2010–2019
Berpalinglah kepada-Nya dan Jawaban Akan Datang
Oktober 2015


10:28

Berpalinglah kepada-Nya dan Jawaban Akan Datang

Jadilah patuh, ingatlah saat-saat ketika Anda telah merasakan Roh di masa lalu, dan mintalah dalam iman. Jawaban Anda akan datang.

Ketika saya masih remaja, orangtua saya bergabung dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Kami mengetahui bahwa para misionaris telah mengajar mereka, tetapi orangtua saya telah mengikuti pelajaran misionaris sendirian.

Setelah pengumuman yang mengejutkan ini, saudara lelaki saya dan saya mulai mendengarkan pembahasan dari misionaris, dan mereka masing-masing menerima pesan pemulihan dengan kegembiraan. Meskipun saya penasaran, hati saya belum ingin mengubah kehidupan saya. Meskipun demikian, saya menerima tantangan untuk berdoa mengenai apakah Kitab Mormon adalah firman Allah, tetapi saya tidak menerima jawaban.

Anda mungkin bertanya mengapa Bapa Surgawi tidak menjawab doa itu; saya tentu saja bertanya-tanya. Saya telah belajar sejak itu bahwa janji yang dibuat oleh Moroni akurat. Allah menjawab doa-doa kita tentang kebenaran Injil, tetapi Dia menjawabnya ketika kita memiliki “hati yang tulus” dan “maksud yang sungguh-sungguh.” Dia tidak menjawab hanya untuk menanggapi keingintahuan kita.

Mungkin ada sesuatu dalam kehidupan Anda yang Anda pertanyakan. Barangkali ada suatu masalah yang Anda sama sekali tidak tahu bagaimana menjawabnya. Hari ini saya ingin membagikan beberapa gagasan yang dapat membantu Anda mendapatkan jawaban atau bantuan yang Anda cari. Proses itu dimulai dengan menjadi diinsafkan pada Injil Yesus Kristus.

Menerima Wahyu Bergantung pada Kondisi dan Maksud Hati

Saya telah memikirkan mengenai kisah-kisah tentang beberapa individu dalam tulisan suci. Sebagai contoh, Laman dan Lemuel. Seperti Nefi, mereka “dilahirkan dari orang tua yang baik” dan diajar “dengan segala pembelajaran ayah [mereka].” Namun mereka menggerutu karena ayah mereka adalah pria berpenglihatan. Dari sudut pandang mereka, keputusannya bertentangan dengan logika, karena mereka tidak mengetahui hal-hal dari Allah, dan karenanya mereka tidak akan percaya.

Adalah menarik untuk diperhatikan bahwa pilihan mereka memungkinkan mereka mengakses pengalaman yang berpotensi membangun iman. Mereka meninggalkan rumah mereka dan kekayaan mereka. Mereka menderita dalam pengembaraan mereka di padang belantara. Mereka akhirnya membantu membangun kapal, dan mereka sepakat untuk melakukan perjalanan ke tanah yang tidak dikenali.

Nefi melewati pengalaman yang sama ini. Tetapi Apakah tindakan-tindakan ini membangun iman mereka? Iman Nefi dijadikan kuat, tetapi Laman dan Lemuel menjadi lebih sinis dan marah. Saudara-saudara lelaki ini bahkan melihat dan mendengar seorang malaikat, tetapi sayangnya, mereka terus ragu.

Kehidupan fana tidaklah mudah bagi siapa pun dari kita. Kita ditempatkan di bumi ini untuk dicobai dan diuji. Tanggapan kita terhadap pengalaman kehidupan akan sering kali sangat memengaruhi kesaksian kita. Mempertimbangkan beberapa dari reaksi Laman dan Lemuel: Mereka menggerutu ketika ayah mereka meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang sulit. Mereka berusaha untuk mendapatkan lempengan-lempengan kuningan, tetapi ketika keberhasilan tidak datang, mereka menyerah. Sikap mereka adalah “kami telah berusaha; apa lagi yang dapat kami lakukan?”

Bahkan ada saat ketika mereka penuh dukacita karena berbuat salah dan meminta pengampunan. Mereka berdoa dan diampuni. Tetapi tulisan suci mencatat bahwa kemudian mereka kembali mengeluh dan mereka menolak untuk berdoa. Mereka datang kepada Nefi dan mengatakan mereka tidak dapat “memahami perkataan yang telah ayah [mereka] ucapkan.” Nefi bertanya kepada mereka apakah mereka sudah “bertanya kepada Tuhan.” Perhatikan tanggapan mereka, “Kami belum; karena Tuhan tidak menyingkapkan yang demikian kepada kami.”

Kepatuhan yang Berkelanjutan Mengizinkan Kita untuk Menerima Jawaban

Jawaban Nefi terhadap kakak-kakaknya adalah kunci bagi kita untuk menerima jawaban berkesinambungan akan doa:

“Bagaimana mungkin kamu tidak menaati perintah-perintah Tuhan? Bagaimana mungkin kamu mau binasa, karena kekerasan hatimu?

Apakah kamu tidak ingat apa yang telah Tuhan firmankan?—Jika kamu tidak akan mengeraskan hatimu, dan meminta kepada-Ku dalam iman, percaya bahwa kamu akan menerima, dengan ketekunan dalam menaati perintah-perintah-Ku, pastilah hal-hal ini [akan] disingkapkan kepadamu.”

Saya tahu beberapa purnamisionaris yang telah memiliki pengalaman rohani yang tak terbantahkan, namun kekurangan kebiasaan rohani tertentu yang tampaknya telah menyebabkan mereka melupakan saat-saat ketika Allah telah berbicara kepada mereka. Kepada purnamisionaris tersebut dan kita semua, jika Anda “telah merasakan untuk menyanyikan nyanyian kasih penebusan, aku mau bertanya, dapatkah kamu merasakan demikian sekarang?” Jika Anda tidak merasakannya sekarang, Anda dapat merasakannya lagi, hanya pertimbangkanlah nasihat Nefi. Jadilah patuh, ingatlah saat-saat ketika Anda telah merasakan Roh di masa lalu, dan mintalah dalam iman. Jawaban Anda akan datang, dan Anda akan merasakan kasih dan kedamaian Juruselamat. Itu mungkin tidak datang dengan cepat atau dengan cara yang Anda hasratkan, tetapi jawaban akan datang. Jangan menyerah! Jangan pernah menyerah!

Mari kita bandingkan Laman dan Lemuel dengan para putra Mosia. Kedua kelompok ini dibesarkan dalam keluarga yang saleh, namun keduanya tersesat. Keduanya dipanggil untuk pertobatan oleh seorang malaikat, namun apa yang berbeda dengan pengalaman dari para putra Mosia?

Pencobaan Akan Membangun Iman Kita

Keberhasilan misionaris mereka tak terlupakan. Ribuan diinsafkan pada cara-cara Tuhan. Meskipun demikian, kita sering lupa bahwa sewaktu mereka memulai misi mereka, “hati [mereka] tertekan, dan [mereka] hampir berbalik, [tetapi] Tuhan menghibur [mereka].” Mereka dinasihati oleh Tuhan untuk “menanggung dengan kesabaran kesengsaraan [mereka].”

Penelaahan Tulisan Suci Memberi Tahu Kita Kehendak Allah

Mengapa pencobaan para putra Mosia memperkuat iman dan komitmen mereka alih-alih menyebabkan mereka untuk menggerutu atau ragu? Kuncinya adalah bahwa “mereka telah menjadi kuat dalam pengetahuan akan kebenaran; karena mereka adalah pria yang berpengertian sehat dan mereka telah menyelidiki tulisan suci dengan tekun, agar mereka boleh mengetahui Firman Allah.” Kita semua menghadapi pencobaan-pencobaan dan memiliki pertanyaan, namun ingatlah bahwa kita harus “secara berkelanjutan berpegang erat pada batang dari besi itu.” “Firman Kristus akan memberi tahu [kita] segala sesuatu yang hendaknya [kita] lakukan.” Kita harus menjadikan penelaahan tulisan suci bagian sehari-hari dari kehidupan kita, karena ini akan membuka pintu wahyu.

Doa, Dipadu dengan Puasa, Mengundang Wahyu

Bagi para putra Mosia, “ini belumlah semuanya; mereka telah memberikan diri mereka sendiri pada banyak doa dan puasa; oleh karena itu mereka memiliki roh nubuat, dan roh Wahyu.” Doa dan puasa akan mengizinkan kita peka terhadap bisikan-bisikan rohani. Komunikasi dengan Bapa Surgawi sementara dengan sengaja tidak makan dan minum mengizinkan kita “membuka belenggu-belenggu kelaliman [dan] melepaskan tali-tali kuk.” Doa, dipadu dengan puasa, akan menyediakan sehingga ketika kita “memanggil, … berteriak, … Ia akan berkata, Ini Aku”

Berpalinglah kepada-Nya

Kebiasaan religius pribadi ini—kepatuhan, penelaahan tulisan suci, berdoa dan berpuasa—memperkuat para putra Mosia. Kurangnya kebiasaan religius pribadi ini merupakan alasan utama Laman dan Lemuel dibiarkan rentan terhadap godaan untuk menggerutu dan ragu.

Jika Anda pernah tergoda untuk menggerutu, jika Anda memiliki keraguan yang menuntun pada ketidakpercayaan, jika pencobaan tampak lebih daripada yang dapat Anda tanggung, berpaling kepada-Nya. Jika Anda adalah orang yang telah dipalingkan atau merasionalisasi perilaku Anda, berpalinglah kepada-Nya. Dapatkah Anda mengingat ketika Dia “memfirmankan kedamaian pada pikiranmu … ? Kesaksian yang lebih besar apakah yang dapat kamu peroleh daripada dari Allah?” Tanyakan kepada diri Anda sendiri, “Apakah saya hidup sedekat seperti Kristus saat ini daripada sebelumnya?” Mohon, berpalinglah kepada-Nya.

Izinkan saya kembali pada kisah pribadi saya. Akhirnya saya menjadi sungguh-sungguh. Saya ingat ketika misionaris yang mengajar saya menanyakan apakah saya siap untuk dibaptiskan. Saya menjawab bahwa saya masih memiliki beberapa pertanyaan. Misionaris yang bijak ini mengatakan kepada saya bahwa dia dapat menjawabnya tetapi saya harus menjawab pertanyaan mereka terlebih dahulu. Dia bertanya kepada saya apakah Kitab Mormon adalah benar dan apakah Joseph Smith adalah seorang nabi. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak tahu, tetapi saya ingin mengetahuinya.

Pertanyaan saya menuntun pada iman yang meningkat. Bagi saya, jawaban datang bukan sebagai peristiwa melainkan sebagai suatu proses. Saya memerhatikan bahwa sewaktu saya melakukan “suatu percobaan terhadap perkataan [itu]” dan mulai “menjalankan segelintir iman” Kitab Mormon menjadi “lezat bagiku” dan “menerangi pengertianku” dan benar-benar “memperbesar jiwaku.” Pada akhirnya saya memiliki pengalaman yang tulisan suci uraikan sebagai menggembung dalam dada Anda. Pada titik inilah saya berhasrat untuk dibaptis dan mendedikasikan hidup saya kepada Yesus Kristus.

Saya benar-benar mengetahui bahwa Kitab Mormon adalah Firman Allah. Saya tahu bahwa Joseph Smith adalah seorang Nabi. Ah, saya masih memiliki hal-hal yang tidak saya pahami, namun kesaksian saya tentang kebenaran membawa saya lebih dekat kepada Juruselamat dan membangun iman saya.

Brother dan sister, ingatlah Nefi dan para putra Mosia, yang memiliki pengalaman rohani dan kemudian bertindak dengan iman sehingga jawaban datang dan kesetiaan mereka tumbuh. Berbeda dengan Laman dan Lemuel, yang ragu-ragu dan menggerutu. Meskipun mereka terkadang bertindak dengan cara-cara yang bermanfaat, perbuatan tanpa iman adalah mati. Kita harus memiliki iman dengan perbuatan agar menerima jawaban.

Saya harap sewaktu Anda mendengarkan pagi ini agar Roh memberi kesan dalam benak dan hati Anda sesuatu yang dapat Anda lakukan agar pertanyaan-pertanyaan Anda dijawab atau menemukan solusi terilhami akan masalah yang Anda hadapi. Saya memberikan kesaksian khusyuk bahwa Yesus adalah Kristus. Berpalinglah kepada-Nya dan doa-doa Anda akan dijawab. Dalam nama Yesus Kristus, amin.