Melayani di Gereja
Terima Kasih, Brother Jay
Penulis tinggal di Nevada, AS.
Saya sangat bersyukur atas semangat, komitmen, persiapan, dan kasih dari banyak hamba yang tulus di seluruh Gereja.
“Besok adalah hari Minggu,” saya berkata kepada putri saya yang berusia lima tahun sewaktu dia duduk meringkuk di pangkuan saya. Senyuman tersungging di wajahnya.
“Oh, bagus,” dia berkata. “Maka saya dapat bertemu Brother Jay.”
Rasa syukur menyelimuti hati saya. Saya sangat bersyukur kepada seorang guru Pratama penuh kasih dan peduli yang telah membuat peralihan kami menjadi lebih mudah setelah pindah ke lingkungan yang baru. Meninggalkan kampung halaman kami di Bagian Tengah Barat, Amerika Serikat dan pindah dengan jarak 2.173 km telah membuat seluruh keluarga kami menjadi trauma khususnya bagi anak prasekolah kami, Season. Dengan sifat pemalunya, dia takut dengan situasi baru dan khawatir untuk datang ke Gereja pada minggu pertama kami di lingkungan yang baru.
Brother Jay, seorang pria yang lemah lembut dan berdedikasi menggunakan humor dan kasih sayang yang tepat untuk memenangkan kepercayaan Season. Pada hari Minggu pertama itu dia berjongkok, memegang tangannya, dan memandang matanya, dan berkata, “Mari, sayang. Kamu akan senang di kelas kami.”
Minggu-minggu berlalu, Season lebih menantikan kedatangan hari Minggu daripada hari-hari lainnya. Segera setelah kami tiba di Gereja, dia mencari gurunya di antara para jemaat. Gurunya selalu tersenyum saat mengucapkan salam.
Selama bertahun-tahun Brother Jay mengingat setiap siswa dengan memberikan sedikit hadiah saat libur dan hari ulang tahun mereka. Menjelang hari ulang tahun Season, tamu paling penting yang ingin dia undang ke pestanya adalah Brother Jay.
Apakah dia menyadari betapa besar pengaruhnya dalam kehidupan gadis kecil kami? Apakah dia menyadari bahwa kata-kata dan tindakannya telah tertanam dengan kuat dalam hati kelompok siswa Pratamanya yang berusia lima tahun? Mungkinkah dia memahami betapa besar maknanya ini bagi saya, sebagai seorang ibu, dengan memiliki dia sebagai bagian dari kehidupan putri saya?
Lalu, Season beranjak ke kelas Brother Edward, dan pengalaman Pratamanya yang luar biasa berlanjut. Saya sangat bersyukur kepada semua pria dan wanita yang tekun, senantiasa siap dan rendah hati yang memiliki pengaruh rohani yang positif terhadap kehidupan Season.
Seluruh keluarga kami telah diberkati oleh orang-orang berdedikasi yang telah melayani kami di jalan menuju kemajuan rohani kami. Saya teringat seorang Pemimpin Pramuka yang luar biasa, penasihat kuorum imam yang tabah, guru Seminari yang sabar, anggota presidensi Remaja Putri yang luar biasa, dan uskup yang peduli.
Meskipun keluarga kami telah diberkati, saya tahu kami tidak berbeda. Ada banyak orang seperti “Brother Jay”, karena ada banyak brother dan sister berdedikasi yang pelayanannya telah menyentuh kehidupan keluarga-keluarga seperti kami. Kami sangat bersyukur atas semangat, komitmen, persiapan, dan kasih mereka.
Terimakasih kepada banyak hamba yang tulus di seluruh Gereja yang telah membantu keluarga kami.