Perbedaan Dewan Guru
Satu komentar dalam sebuah pertemuan dewan guru mengubah lebih dari sekadar pengajaran saya.
Saya cukup tua, jadi ketika saya dipanggil untuk mengajar Remaja Putri, saya berpikir, “Ya ampun! Saya bertanya-tanya mengapa mereka memanggil saya?
Saya mengerahkan banyak upaya dalam mempersiapkan pelajaran yang tepat bagi kebutuhan remaja putri, dan saya berharap mereka akan bersedia membagikan apa yang telah mereka pelajari dan apa yang telah mereka lakukan dengannya selama minggu itu. Namun saat saya mengajukan pertanyaan sering kali hanya keheningan yang terjadi.
Dalam salah satu pertemuan dewan guru pertama lingkungan kami, salah satu guru mengatakan bahwa dia juga mengalami kesulitan untuk melibatkan para remaja berkomunikasi selama pelajaran. Guru yang lain dalam pertemuan mengatakan, “Anda dapat membiarkan keheningan.” Terkadang orang memerlukan waktu sejenak untuk memikirkan tentang sebuah pertanyaan sebelum menjawab.
Komentar dalam pertemuan dewan guru itu membuat suatu perbedaan tidak hanya dalam cara saya mengajar namun juga bagi para siswa saya. Saya banyak memikirkan tentang itu. Dalam pelajaran Remaja Putri saya berikutnya, saya menanyakan kepada anggota kelas apa asas Injil yang telah mereka terapkan selama minggu itu. Seperti biasa, terjadi keheningan. Namun alih-alih segera mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan, saya ingat diskusi dewan guru kami dan dengan perlahan mengatakan, “Tidak usah terburu-buru menjawab.”
Saat saya mengatakan itu, percakapan mulai mengalir. Para remaja putri mulai membuka mulut, dan mereka membagikan beberapa pengalaman manis. Seketika itu saya ingin berterima kasih kepada guru yang telah membuat komentar sederhana itu dalam pertemuan dewan guru mengenai keheningan. Saya takjub bagaimana mempraktikkan satu asas semacam itu memiliki suatu perbedaan besar sedemikian cepat.
Namun saya tidak langsung menyadari betapa besar pengaruh dari apa yang asas itu atau asas-asas lain yang telah saya pelajari. Seusai Gereja, ibu dari salah seorang remaja putri memberi tahu saya bahwa putrinya telah mengatakan bahwa dia tahu saya telah dipanggil oleh Allah.
Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa istimewanya mendengar komentar itu bagi saya. Di situ saya berpikir, “Apa yang saya miliki untuk diajarkan kepada para remaja putri ini?” Dan saya harus mengajari mereka sesuatu. Saya dipanggil dengan suatu tujuan, dan pertemuan dewan guru menolong saya memenuhi tujuan itu.