Namun, Daniel berhasil meminta bertemu dengan raja dan meyakinkan dia untuk memberi mereka sedikit waktu dan dia akan menafsirkan mimpinya.
Daniel pulang ke rumah dan memberitahukan berita ini kepada rekan-rekannya. Mereka memohon kepada Tuhan untuk menyingkapkan rahasia dari penglihatan raja agar mereka dan semua orang bijaksana di Babel tidak akan binasa. Tulisan suci membagikan hasil dari permohonan itu: “Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit.”22
Setelah memuji dan berterima kasih kepada Allah, Daniel mencari Ariokh, pemimpin pengawal raja, dan berkata kepadanya, “Orang-orang bijaksana di Babel itu jangan kaulenyapkan! Bawalah aku menghadap raja, maka aku akan memberitahukan kepada raja makna itu.”23
Ariokh bergegas membawa Daniel ke hadapan raja dan berkata, “Aku telah mendapat seorang dari antara orang-orang buangan dari Yehuda, yang dapat memberitahukan makna itu kepada raja.”24
Ketika Daniel dihadapkan kepada raja, raja mengajukan kepada Daniel pertanyaan berikut: “Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?”25
Daniel menjawab, mengatakan:
“Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum;
“Tetapi di surga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini.”26
Daniel kemudian menyingkapkan mimpi itu kepada Raja Nebukadnezar. Dia menyatakan:
“Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.
Ada pun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga,
sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.
Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.”27
Setelah menceritakan isi dari mimpi itu kepada Raja Nebukadnezar, Daniel kemudian melanjutkan dengan memberikan penafsiran mimpi itu kepada raja. Daniel menyatakan:
“Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan.
Dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di mana pun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu—tuankulah kepala yang dari emas itu.”28
Daniel melanjutkan dengan menjelaskan kepada raja berbagai kerajaan yang akan muncul setelah kerajaannya, yang dilambangkan dengan dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, dan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
Sekarang terdapat nubuat berkenaan dengan Pemulihan Injil Yesus Kristus dan ditegakkannya kerajaan Allah di zaman terakhir. Daniel menyatakan:
“Tetapi pada zaman raja-raja [merujuk pada zaman terakhir], Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.
“Tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai.”29
Brother dan sister, Pemulihan dan pertumbuhan Gereja serta Injil Yesus Kristus selanjutnya di zaman terakhir ini adalah awal dari penggenapan nubuat terperinci ini yang dibagikan oleh nabi Daniel zaman dahulu.
Sekarang mari kita simak apa yang terjadi kira-kira 2.400 tahun setelah pemerintahan Raja Nebukadnezar ke masa sebelum Pemulihan Injil Yesus Kristus. Izinkan saya membagikan kepada Anda sedikit konteks sejarah yang terjadi sebelum Penglihatan Pertama Joseph Smith.
Kakek Joseph Smith, Asael Smith, adalah seorang prajurit dalam tentara Amerika selama Perang Revolusi dan menyaksikan langsung lahirnya bangsa yang baru.
Orangtua Joseph Smith, Joseph Sr. dan Lucy Mack, masih anak-anak ketika Undang-Undang Dasar Amerika Serikat disahkan pada tahun 1788, termasuk Amandemen Pertama tahun 1791, yang menjamin bahwa pemerintah tidak akan mengendalikan agama dan agama tidak akan mengendalikan pemerintah.
Oleh karena itu, agama di Amerika Serikat tidak berada di bawah kendali pemerintah pusat, dan karena pemerintah tidak mendukung agama tertentu maka pria dan wanita Amerika bebas memilih agama apa pun atau tanpa agama sama sekali.
Asael Smith kemudian bersukacita atas kebebasan menjalankan agama di negara yang baru itu. Dia menyatakan, “[Allah] telah membimbing kami selama revolusi yang luar biasa dan telah membawa kami ke negeri damai dan bebas yang dijanjikan.”30
Setelah Revolusi Amerika, perubahan dalam transportasi, komunikasi, dan industri membantu menciptakan sebuah kebudayaan dari sebuah republik dalam sebuah bangsa yang baru. Bank-bank didirikan untuk membiayai perusahaan baru dalam pasar ekonomi yang bebas dan terbuka.
Seiring perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan budaya Amerika, serangkaian kebangkitan keagamaan yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun mulai muncul pada akhir tahun 1790-an, yang dikenal oleh sejarawan sebagai Kebangkitan Besar Kedua. Kebangkitan-kebangkitan ini sering melibatkan pertemuan-pertemuan keagamaan yang diadakan di lapangan terbuka, pengkhotbahan yang bersemangat dan emosional, dan penginsafan orang-orang dalam jumlah besar. Gereja-gereja yang memperoleh manfaat terbesar dari Kebangkitan Besar Kedua adalah Gereja Baptis dan Gereja Metodis, yang menolak ajaran Calvin yang populer mengenai takdir sebagaimana diajarkan di gereja-gereja Protestan pada masa itu. Para pengikut Calvin menganggap Allah sebagai penguasa berdaulat yang secara misterius menentukan takdir keselamatan pria dan wanita. Bagi pengikut Calvin, karena Kejatuhan, pria dan wanita adalah pendosa yang jahat dan tidak berdaya untuk memilih keselamatan melalui Kristus.
Namun, selama Kebangkitan Besar Kedua, Gereja Baptis dan Gereja Metodis mengkhotbahkan Allah yang lebih baik hati dan menekankan keselamatan sebagai pilihan perorangan. Pandangan mengenai keselamatan pribadi ini sebagian besar berasal dari teologi Arminius, atau ajaran dari seorang teolog Belanda bernama Jacobus Arminius. Arminius, dan kemudian para pemimpin keagamaan di Amerika, percaya akan kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada individu-individu dengan kemampuan untuk memilih Kristus dan bahwa Dia perkasa untuk menyelamatkan semua yang memilih untuk diselamatkan.31
Adalah melalui konsep keselamatan yang bertentangan inilah keluarga Joseph Smith mencoba memahami komitmen keagamaan mereka. Kakek dan ayah Joseph Smith, Asael dan Joseph Sr., setuju dengan pandangan Arminius mengenai Allah yang baik hati dan penyayang. Asael Smith kemudian menulis, “Yesus Kristus dapat menyelamatkan semua orang.”32 Asael dan Joseph Sr. menganggap diri mereka sebagai orang yang percaya akan konsep Universal dan percaya bahwa Allah akan menebus seluruh umat manusia tanpa pengecualian—yang pada dasarnya berlawanan dengan pandangan para pengikut Calvin mengenai keselamatan.
Latar belakang keagamaan Lucy Mack tidak diketahui sebelum tahun 1802, ketika dia tiba-tiba menderita penyakit parah dan berjanji kepada Allah bahwa dia akan berbuat dengan segenap kemampuannya untuk melayani-Nya jika nyawanya diselamatkan. Setelah dia sembuh dari penyakitnya, Lucy Mack kemudian menulis, “Saya hanya berbicara sedikit mengenai masalah agama meskipun itu sepenuhnya mengisi pikiran saya.”33 Joseph Sr. dan Lucy Mack pada akhirnya pindah dari kota ke kota mencari baik keselamatan jasmani maupun rohani.
Selama masa perpindahan dari kota ke kota yang tidak stabil inilah, Joseph Smith Jr. lahir di Sharon, Vermont, pada 23 Desember 1805. Akhirnya keluarga Smith menetap di Palmyra, New York, kemudian tinggal di Manchester di dekatnya. Keluarga Smith mendapati banyak kegiatan keagamaan dekat kampung halaman baru mereka. Gereja Baptis, Gereja Presbiterian, dan Gereja Metodis semuanya mengalami pertumbuhan yang signifikan di area tersebut antara tahun 1816 dan 1821, yang mengakibatkan terbentuknya jemaat Presbiterian baru, pembangunan sebuah gedung pertemuan Metodis yang baru, serta keinsafan ratusan pria dan wanita.
Lucy Mack mencoba Presbiterianisme, tetapi dia mengatakan, “semuanya hampa.” Dia kemudian mencoba Metodisme, tetapi Joseph Sr. tidak mendorong dia untuk melanjutkannya, karena dia dan ayahnya, Asael, tidak terlalu percaya apa yang mereka ajarkan. Walaupun keluarga Smith tidak bergabung dengan gereja mana pun, mereka berusaha mengajarkan kepada anak-anak mereka asas-asas Kristen di rumah, termasuk pembacaan Alkitab dan doa pribadi.34
Joseph Smith Jr. menghadiri beberapa pertemuan kebangkitan keagamaan bersama keluarganya sewaktu masih kecil. Dia sangat terpengaruh oleh ajaran-ajaran dan diskusi-diskusi dari ayahnya, yang mencari namun tidak dapat menemukan di antara kebangkitan keagamaan itu gereja apa pun yang diorganisasi seperti zaman dahulu yang berlandaskan pada Yesus Kristus dan para Rasul-Nya. Joseph selalu mendengarkan dan merenungkan saat penelaahan Alkitab bersama keluarga. Pada usia 12 tahun, dia mulai khawatir mengenai dosa-dosanya dan keselamatan jiwa bakanya, yang menuntun dia menyelidiki tulisan suci sendiri.
Ketika Joseph Jr. berusia 14 tahun, dia mencatat:
“Aku pada suatu hari membaca Surat Yakobus, pasal pertama ayat kelima, yang berbunyi: Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati, dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya.
“Tidak pernah petikan tulisan suci apa pun datang dengan kekuatan yang lebih besar ke hati manusia daripada ini pada waktu ini ke hatiku. Itu tampaknya masuk dengan kekuatan yang besar ke dalam setiap perasaan hatiku. Aku memikirkannya lagi dan lagi, mengetahui bahwa jika siapa pun membutuhkan kebijaksanaan dari Allah, akulah itu.”35
Joseph akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Allah.
Joseph menulis atau mendiktekan empat laporan yang diketahui mengenai Penglihatan Pertamanya. Selain itu, orang-orang yang tinggal di masanya mencatat ingatan mereka tentang apa yang mereka dengar Joseph katakan mengenai penglihatan tersebut; lima laporan tersebut diketahui. Adalah suatu berkat memiliki laporan-laporan ini. Itu membuat Penglihatan Pertama Joseph sebagai penglihatan yang didokumentasikan paling baik dalam sejarah. Saya mengimbau Anda untuk mengunjungi history.lds.org untuk mempelajari lebih banyak mengenai laporan-laporan tersebut dan melihat bagaimana gabungan laporan itu memberikan gambaran yang lebih jelas.
Artikel Topik Injil “Laporan Penglihatan Pertama” menyatakan: “Berbagai laporan mengenai Penglihatan Pertama menceritakan sebuah kisah yang konsisten, walaupun secara wajar laporan-laporan tersebut berbeda dalam penekanan dan perincian. Sejarawan mengharapkan bahwa ketika seseorang menceritakan kembali suatu pengalaman dalam sejumlah tatanan kepada hadirin yang berbeda dalam rentang waktu beberapa tahun, masing-masing kisah akan menekankan beragam aspek pengalaman tersebut dan memuat perincian-perincian yang unik. Sesungguhnya, perbedaan-perbedaan yang serupa dengan yang ada dalam kisah-kisah Penglihatan Pertama ada dalam sejumlah laporan tulisan suci mengenai penglihatan Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus dan pengalaman para Rasul di Gunung Perubahan Rupa. Namun terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, suatu konsistensi dasar tetap ada di semua catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama. Beberapa orang telah berdebat secara keliru bahwa variasi apa pun dalam menceritakan kembali suatu kisah merupakan bukti dari pemalsuan. Sebaliknya, catatan sejarah yang kaya tersebut memungkinkan kita belajar lebih banyak mengenai peristiwa luar biasa ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu didokumentasikan dengan kurang baik.”36
Saya ingin secara ringkas meninjau bersama Anda empat laporan yang ditulis atau didiktekan oleh Joseph Smith.
Pertama, laporan tahun 1832 adalah laporan yang ditulis paling awal mengenai Penglihatan Pertama. Ini adalah bagian dari autobiografi enam lembar, yang sebagian besar ditulis sendiri oleh Joseph. Dokumen ini telah dimiliki Gereja sejak ditulis. Setelah perjalanan ke Barat, dokumen ini tetap tersimpan dalam kotak penyimpanan selama beberapa tahun dan kemudian umumnya tidak diketahui hingga dokumen ini diterbitkan dalam sebuah tesis seorang mahasiswa untuk gelar master pada tahun 1965. Sejak itu dokumen ini telah diterbitkan berulang kali, termasuk dalam LDS.org dan dalam Joseph Smith Papers. Dalam dokumen ini Joseph menceritakan mengenai perasaan tertekan karena tidak mengetahui bagaimana dia bisa menerima pengampunan dari Juruselamat. Dia bersaksi, “Tuhan membuka surga bagi saya dan saya melihat Tuhan,”37 yang sebagian orang menafsirkan itu berarti bahwa dia merujuk pada penampakan satu-satunya makhluk ilahi, walaupun, ketika dibaca dari sudut pandang dokumen-dokumen lain, frasa ini dapat dipahami mengandung arti bahwa Allah Bapa membuka surga dan memperkenalkan Putra-Nya, Yesus Kristus, kepada Joseph.
Laporan ini menekankan dengan luar biasa Pendamaian Juruselamat dan penebusan pribadi yang Dia tawarkan kepada Joseph. Kisah ini sebagian berbunyi: “Tuhan membuka surga kepadaku dan aku melihat Tuhan dan Dia berbicara kepadaku mengatakan, ‘Joseph putra-Ku dosa-dosamu diampuni bagimu .… Aku disalib untuk dunia agar semua orang yang percaya pada nama-Ku boleh memiliki kehidupan kekal.’” Joseph bersaksi bahwa dia mengalami sukacita dan kasih tetapi tidak menemukan seorang pun yang percaya. “Jiwaku dipenuhi dengan kasih dan selama berhari-hari aku dapat bersukacita dengan sukacita besar dan Tuhan menyertaiku, tetapi tidak menemukan seorang pun yang mau memercayai penglihatan surgawi. Namun demikian, aku merenungkan hal-hal ini dalam hatiku.”38
Selanjutnya, laporan tahun 1835 adalah keterangan Joseph mengenai penglihatannya kepada Robert Matthews, seorang pengunjung ke Kirtland tahun 1835. Ini dicatat dalam jurnal Joseph oleh juru tulisnya. Ini tidak dimasukkan dalam edisi awal sejarah Joseph dan diterbitkan pertama kali dalam BYU Studies pada tahun 1960-an. Dalam laporan ini, Joseph bersaksi bahwa Allah menampakkan diri kepadanya terlebih dahulu dan kemudian dia juga melihat Juruselamat: “Aku berseru kepada Tuhan dalam doa yang sungguh-sungguh. Sebuah tiang api muncul di atas kepalaku; itu berada di hadapanku dan mengisiku dengan sukacita yang tak terucapkan. Seorang sosok muncul di tengah-tengah tiang nyala api yang mengelilingiku, namun tidak membakarku. Sosok lain segera muncul seperti yang pertama; Dia berkata kepadaku, ‘Dosa-dosamu diampuni bagimu.’” Dalam laporan ini, Joseph juga mencatat, “Aku melihat banyak malaikat dalam penglihatan ini.”39
Selanjutnya, laporan tahun 1838 adalah laporan yang dikenal paling baik dan berasal dari Sejarah Naskah Joseph. Draf pertama ditulis setelah Joseph melarikan diri dari Kirtland pada awal tahun 1838, dan draf kedua tidak lama setelah dia menyelamatkan diri dari Missouri tahun 1839. Jadi itu ditulis selama masa pertentangan besar. Itu diterbitkan pertama kali pada tahun 1842 dalam Times and Seasons. Itu juga dimasukkan dalam Mutiara yang Sangat Berharga tahun 1851, yang awalnya merupakan sebuah pamflet untuk para Orang Suci di Inggris, kemudian dikanonisasi sebagai tulisan suci untuk semua Orang Suci tahun 1880.
Banyak draf tentang laporan ini telah diterbitkan dalam Joseph Smith Papers. Seperti laporan tahun 1835, pertanyaan kunci mengenai laporan ini adalah gereja mana yang benar. Sebagai sejarah tentang Gereja, dan bukan hanya mengenai Joseph, laporan ini “berfokus pada penglihatan sebagai awal dari ‘kebangkitan dan kemajuan Gereja.’”40 Oleh karena itu, ini tidak mencakup informasi mengenai pengampunan pribadi yang disebutkan dalam dua laporan sebelumnya.
Dan akhirnya, laporan tahun 1842 adalah tanggapan terhadap sebuah permintaan informasi dari John Wentworth, editor dari Chicago Democrat. Joseph menulis surat kepadanya yang mencantumkan tidak saja Pasal-Pasal Kepercayaan tetapi juga keterangan mengenai Penglihatan Pertamanya. Surat itu diterbitkan dalam Times and Seasons pada tahun 1842. Dengan izin dari Joseph, surat itu diterbitkan kembali pada tahun 1843 oleh sejarawan Israel, Daniel Rupp, dalam bukunya mengenai gereja-gereja Kristen di Amerika Serikat. Kisah ini diperuntukkan bagi pembaca yang tidak familier dengan kepercayaan Mormon. Itu ditulis selama periode damai dalam pertentangan yang Nabi hadapi.
Seperti dengan laporan lain, Joseph menyebutkan kebingungan yang dia alami dan munculnya dua sosok sebagai jawaban terhadap doanya: “Aku diliputi dengan sebuah penglihatan surgawi dan melihat dua sosok mulia yang sangat mirip satu dengan yang lainnya, dikelilingi dengan cahaya cemerlang yang melebihi sinar matahari di siang hari. Mereka mengatakan kepadaku bahwa semua sekte keagamaan percaya akan ajaran-ajaran yang salah, dan bahwa tidak satu pun darinya mengakui Allah sebagai gereja dan kerajaan-Nya. Dan saya diperintahkan langsung untuk ‘tidak bergabung dengan mereka,’ pada saat yang sama menerima sebuah janji bahwa kegenapan Injil akan segera dimaklumkan kepadaku.”41
Sungguh merupakan berkat memiliki laporan-laporan ini mengenai Penglihatan Pertama Joseph. Seperti Injil-Injil dalam Perjanjian Baru yang bersama-sama memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kehidupan dan pelayanan Kristus, masing-masing dari laporan yang menggambarkan mengenai Penglihatan Pertama Joseph menambahkan detail dan perspektif unik terhadap pengalaman secara keseluruhan. Secara gabungan itu menceritakan kisah yang konsisten dan selaras mengenai Joseph. Itu semua menekankan bahwa terdapat kebingungan dan perselisihan di antara gereja-gereja Kristen, bahwa Joseph berhasrat untuk mengetahui yang mana (jika ada) adalah benar, bahwa dia menyelidiki tulisan suci dan berdoa, bahwa sebuah cahaya turun dari surga, dan bahwa makhluk-makhluk ilahi menampakkan diri serta menjawab doanya.
Sekarang marilah kembali dan meneliti secara detail laporan Penglihatan Pertama Joseph versi tulisan suci tahun 1838. Ini merupakan pengalaman pembelajaran paling kuat yang dapat seseorang miliki di bumi. Pengalaman ini telah mengubah kehidupan Joseph, itu telah mengubah kehidupan saya, dan saya tahu itu telah atau akan mengubah kehidupan Anda sewaktu Anda pergi kepada Tuhan untuk penegasan akan kenyataannya.
“Pada akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa aku mesti apakah tetap dalam kegelapan dan kekacauan, atau kalau tidak aku mesti melakukan sebagaimana Yakobus arahkan, yaitu, meminta kepada Allah. Aku pada akhirnya sampai pada kebulatan tekad untuk “meminta kepada Allah,” menyimpulkan bahwa jika Dia memberikan kebijaksanaan kepada mereka yang kekurangan kebijaksanaan, dan akan memberikan dengan murah hati, dan tidak membangkit-bangkit, bolehlah aku berani coba.
Jadi, selaras dengan hal ini, kebulatan tekadku untuk meminta kepada Allah, aku pergi ke hutan untuk melakukan usaha itu. Adalah di pagi hari pada suatu hari yang indah, yang terang, di awal musim semi tahun seribu delapan ratus dan dua puluh. Adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku telah melakukan usaha seperti itu, karena di tengah segala kegelisahanku aku belum pernah sampai saat itu melakukan usaha untuk berdoa dengan bersuara.
Setelah aku mengasingkan diri ke tempat yang telah aku sebelumnya rancang untuk pergi, setelah melihat di sekitarku, dan mendapati diriku seorang diri, aku berlutut dan mulai menyampaikan hasrat hatiku kepada Allah. Aku baru saja melakukan demikian, ketika dengan segera aku dicekam oleh suatu kekuatan yang seutuhnya menguasaiku, dan memiliki pengaruh yang demikian mencengangkan ke atas diriku yang mengikat lidahku sehingga aku tidak dapat berbicara. Kegelapan yang pekat berkumpul di sekitarku, dan tampaknya bagiku untuk sesaat seolah-olah aku terhukum untuk penghancuran yang tiba-tiba.
Tetapi, mengerahkan segala kekuatanku untuk meminta kepada Allah untuk membebaskanku dari kekuatan musuh ini yang telah mencekamku, dan pada saat yang tepat ketika aku siap untuk tenggelam ke dalam keputusasaan dan memasrahkan diriku pada kehancuran—bukan pada keruntuhan khayalan, tetapi pada kekuatan makhluk sebenarnya dari dunia yang tak kelihatan, yang memiliki kekuatan yang sedemikian menakjubkannya seperti yang tidak pernah sebelumnya aku rasakan pada makhluk apa pun—tepat pada saat kegentaran yang hebat ini, aku melihat seberkas tiang cahaya persis di atas kepalaku, melebihi kecemerlangan matahari, yang turun secara bertahap sampai jatuh ke atas diriku.
Segera setelah itu tampak aku mendapati diriku dibebaskan dari musuh yang mengekangku. Ketika cahaya itu berhenti di atas diriku aku melihat dua Sosok, yang kecemerlangan dan kemuliaan Mereka tak teruraikan, berdiri di atas diriku di udara. Salah seorang dari Mereka berfirman kepadaku, memanggilku dengan nama dan berfirman, menunjuk kepada yang lain—Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!
“Sasaranku pergi bertanya kepada Tuhan adalah untuk mengetahui yang mana dari semua sekte itu yang benar, agar aku boleh mengetahui ke mana harus bergabung. Segera, oleh karena itu, setelah aku memperoleh penguasaan atas diriku, sehingga sanggup untuk berbicara, aku bertanya kepada Sosok-Sosok yang berdiri di atas diriku dalam cahaya itu, yang mana dari semua sekte itu yang benar (karena pada waktu ini tidak pernah masuk ke dalam hatiku bahwa semuanya adalah keliru)—dan yang dengannya aku hendaknya bergabung.
Aku dijawab bahwa aku mesti tidak bergabung dengan yang mana pun darinya, karena semuanya keliru.”42
Sebagaimana dinyatakan dalam dokumen “Laporan Penglihatan Pertama” yang terdapat dalam LDS.org, “Joseph Smith bersaksi berulang kali bahwa dia memiliki penglihatan yang luar biasa tentang Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Tidak ada kebenaran tentang Penglihatan Pertama maupun argumentasi yang menentangnya yang dapat dibuktikan hanya melalui riset sejarah saja. Mengetahui kebenaran tentang kesaksian Joseph Smith mengharuskan setiap pencari kebenaran yang tulus untuk menelaah catatan tersebut dan kemudian menjalankan cukup iman kepada Kristus untuk menanyakan kepada Allah dalam doa yang tulus dan rendah hati apakah catatan itu benar. Jika pencari kebenaran memohon dengan niat yang sungguh-sungguh untuk bertindak berdasarkan jawaban yang diungkapkan oleh Roh Kudus, kebenaran tentang penglihatan Joseph Smith akan dinyatakan. Dengan cara ini, setiap orang dapat mengetahui bahwa Joseph Smith berbicara dengan jujur ketika dia menyatakan, ‘Aku telah melihat suatu penglihatan, aku mengetahuinya, dan aku tahu bahwa Allah mengetahuinya, dan aku tidak dapat menyangkalnya.’” [Joseph Smith—History 1:25].”43
Menurut Presiden Joseph F. Smith, “Kejadian terbesar yang pernah terjadi di dunia sejak kebangkitan Putra Allah dari kubur dan kenaikan-Nya ke surga, adalah kedatangan Bapa dan Putra kepada pemuda Joseph Smith.”44
Brother dan sister, sungguh merupakan pengalaman yang menakjubkan dan juga mencerahkan untuk menganalisis apa yang sesungguhnya kita pelajari dari pengalaman Joseph Smith yang sakral dan mengesankan ini. Saya ingin membagikan kepada Anda beberapa contoh kebenaran yang kita pelajari dari Penglihatan Pertama Joseph Smith mengenai sifat kekal Bapa Surgawi kita; Putra-Nya, Yesus Kristus; kenyataan tentang Setan; dan pertentangan antara yang baik dan yang jahat, juga aspek-aspek penting lain dari rencana besar keselamatan.
Kita mempelajari bahwa tulisan suci benar dan dapat dipahami dengan jelas dan diterapkan dalam kehidupan kita.
Kita mempelajari bahwa merenungkan tulisan suci mendatangkan kuasa dan wawasan.
Kita mempelajari bahwa pengetahuan sendiri tidaklah cukup; bertindak berdasarkan apa yang kita ketahui menyebabkan kita menerima berkat-berkat Allah.
Kita belajar untuk menaruh kepercayaan kita kepada Allah dan bersandar kepada-Nya untuk jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling penting dalam kehidupan dan tidak menempatkan kepercayaan kita pada manusia.
Kita mempelajari bahwa doa dijawab sesuai iman kita yang teguh dan sesuai dengan kehendak Bapa Surgawi.
Kita mempelajari kenyataan akan adanya Setan dan bahwa dia memiliki kuasa yang nyata untuk memengaruhi dunia jasmani, termasuk kita.
Kita mempelajari bahwa kuasa Setan terbatas dan dapat dikalahkan oleh kuasa Allah.
Kita mempelajari bahwa Setan tidak akan pernah berhenti mencoba menghancurkan pekerjaan Allah dan bahwa Setan pastilah mengetahui pentingnya Joseph Smith dalam perannya sebagai Nabi Pemulihan.
Kita mempelajari bahwa kita dapat mengatasi Setan dengan berseru kepada Allah dan menempatkan iman serta kepercayaan penuh kita pada Tuhan.
Kita mempelajari bahwa di mana ada terang, kegelapan harus lenyap.
Kita mempelajari bahwa Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua makhluk individu yang terpisah dan berbeda, yang memiliki bentuk dan rupa yang mirip satu sama lain.
Kita mempelajari bahwa kita diciptakan menurut rupa Allah.
Kita mempelajari bahwa Kristus telah bangkit.
Kita mempelajari bahwa Allah mengenal kita secara pribadi dan memahami kebutuhan serta keprihatinan kita. Dia menyebut nama Joseph.
Kita mempelajari mengenai hubungan yang ada antara Allah Bapa dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Yesus tunduk pada Bapa-Nya, dan Bapa berkomunikasi dengan manusia fana di bumi ini melalui Putra-Nya, Yesus Kristus.
Kita mempelajari bahwa Yesus Kristus dikasihi oleh Bapa-Nya dengan menyebut Yesus sebagai Putra Terkasih-Nya.
Kita mempelajari bahwa Gereja Yesus Kristus sejati seperti yang pada awalnya Dia organisasi tidak ditemukan di bumi pada masa Joseph Smith, yang menegaskan kenyataan akan Kemurtadan Besar yang telah diramalkan oleh Paulus sang Rasul.
Kita mempelajari bahwa ketika kita cukup peduli untuk menghasratkan arahan dari Allah dalam kehidupan kita, Dia akan mengungkapkan jalan yang murni bagi kita. Di masa Joseph semua gereja dan organisasi keagamaan tidak ada yang benar.
Kita mempelajari bahwa setiap dispensasi waktu menerima penglihatan, berkat-berkat, dan kemuliaan Allah.
Kita mempelajari wawasan mengenai bagaimana Allah memilih para nabi-Nya.
Kita mempelajari bahwa Allah memilih yang murni hatinya, yang saleh dan memiliki hasrat yang benar untuk melakukan pekerjaan-Nya, mengukuhkan ajaran dari Alkitab bahwa Allah melihat pada hati dan tidak memilih berdasarkan penampilan lahiriah atau status atau kedudukan sosial.
Brother dan sister, Penglihatan Pertama adalah kunci untuk membuka kunci bagi banyak kebenaran yang telah tersembunyi selama berabad-abad. Marilah kita tidak melupakan maupun meremehkan banyak kebenaran berharga yang telah kita pelajari dari Penglihatan Pertama Joseph Smith.
Penampakan Allah Bapa dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, kepada Joseph Smith telah memulai dispensasi kegenapan waktu. Kita hendaknya membagikan peristiwa sakral ini dan hal-hal yang telah kita pelajari darinya kepada semua orang yang kita kasihi dan pedulikan.
Berikut adalah dua pertanyaan yang dapat Anda pertimbangkan, jawab, dan bagikan di media sosial menggunakan #LDSdevo.
-
Kebenaran-kebenaran apa yang telah Anda pelajari dari Penglihatan Pertama Joseph Smith?
-
Bagaimana Tuhan telah menjawab Anda sewaktu Anda mencari kebenaran dan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang Anda miliki?
Saya senang sekali membaca apa yang akan Anda bagikan mengenai topik yang signifikan dan pertanyaan-pertanyaan penting ini.
Saya akan mengakhiri dengan membagikan kepada Anda sebuah kebenaran lain yang saya pelajari karena berfokus pada Penglihatan Pertama Joseph Smith saat mengajar para misionaris penuh-waktu.
Beberapa tahun yang lalu saya memiliki kesempatan istimewa melayani dalam Presidensi Area Filipina. Para anggota Presidensi Area bergiliran berbicara pada kebaktian yang diadakan di Pusat Pelatihan Misionaris di Manila. Para misionaris penuh waktu yang baru dipanggil datang ke Manila dari kira-kira 14 negara yang berbeda di seluruh negara Asia dan Lingkar Pasifik.
Menjelang akhir tugas kami di Filipina, kami menikmati satu kesempatan terakhir kami untuk berbicara kepada para misionaris dalam kebaktian PPM. Saya tidak akan pernah melupakan duduk di belakang mimbar melihat ke arah jemaat yang terdiri dari para misionaris penuh waktu yang luar biasa ini. Saya berdoa memohon ilham agar dapat membagikan kepada mereka sesuatu yang akan membantu mereka memahami makna penting pekerjaan yang akan mereka lakukan. Sewaktu saya merenungkan mengenai apa yang akan saya katakan, mata saya tertuju pada dinding auditorium. Di sana terdapat sebuah gambar yang barangkali telah Anda lihat tergantung dalam gedung pertemuan Anda. Itu adalah lukisan terkenal oleh Del Parson mengenai Penglihatan Pertama Joseph Smith. Itu menggambarkan pemuda Joseph Smith berusia 14 tahun yang berlutut di Hutan Sakral, menerima petunjuk-petunjuk dari Bapa Surgawi dan Yesus Kristus.
Saya mengawali pesan saya kepada para misionaris dengan menunjuk ke arah lukisan Penglihatan Pertama oleh Del Parson dan menjelaskan kepada mereka bahwa Joseph Smith, pada saat itu, berlutut di Hutan Sakral, yang berdoa bagi pengarahan dalam kehidupannya, melambangkan semua simpatisan pencari kebenaran, baik di masa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Mengapa? Karena dia memiliki pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang dimiliki oleh semua simpatisan yang jujur dan tulus. Ketika menanyakan kepada Tuhan yang mana di antara semua gereja yang benar, sesungguhnya dia sedang mencari kebenaran. Dia mencari apa tujuan kehidupannya. Dia mencari rencana besar keselamatan Bapa Surgawi.
Adakah misionaris yang berwenang di bumi, pada saat Joseph mengucapkan doa yang tulus itu, untuk menjawab pertanyaannya? Tidak ada. Oleh karena itu, pada saat yang sakral itu, Bapa Surgawi dan Putra Terkasih-Nya, Yesus Kristus, menampakkan diri dan menjawab permintaan pemuda Joseph, dan Pemulihan kegenapan Injil Yesus Kristus dimulai.
Seperti Joseph Smith, simpatisan yang kemungkinan besar akan membuat dan memenuhi komitmen mereka dan pada akhirnya berlanjut dengan baptisan adalah mereka yang secara aktif mencari kebenaran dan ingin mengetahui apa tujuan mereka di bumi ini. Ini bukan saja pelajaran yang penting bagi misionaris penuh waktu tetapi juga untuk kita pelajari sewaktu kita membagikan Injil. Perlu juga disimak bahwa banyak dari mereka yang mencari pengarahan dan yang ingin mengetahui apa tujuan dalam kehidupan diwakili oleh kelompok usia yang menghadiri kebaktian ini. Mereka adalah teman-teman dan rekan Anda. Istri saya, Nancy, termasuk salah seorang di antara kelompok usia yang sama dengan Anda yang mencari kebenaran dan ingin mengetahui tujuan kehidupan.
Teman-teman muda saya, sungguh merupakan berkat yang luar biasa kita semua dilahirkan di masa ketika Injil Yesus Kristus telah dipulihkan ke bumi dalam kegenapannya. Saya bersaksi kepada Anda dan kesaksian saya adalah bahwa Joseph Smith telah dikunjungi oleh Allah Bapa dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, pada hari musim semi yang indah itu tahun 1820. Saya bersaksi bahwa informasi sakral yang Mereka berikan dan yang Joseph terima dengan rendah hati semuanya adalah penggenapan akan pernyataan nubuat yang disampaikan oleh para nabi kudus di sepanjang sejarah di bumi. Saya juga bersaksi bahwa kebebasan beragama yang disediakan dengan diciptakannya dan didirikannya Amerika Serikat telah membantu mempersiapkan jalan bagi Pemulihan. Selanjutnya saya bersaksi akan kebenaran perkataan Presiden Gordon B. Hinckley yang merujuk pada Penglihatan Pertama ketika dia menyatakan, “Joseph Smith telah mempelajari di menit-menit itu, baik itu dalam waktu yang panjang atau singkat, lebih banyak mengenai sifat Allah daripada yang telah dipelajari oleh semua teolog terpelajar mana pun di sepanjang masa.”45 Sungguh merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kita semua untuk membagikan kesaksian kita mengenai Pemulihan kegenapan Injil Yesus Kristus di zaman akhir ini.
Brother dan sister, kebenaran telah dipulihkan, dalam nama Yesus Kristus, amin.
© 2016 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved. Persetujuan bahasa Inggris: 3/16. Persetujuan penerjemahan: 3/16. Terjemahan dari “The Truth Restored.” Bahasa Indonesia. PD60001510 299