Jurnal Puasa
Renee Harding, North Carolina, AS
Berpuasa dahulunya sulit bagi saya—sampai saya mulai mempunyai jurnal puasa. Sekarang, sebelum saya memulai setiap puasa, saya menuliskan tujuan khusus untuk puasa saya. Misalnya, saya bisa menulis, “Karena saya begitu resah mengenai panggilan saya yang baru sebagai pembimbing Pramusari, saya berpuasa dan berdoa agar Tuhan akan memberkati saya agar menjadi tenang, percaya diri, dan panjang sabar besok ketika saya mengajarkan pelajaran pertama saya.”
Sepanjang puasa saya, saya menuliskan apa saja yang relevan yang terjadi; pemikiran, perasaan, dan kesan yang datang ke dalam benak dan hati saya; dan rujukan tulisan suci yang secara khusus berkaitan dengan tujuan puasa saya.
Sewaktu saya membagikan hasrat saya dengan Bapa Surgawi, Dia sering memberkati saya dalam cara-cara yang tidak pernah saya bayangkan. Apa yang sebaliknya dapat tampak sebagai kejadian acak dalam hidup saya terkait dengan jelas ketika saya menuliskannya dan melihat bagaimana semua itu berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan diri saya. Sejak tahun 1996, ketika saya mulai menulis jurnal puasa, saya telah melihat bagaimana Bapa Surgawi telah memberkati hidup saya. Saya bersaksi akan kekuatan rohani yang luar biasa dari berpuasa dan berdoa serta menganggap berpuasa sebagai kesempatan untuk “kesukacitaan dan doa” (A&P 59:14).