Pesan Pengajaran Berkunjung, September 2017
Menjadi Satu Hati
Dengan doa yang sungguh-sungguh telaahlah materi ini dan carilah ilham untuk mengetahui apa yang akan dibagikan. Bagaimana memahami tujuan Lembaga Pertolongan akan mempersiapkan para putri Allah bagi berkat-berkat kehidupan kekal?
“Tuhan menyebut umat-Nya Sion, karena mereka satu hati dan satu pikiran, dan berdiam dalam kesalehan; dan tidak ada yang miskin di antara mereka” (Musa 7:18). Bagaimana kita dapat menjadi satu?
Penatua Russell M. Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul berkata: “Di tengah kata bahasa Inggris atonement [pendamaian] adalah kata one [satu]. Jika semua umat manusia memahami ini, tidak akan pernah ada seorang pun yang tidak akan dipedulikan, tanpa memandang usia, suku, gender, agama, atau status sosial atau ekonomi. Kita akan berjuang untuk mengikuti Juruselamat dan tidak akan pernah berbuat jahat, mengabaikan, tidak menghargai, atau tidak peka terhadap orang lain.”1
Presiden Henry B. Eyring, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama, mengajarkan: “Apabila orang-orang memiliki Roh bersama mereka, [mereka] bisa mengharapkan kerukunan . … Roh Allah tidak pernah menanamkan pertengkaran (lihat 3 Nefi 11:29) . … Itu menuntun pada kedamaian pribadi dan suatu perasaan persatuan dengan orang lain.”2
Berbicara tentang tantangan keluarga, Carole M. Stephens, yang melayani sebagai penasihat pertama dalam Presidensi Umum Lembaga Pertolongan, berkata: “Saya tidak pernah harus hidup melewati perceraian, rasa sakit, dan ketidakamanan yang datang dari pengabaian, atau tanggung jawab yang berhubungan dengan menjadi seorang orangtua tunggal. Saya tidak pernah mengalami kematian dari seorang anak, ketidaksuburan, atau ketertarikan sesama gender. Saya tidak pernah harus menanggung perundungan, penyakit kronis, atau kecanduan. Itu tidak pernah menjadi peluang saya yang membentang.
… Namun melalui ujian dan pencobaan pribadi saya … saya telah menjadi cukup mengenal Dia yang dapat memahami .… Selain itu, saya telah mengalami semua ujian fana yang baru saja saya sebutkan melalui pandangan seorang putri, ibu, nenek, saudara perempuan, bibi, dan teman.
Kesempatan kita sebagai para putri Allah yang menepati perjanjian adalah bukan hanya untuk belajar dari tantangan kita sendiri; namun adalah untuk bersatu dalam empati dan belas kasihan ketika kita mendukung anggota keluarga Allah lainnya dalam pergumulan mereka.”3
Tulisan Suci dan Informasi Tambahan
© 2017 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved. Dicetak di Indonesia. Persetujuan bahasa Inggris: 6/17. Persetujuan penerjemahan: 6/17. Terjemahan dari Visiting Teaching Message, September 2017. Bahasa Indonesia. 97929 299