2012
Saya Berdoa Memohon Keberanian
Oktober 2012


Saya Berdoa Memohon Keberanian

Fy Tianarivelo, Madagaskar

Orang tua saya adalah anggota Gereja, tetapi mereka tidak terlalu aktif. Hal ini terkadang mengarah pada konflik karena mereka percaya waktu keluarga hendaknya mendahului segala sesuatu hal lainnya—sebelum pergi ke gereja, mengembangkan pemanggilan Gereja saya, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain.

Karena saya seorang pemimpin dalam Pratama dan anggota paduan suara lingkungan, pertemuan-pertemuan Gereja saya terkadang mengganggu tugas-tugas keluarga. Suatu hari ketika saya sedang mempersiapkan diri untuk menghadiri siaran konferensi umum di gedung pertemuan kami di Antananarivo, orang tua saya mengingatkan saya bahwa kami memiliki tamu di rumah kami.

“Kamu harus memilih di antara keluargamu dan Gereja,” ibu berkata kepada saya. “Tinggal di sini bersama kami dan tidak nonton konferensi, atau kamu pergi ke konferensi dan menghadapi hukuman.”

Saya memutuskan untuk tidak terlibat dalam argumentasi dengan ibu saya. Sebaliknya, saya meluangkan waktu sesaat untuk memohon Bapa Surgawi untuk memberi saya keberanian dan kekuatan. Saya juga memohon kepada-Nya untuk membantu saya mengetahui apa yang harus dilakukan. Haruskah saya tinggal di rumah dengan keluarga saya atau pergi ke gereja dan mendengarkan suara nabi?

Segera setelah saya selesai dengan doa saya, saya dapat merasakan Roh Kudus. Saya dapat merasakan Roh mendorong saya untuk memberitahu ibu saya betapa penting bagi saya untuk pergi dan mendengarkan nabi. Saya merasa bahwa saya harus mengatakan kepadanya bahwa saya akan menerima nasihat yang bijaksana bukan saja untuk kehidupan saya sekarang tetapi juga untuk masa depan saya.

Allah dapat melakukan hal-hal yang mukjizat, dan Dia melunakkan hati orang tua saya sehingga mereka mengizinkan saya pergi ke konferensi umum tanpa dihukum. Ini adalah sebuah pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan saya. Ini menegaskan kepada saya kebenaran tulisan suci yang mengatakan, “Melalui kuasa Roh Kudus [kita] boleh mengetahui kebenaran akan segala hal” (Moroni 10:5).

Saya tahu bahwa jika kita melandaskan tindakan kita pada asas-asas Injil dan mendengarkan Roh, kita selalu dapat menjadi bahagia dengan pilihan-pilihan kita. Pengalaman ini memperkuat kesaksian saya bahwa Allah menyertai kita dan bahwa Roh Kudus membantu kita dalam kehidupan kita.

Cetak