Pesan Presidensi Utama, September 2010
Kitab Mormon sebagai Penuntun Pribadi
Kita semua merasakan, dalam momen terindah kita, hasrat pulang ke rumah untuk tinggal bersama Allah. Dia memberi kita karunia Putra Terkasih-Nya sebagai Juruselamat kita untuk menyediakan jalan dan mengajari kita bagaimana mengikuti jalan itu. Dia memberi kita para nabi untuk menunjukkan jalan. Nabi Joseph Smith diilhami untuk menerjemahkan catatan tentang para nabi yaitu Kitab Mormon. Itu adalah penuntun kita yang pasti di jalan pulang kepada Allah.
Joseph Smith menyatakan tentang kitab yang berharga itu, “Saya memberi tahu para saudara bahwa Kitab Mormon adalah yang paling benar di antara buku mana pun di bumi, dan batu kunci agama kita, dan seseorang akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan mematuhi ajaran-ajarannya, daripada melalui buku lain mana pun.”1
Ajaran-ajaran dari Kitab Mormon adalah perintah Allah yang kita temukan di dalamnya. Beberapa merupakan perintah langsung dari Juruselamat melalui para nabi-Nya mengenai apa yang harus kita lakukan dan akan menjadi apa kita. Kitab Mormon memberi kita teladan Juruselamat untuk meningkatkan iman serta tekad kita untuk mematuhi perintah-Nya untuk mengikuti-Nya. Kitab itu sarat dengan ajaran Kristus untuk menuntun kita. Berikut adalah contohnya dari 2 Nefi:
“[Yesus] berfirman kepada anak-anak manusia: Engkau ikutlah Aku. Karenanya, saudara-saudara terkasihku, dapatkah kita mengikut Yesus kecuali kita akan bersedia untuk menaati perintah-perintah Bapa?
Dan Bapa berfiman: Bertobatlah kamu, bertobatlah kamu, dan dibaptislah dalam nama Putra Terkasih-Ku” (2 Nefi 31:10–11).
Kitab itu menjadikan jelas bahwa kita harus menerima Roh Kudus sebagai suatu pembaptisan dengan api untuk menolong kita tetap berada di jalan yang lurus dan sempit. Kita diajari bahwa kita harus selalu berdoa dalam nama Kristus, jangan jemu-jemu, dan bahwa jika kita melakukannya, kita memiliki janji ini: “Karenanya, kamu mesti maju terus dengan ketabahan di dalam Kristus, memiliki kecemerlangan harapan yang sempurna, dan kasih bagi Allah dan bagi semua orang. Karenanya, jika kamu akan maju terus, mengenyangkan diri dengan firman Kristus, dan bertahan sampai akhir, lihatlah, demikian firman Bapa: Kamu akan memperoleh kehidupan kekal” (2 Nefi 31:20).
Kitab Mormon menjadikan jelas dalam khotbah luar biasa Raja Benyamin apa artinya memiliki kasih bagi Allah dan bagi semua orang. Ketika sifat kita diubah melalui kuasa Pendamaian dan melalui kepatuhan kita yang setia terhadap perintah-perintah, kita akan dipenuhi dengan kasih Allah (lihat Mosia 4:1–12).
Kitab Mormon juga memberi kita keyakinan bahwa kita dapat menjadi sedemikian dimurnikan dalam kehidupan ini sehingga kita tidak lagi memiliki hasrat untuk melakukan yang jahat (lihat Mosia 5:2). Harapan ini memberi kita keberanian dan penghiburan sewaktu Setan berusaha untuk menggoda dan mengecilkan hati kita dalam perjalanan kita.
Setiap kali saya membaca bahkan beberapa baris dalam Kitab Mormon, saya merasakan kesaksian saya diperkuat bahwa kitab itu benar adanya, bahwa Yesus adalah Kristus, bahwa kita dapat mengikuti-Nya pulang ke rumah, dan bahwa kita dapat membawa mereka yang kita kasihi pulang bersama kita. Bagi saya itu bukan sekadar kitab biasa. Itu adalah firman Allah.
Saya berdoa semoga kita dan mereka yang kita kasihi akan meminum dengan puas dan setiap hari darinya. Saya bersaksi dalam nama Yesus Kristus bahwa kitab itu adalah penuntun sejati.
© 2010 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia. Persetujuan bahasa Inggris: 6/09. Persetujuan penerjemahan: 6/09. Terjemahan dari First Presidency Message, September 2010. Bahasa Indonesia. 09369 299