“2 Nefi 26: Melihat, Mengasihi, dan Memperlakukan Orang Lain sebagaimana yang Allah Lakukan,” Buku Pedoman Guru Kitab Mormon (2024)

“2 Nefi 26,” Buku Pedoman Guru Kitab Mormon

2 Nefi 26

Melihat, Mengasihi, dan Memperlakukan Orang Lain sebagaimana yang Allah Lakukan

Setiap hari kita dihadapkan pada pesan dan informasi yang dimaksudkan untuk memengaruhi perasaan dan perspektif kita. Dalam 2 Nefi 26, Nefi mengajarkan tentang perspektif Allah. Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu Anda melihat, mengasihi, dan memperlakukan orang lain sebagaimana yang Allah lakukan.

Perspektif kita

Periksalah gambar-gambar berikut dan pikirkan tentang bagaimana kacamata yang berbeda memengaruhi penglihatan kita.

Bagaimana kacamata yang berbeda ini dapat memengaruhi perspektif seseorang?
Apa beberapa hal yang memengaruhi bagaimana kita melihat dan memperlakukan orang lain?

Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan persepsi Anda tentang orang lain. Pikirkan tentang apa yang mungkin membentuk perspektif Anda dan bagaimana ini dapat memengaruhi bagaimana Anda merasakan tentang dan memperlakukan orang lain. Sewaktu Anda menelaah, upayakan ilham untuk mengetahui apa yang dapat Anda lakukan untuk melihat dan memperlakukan orang lain sebagaimana yang Juruselamat lakukan.

Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu Anda melihat, mengasihi, dan memperlakukan orang lain sebagaimana yang Allah lakukan.

Karakter Allah

Dalam 2 Nefi 26, Nefi melihat pelayanan Juruselamat di antara orang-orang Nefi, serta kejahatan dan kehancuran terakhir orang-orangnya. Dia juga melihat kejahatan orang-orang bukan Israel di zaman terakhir. Sebaliknya, dia kemudian menekankan kepedulian Allah terhadap semua anak-Nya.

Pertimbangkan tiga pertanyaan berikut sewaktu Anda membaca 2 Nefi 26:12–13, 23–33:

Bagaimana Tuhan melihat dan merasakan terhadap anak-anak-Nya?
Bagaimana Dia menunjukkan ini?
Bagaimana Dia ingin kita melihat dan memperlakukan orang lain?

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apa saja kata, frasa, atau kebenaran yang Anda tandai yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Mengapa?
- Apa yang Anda pelajari atau rasakan tentang karakter Allah?
- Bagaimana mengingat kebenaran-kebenaran mengenai Allah ini dapat memengaruhi hubungan Anda dengan-Nya? Bagaimana itu dapat memengaruhi bagaimana Anda memperlakukan orang lain?

Perhatikan bahwa dalam 2 Nefi 26:33, Nefi menyoroti banyak contoh individu yang berbeda dengan memasangkan mereka dalam kelompok-kelompok yang bertolak belakang. Definisi-definisi berikut dapat membantu Anda lebih memahami ayat-ayat ini. Anda dapat mempertimbangkan untuk menulis definisi-definisi ini dalam tulisan suci Anda melalui ayat ini.

Terikat: Budak.
Kafir: Seseorang yang tidak percaya kepada Allah.
Orang Yahudi dan orang bukan Israel: Frasa yang merujuk pada semua yang termasuk dalam bani Israel dan mereka yang tidak.

Apa perbedaan yang mungkin terjadi jika dunia menerima dan menerapkan ajaran-ajaran dalam ayat 33?

Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan perspektif Anda, termasuk cara Anda merasakan tentang dan memperlakukan orang lain, dibandingkan dengan perspektif Allah dan cara Dia merasakan tentang dan memperlakukan orang lain.

Anda mungkin ingin menyaksikan video “We Don’t Need to Be the Same to Be One” (1:00), tersedia di ChurchofJesusChrist.org, merenungkan apa yang Tuhan mungkin ingin Anda perbaiki.

We Don’t Need to Be the Same to Be One
We are different by design. Embrace the “and.”

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Bagaimana itu dapat berdampak terhadap Anda untuk mengingat perspektif dan perasaan Allah terhadap semua orang?
- Dengan cara apa Anda melakukan dengan baik dalam melihat dan memperlakukan orang lain sebagaimana Bapa Surgawi dan Yesus akan memperlakukan mereka?
- Bagaimana mengingat ajaran-ajaran mengenai Tuhan dalam 2 Nefi 26:33 dapat membantu Anda melihat, mengasihi, dan memperlakukan orang lain seperti yang Allah lakukan?

Selama beberapa hari ke depan, cobalah mencermati bagaimana Anda melihat, merasakan terhadap, dan memperlakukan orang lain. Dengarkan dorongan Roh Kudus dan upayakan pertolongan Tuhan untuk membuat perubahan apa pun yang diperlukan untuk mengasihi dan memperlakukan orang lain lebih seperti yang Allah lakukan.

Opsional: Ingin Belajar Lebih Banyak?

Bagaimana saya dapat menjadi lebih seperti Allah dalam melihat dan mengasihi orang lain?

Presiden Russell M. Nelson mengajarkan bagaimana Yesus Kristus dapat membantu kita dalam upaya kita untuk memperbaiki diri:

Kita belum mencapai keharmonisan dan rasa saling menghormati yang akan memperkenankan setiap pria dan wanita serta setiap anak lelaki dan perempuan untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Obat untuk rasa sakit kita diresepkan oleh Sang Penyembuh, Yesus Kristus. Ketika seorang Farisi yang mencela menantang Dia untuk mengidentifikasi mana yang terutama dalam hukum Taurat, tanggapan Juruselamat adalah paling mengesankan dan singkat. Itu dipenuhi dengan kebenaran yang menuntun pada kehidupan yang penuh sukacita. Petunjuk-Nya pertama-tama adalah untuk mengasihi Allah dengan sepenuh hati kita dan, kemudian, untuk mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri (lihat Matius 22:35–39). …

Kita semua terhubung, dan kita memiliki tanggung jawab yang diberikan Allah untuk membantu menjadikan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang di sekitar kita. Kita tidak perlu menjadi sama atau mirip untuk memiliki kasih bagi satu sama lain. Kita bahkan tidak harus setuju dengan satu sama lain untuk mengasihi satu sama lain. Jika kita memiliki suatu harapan untuk mendapatkan kembali niat baik dan rasa kemanusiaan yang kita dambakan, itu harus dimulai dari kita masing-masing, satu orang pada satu waktu. (Russell M. Nelson, “NAACP Convention Remarks” [ceramah yang diberikan pada konvensi tahunan National Association for the Advancement of Colored People di Detroit, Michigan, 21 Juli 2019], newsroom.ChurchofJesusChrist.org)

Penatua Dale G. Renlund dari Kuorum Dua Belas Rasul membagikan sebagai berikut:

12:51

Kedamaian Kristus Menghapuskan Perseteruan

Penatua Renlund mengajarkan bahwa dengan mengutamakan kasih Allah dan kemuridan kita kepada Yesus Kristus, kita dapat mengatasi perbedaan kita dan menemukan kedamaian.

Persatuan membutuhkan usaha. Itu berkembang ketika kita memupuk kasih Allah di hati kita dan kita fokus pada takdir kekal kita. Kita dipersatukan oleh identitas utama kita bersama sebagai anak-anak Allah dan komitmen kita pada kebenaran Injil yang dipulihkan. Pada gilirannya, kasih kita kepada Allah dan kemuridan kita kepada Yesus Kristus menghasilkan kepedulian yang tulus terhadap orang lain. Kita menghargai kaleidoskop dari karakteristik, perspektif, dan bakat orang lain. Jika kita tidak dapat menempatkan kemuridan kita kepada Yesus Kristus di atas kepentingan dan sudut pandang pribadi, kita hendaknya memeriksa kembali prioritas kita dan berubah. (Dale G. Renlund, “Kedamaian Kristus Menghapuskan Perseteruan,” Liahona, November 2021, 84)

Sister Michelle Craig, Penasihat Pertama dalam Presidensi Umum Remaja Putri, mengajarkan sebagai berikut:

6:30

Pray for Eyes to See as He Sees

Michelle D. Craig of the Young Women General Presidency shares how to see things more deeply, as Jesus Christ does. “Pray for eyes to see,” she counsels. “His grace will increase our capacity.”

Bagaimana ajaran-ajaran dalam 2 Nefi 26:33 dapat membantu orang-orang datang kepada Juruselamat?

Calyann menyelidiki Gereja tetapi memiliki kekhawatiran. Saksikan video di bawah untuk melihat bagaimana 2 Nefi 26:33 membantu dia.

12:2

Jesus is Real: Calyann's Experience with the Book of Mormon

Friends, fun, success—Calyann had it all! That was until she realized she lived in a prison of her own making. While learning of Jesus Christ, Calyann felt His love, which is available to all who seek Him.

Perhatikan bahwa video sebelumnya juga disarankan sebagai video praktik dalam pelajaran berikutnya.

Apakah bersatu dalam Kristus berarti kita semua harus menjadi sama?

Penatua Quentin L. Cook dan Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bagaimana budaya Kristus memperkenankan perbedaan individu:

Di zaman kita, … bagi banyak orang penekanan ada pada kesukuan, sering kali berdasarkan status, jenis kelamin, ras, dan kekayaan. Di banyak negara, jika bukan di sebagian besar darinya, orang amat terbagi-bagi mengenai cara hidup. Dalam Gereja Tuhan, satu-satunya budaya yang kita anut dan ajarkan adalah budaya Injil Yesus Kristus. Kesatuan yang kita upayakan adalah untuk bersatu dengan Juruselamat dan ajaran-ajaran-Nya.

Memenuhi tanggung jawab yang ditetapkan secara ilahi, berdasarkan kesalehan, kesatuan, dan kesetaraan di hadapan Allah, mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian pribadi di dunia ini serta mempersiapkan kita bagi kehidupan kekal di dunia yang akan datang. (Quentin L. Cook, “Bersiap Menemui Allah,” Liahona, Mei 2018, 116)

Ada ruang bagi mereka yang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menjunjung budaya yang beragam, dan tinggal di berbagai lokasi. Ada ruang bagi yang lajang, yang menikah, keluarga besar, dan tanpa anak-anak. Ada ruang bagi mereka yang pernah memiliki keraguan mengenai iman mereka dan ruang bagi mereka yang masih ragu. Ada ruang bagi mereka dengan ketertarikan seksual yang berbeda. Singkatnya, ada tempat bagi semua orang yang mengasihi Allah dan menghormati perintah-perintah-Nya sebagai tongkat acuan berharga bagi perilaku pribadi. (Jeffrey R. Holland, “Nyanyian yang Dinyanyikan dan yang Tidak Dinyanyikan,” Liahona, Mei 2017, 51)

Saksikan video berikut, yang di dalamnya Penatua Holland memberikan nasihat bagi mereka yang merasa putus asa atau tersisihkan dari kerajaan Tuhan karena mereka berpikir mereka berbeda secara signifikan daripada orang lain.

2:56

“Songs Sung and Unsung”

When you’re feeling low and your days are difficult, remember, “the Savior hears the songs you cannot sing. ”Don’t give up. “Believe in yourself and believe in Him.”

14:33

Nyanyian yang Dinyanyikan dan yang Tidak Dinyanyikan

Menggunakan perumpamaan dari nyanyian pujian “Ada Terang dalam Jiwaku,” Penatua Holland memberikan dorongan semangat kepada mereka yang merasa mereka tidak dapat menyanyikan “melodi sukacita.”