Kebaktian Natal
Pemberitahuan Kenabian tentang Kelahiran Kristus


9574:0

Pemberitahuan Kenabian tentang Kelahiran Kristus

Pada saat Natal, kita orang-orang percaya merayakan kelahiran Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Bapa Yang Kekal. Sebagai bagian dari Kebaktian Natal Presidensi Utama ini yang menetapkan pola bagi perayaan kita, saya akan berbicara tentang pemberitahuan kenabian mengenai kelahiran-Nya.

Tidak ada pemberitahuan yang lebih signifikan daripada penampakan malaikat kepada Maria.

“Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan” (Lukas 1:30–33).

Kelahiran dan kehidupan serta kematian fana Putra Allah adalah esensial dalam rencana Bapa Surgawi kita “untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia” (Musa 1:39). Sebelum bumi diciptakan, Yesus Kristus dipilih untuk mengalami kehidupan fana dan menjadi Juruselamat yang diperlukan untuk melaksanakan rencana itu (lihat Musa 4:2). Bapa Adam diperintahkan untuk memberikan pengurbanan sebagai “suatu kemiripan dari pengurbanan Anak Tunggal Bapa, yang penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. Karenanya [Dia diajari], engkau akan melakukan semua yang engkau lakukan dalam nama Putra, dan engkau akan bertobat dan meminta kepada Allah dalam nama Putra sepanjang masa” (Musa 5:7–8).

Dalam kitab Musa kita juga membaca penjelasan Allah mengenai hal ini, “rencana keselamatan-(Nya) bagi semua orang, melalui darah Anak Tunggal-Ku, yang akan datang pada pertengahan zaman” (Musa 6:62). Allah Bapa memerintahkan kita untuk bertobat dan dibaptiskan “dalam nama Putra Tunggal-Ku, yang penuh kasih karunia dan kebenaran, yang adalah Yesus Kristus, satu-satunya nama yang akan diberikan di kolong langit, yang dengannya keselamatan akan datang kepada anak-anak manusia” (Musa 6:52).

Yesaya, nabi besar dari Perjanjian Lama, memberitahukan kelahiran Mesias di masa datang. “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yesaya 7:14).

Yesaya juga menyatakan:

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Allah, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengukuhkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (Yesaya 9:6–7).

Kelahiran Kristus juga diwahyukan kepada para nabi Kitab Mormon. Enam ratus tahun sebelum kelahiran Juruselamat, Lehi mengajarkan bahwa Allah akan mengangkat di antara orang-orang Yahudi “seorang Mesias, atau dengan perkataan lain, seorang Juruselamat dunia” (1 Nefi 10:4).

Nabi Abinadi menyatakan:

“Karena lihatlah, tidakkah Musa bernubuat kepada mereka mengenai kedatangan Mesias, dan bahwa Allah akan menebus umat-Nya? Ya, dan bahkan semua nabi yang telah bernubuat sejak dunia dimulai—tidakkah mereka telah berbicara lebih kurang mengenai hal-hal ini?

Tidakkah mereka telah berkata bahwa Allah sendiri akan turun ke antara anak-anak manusia, dan mengambil ke atas diri-Nya bentuk manusia, dan pergi dalam kuasa dahsyat di atas muka bumi?” (Mosia 13:33–34).

Nabi Nefi mencatat bagaimana seorang malaikat memperlihatkan kepada dia seorang gadis di kota Nazaret, memaklumkan, “Lihatlah, gadis yang engkau lihat adalha ibu dari Putra Allah, menurut daging” (1 Nefi 11:18).

“Dan terjadilah [Nefi menulis] bahwa aku melihat bahwa dia dibawa pergi di dalam Roh; dan setelah dia dibawa pergi di dalam Roh untuk kurun waktu suatu masa malaikat itu berbicara kepadaku, mengatakan: Pandanglah!

Dan aku memandang dan melihat gadis itu lagi, sedang membopong seorang anak dalam lengannya.

Dan malaikat itu berkata kepadaku: Lihatlah Anak Domba Allah, ya, bahkan Putra Bapa Yang Kekal!” (1 Nefi 11:19–21; lihat juga Alma 7:9–10).

Kita semua familier dengan pemberitahuan pertama setelah kelahiran Yesus. Ada signifikansi besar dalam fakta bahwa pemberitahuan surgawi ini adalah kepada kelompok yang, kita diberi tahu, adalah orang-orang yang paling hina dalam tatanan sosial di zaman itu.

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud .…

Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya:

Kemuliaan bati Allah di tempat yang mahatinggi” (Lukas 2:8–11, 13–14).

Kelahiran Juruselamat diikuti dalam beberapa hari dengan pemberitahuan kepada dua orang yang paling saleh—pekerja bait suci sebagaimana kita menyebut mereka saat ini:

“Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,

Dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Di ayang diurapi Tuhan.

Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,

Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:

“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,

sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu” (Lukas 2:25–30).

Pemberitahuan kedua adalah kepada seorang perempuan saleh, juga di bait suci. Hana, yang tulisan sebut “seorang nabi perempuan, … sudah sangat lanjut umurnya, …

Dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Lukas 2:36–38).

Nubuat dan pemberitahuan yang baru saja dikutip menyatakan kedatangan pertama Juruselamat. Kita sekarang bersiap diri bagi Kedatangan Kedua Tuhan, suatu waktu yang dinantikan oleh orang-orang percaya dan ditakuti dan disangkal oleh mereka yang tidak percaya. Kita diperintahkan untuk “berdiri … di tempat-tempat kudus, dan janganlah berpindah, sampai hari Tuhan datang; karena lihatlah, itu datang dengan cepat” (A&P 87:8). “Tempat-tempat kudus” itu tentu saja termasuk bait suci dan perjanjian-perjanjiannya yang ditaati dengan setia, sebuah rumah di mana anak-anak dihargai dan diajar, dan berbagai pos penugasan yang ditetapkan oleh wewenang imamat, termasuk misi, bait suci, dan pemanggilan lainnya yang dijalankan dengan setia di cabang, lingkungan, serta pasak.

Sewaktu kita mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua-Nya, dan sewaktu kita berdiri di tempat-tempat kudus, kita terus merayakan Natal bukan sekadar sebagai suatu musim “Greetings [Perayaan]” atau “Happy Holidays [Liburan Besar]” namun sebagai suatu perayaan akan kelahiran Putra Allah dan suatu waktu untuk mengingat ajaran-ajaran-Nya dan signifikansi kekal akan Pendamaian-Nya. Saya berdoa semoga kita akan setia dalam melakukannya.

Saya bersaksi tentang kebenaran hal-hal ini dalam Dia yang kelahiran-Nya kita rayakan, bahkan dalam nama Yesus Kristus, amin.