Kebaktian 2024
Pesan Kebaktian Dewasa Muda


7:42

Pesan Kebaktian Dewasa Muda

Kebaktian Sedunia untuk Dewasa Muda

Minggu, 3 November 2024

Sungguh menyenangkan bisa kembali ke BYU-Idaho, tempat yang sangat kami kenal dan sangat kami cintai. Ketika Penatua Bednar melayani sebagai presiden BYU-Idaho, anak-anak kami sendiri berusia dewasa muda. Malam ini, kami di sini bersama beberapa cucu dewasa muda kami! Saya berdoa agar Roh Kudus menyertai saya dan Anda saat saya berbagi beberapa pemikiran dan perasaan yang muncul di benak dan hati saya.

Beberapa tahun lalu, Penatua Bednar dan saya menghadiri sebuah kebaktian tanya-jawab dengan sekelompok besar dewasa muda. Baru-baru ini saya membaca dengan teliti ratusan pertanyaan yang dikirimkan dan kewalahan dengan banyaknya pertanyaan yang didasari oleh rasa takut, kurangnya percaya diri dan keyakinan, serta sedikit keraguan diri. Saya memutuskan untuk memfokuskan ceramah saya malam ini pada beberapa pertanyaan ini dan berbagi dengan Anda wawasan tulisan suci dan pengalaman pribadi yang saya harap akan berguna dalam perjalanan hidup Anda—sekarang dan di masa mendatang.

Mungkin Anda dapat melihat hubungannya saat mendengarkan pertanyaan-pertanyaan ini:

  1. Bagaimana saya dapat menggantikan rasa takut dengan kasih dan iman seperti Kristus?

  2. Bagaimana saya bisa tetap kuat ketika saya merasa begitu lemah?

  3. Bagaimana saya dapat belajar memercayai Allah?

Saya yakin kita semua pernah memiliki pertanyaan-pertanyaan ini.

Tulisan suci yang ingin saya gunakan sebagai dasar untuk ceramah saya malam ini ditemukan di Yesaya 41:10:

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Semoga, sewaktu kita menelaah tulisan suci ini bersama-sama selama beberapa menit, Anda akan menerima kesan-kesan yang akan membantu Anda menggantikan rasa takut Anda dengan kasih dan iman seperti Kristus, mempertahankan keyakinan yang lebih mendalam bahwa Anda dapat tetap kuat ketika Anda merasa begitu lemah, dan mendapatkan kepercayaan diri Anda sendiri sewaktu Anda belajar untuk memercayai Allah.

Untuk memulai, mari kita renungkan bagian pertama dari Yesaya 41:10:

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang.”

Ingatlah kembali kisah tulisan suci dalam Lukas 24 ketika pada hari Kebangkitan Yesus, dua orang pengikutnya sedang berjalan dari Yerusalem ke desa Emaus.

Di tengah perjalanan, orang yang tidak dikenal bergabung dengan mereka dan bertanya mengapa mereka sedih. Mereka terkejut orang ini tidak tahu apa-apa tentang apa yang telah terjadi di Yerusalem dan menceritakan kembali kepada-Nya kejadian-kejadian selama tiga hari terakhir. Mereka berbagi cerita bagaimana Yesus dituduh secara keliru dan dihukum mati, disalibkan, dan kemudian secara ajaib dibangkitkan. Orang-orang ini tidak tahu sampai setelah mereka menyelesaikan perjalanan mereka sejauh tujuh mil (11 kilometer) bahwa mereka telah berjalan bersama Tuhan sendiri yang telah bangkit.

Mengapa kisah ini penting? Karena saya percaya Yesus berjalan bersama Anda dan saya dalam perjalanan kehidupan kita, melebihi daripada yang kita sadari. Dia menyertai kita. Bagaimana kita dapat menggantikan rasa takut dengan kasih dan iman seperti Kristus? Ingatlah frasa dari Yesaya ini:

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang.”

Sekarang mari kita tinjau bagian kedua dari tulisan suci ini:

“Sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.”

Ketika kami tinggal di sini, di Rexburg, bertahun-tahun yang lalu, saya berkendara ke Salt Lake untuk menemani sepupu saya sehari setelah suaminya menjalani operasi jantung terbuka. Saat itu adalah waktu yang sulit, dan setelah bertemu dengan suaminya, saya menyadari mengapa dia begitu khawatir. Pemulihannya tidak berjalan baik, dan para dokter memutuskan bahwa dia membutuhkan transfusi.

Saya belum pernah melihat transfusi darah sebelumnya dan terkejut sewaktu darah menetes, setetes demi setetes, perlahan-lahan melalui tabung sempit ke dalam pembuluh darahnya. Sewaktu saya menyaksikannya, saya berpikir tentang Juruselamat kita dan bertanya-tanya berapa banyak tetes darah yang telah Dia tumpahkan bagi saya. Dalam hitungan jam, saya menyaksikan kehidupan, energi, dan kekuatan baru yang diberikan oleh transfusi.

Entah bagaimana, dan dengan cara yang tidak sepenuhnya saya pahami atau mengerti, kurban pendamaian Yesus Kristus memberi kita kekuatan dan pertolongan untuk melakukan hal-hal yang sulit. Kita diberkati untuk melakukan hal-hal yang kita pikir tidak bisa kita lakukan. Bagaimana kita bisa tetap kuat ketika kita merasa begitu lemah? Ingatlah frasa dari Yesaya ini:

“Sebab Aku ini Allahmu: Aku akan meneguhkan; bahkan, akan menolong engkau.”

Izinkan saya berbagi beberapa pemikiran tentang frasa terakhir dari Yesaya 41:10:

“Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Tangan kanan sering kali dirujuk sebagai tangan perjanjian. Karena hubungan perjanjian kita dengan Kristus, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Juruselamat kita akan menegakkan, menopang, dan mendukung kita.

Hal ini mengingatkan saya pada kisah dalam Matius 14 di mana para murid Yesus berada di sebuah perahu di tengah danau yang diombang-ambingkan oleh angin dan ombak. Petrus melihat Yesus berjalan di atas air dan meminta Yesus untuk mengajaknya datang kepada-Nya. Yesus mengabulkan permintaan itu, dan Petrus mulai berjalan di atas air menuju ke arah-Nya. Dia baik-baik saja selama dia tetap berfokus kepada Yesus. Tetapi ketika Petrus memperhatikan angin ributnya, dia mulai tenggelam dan berseru agar Yesus menyelamatkannya. “Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia.” Saya benar-benar percaya bahwa Dia akan memegang kita juga.

Bagaimana kita dapat belajar untuk memercayai Allah? Ingatlah frasa dari Yesaya ini:

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Saya bersaksi bahwa Bapa Surgawi kita mengenal kita dan mengasihi kita. Saya bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Penebus kita. Dia berjalan bersama kita, Dia menguatkan kita, dan Dia menolong kita. Kita dapat percaya bahwa Dia akan menegakkan, menopang, dan mendukung kita saat kita mengingat hubungan perjanjian kita dengan-Nya. Saya tahu bahwa Roh Kudus adalah pewahyu dan membawa pemikiran ke dalam benak kita serta perasaan ke dalam hati kita. Saya tahu Penatua Bednar telah dipanggil Allah, “melalui nubuat, dan dengan penumpangan tangan.” Dia adalah seorang Rasul Tuhan Yesus Kristus.

Dalam nama Yesus Kristus, amin.