Temporal Preparedness Resources
Rencana Tanggap Bencana


Rencana Tanggap Bencana

Prakata

Memikirkan tentang bencana alam dapat terasa menakutkan dan membebani. Tetapi kita dijanjikan, “Jika kamu siap kamu tidak akan takut” (Ajaran dan Perjanjian 38:30). Bersiap bagi keadaan darurat dapat membantu kita merasa lebih aman dan dapat membantu kita tetap dalam kondisi seaman mungkin ketika bencana atau peristiwa yang tak terduga terjadi.

Persiapan diperlukan di banyak bidang, termasuk persiapan keuangan, penyimpanan makanan, ketahanan emosi, dan perencanaan keadaan darurat. Jika kita memiliki rencana, kita dapat siap ketika bencana terjadi.

Apa Itu Rencana Tanggap Bencana?

Rencana tanggap bencana adalah rencana tentang bagaimana Anda akan mempersiapkan diri dan apa yang akan Anda lakukan jika terjadi bencana alam. Ini mencakup penyimpanan makanan, persediaan air, serta kesehatan emosi, dan berkembang hingga perencanaan langkah untuk reunifikasi setelah bencana dan komunikasi dengan anggota keluarga. Rencana yang paling efektif adalah sederhana dan singkat. Sebagai keluarga atau individu, Anda hendaknya meninjau dan memutakhirkan rencana ini secara teratur.

Penatua L. Tom Perry memberi petunjuk, “Mulailah sekarang untuk membuat rencana jika Anda belum memilikinya, atau perbarui rencana Anda saat ini. … Ketidakstabilan di dunia dewasa ini menjadikannya penting agar kita mengindahkan nasihat dan bersiap bagi masa depan” (“If Ye Are Prepared Ye Shall Not Fear,” Ensign, November 1995, 37).

Ketika mengembangkan rencana tanggap bencana Anda, pertimbangkan untuk berkoordinasi dengan rencana lingkungan, pasak, dan komunitas. Merujuklah pada Penuntun Kesiapsiagaan Darurat Pasak dan Lingkungan untuk informasi lebih lanjut tentang rencana tanggap bencana di area Anda.

Apa Komponen Utama dari Rencana Tanggap Bencana?

Presidensi Utama “mengimbau para anggota Gereja di seluruh dunia agar mempersiapkan diri untuk mengatasi saat-saat kemalangan dalam kehidupan dengan memiliki persediaan dasar makanan dan air serta uang di tabungan” (All Is Safely Gathered In). Kita tidak pernah tahu kapan bencana alam, krisis ekonomi, atau keadaan darurat lainnya menghampiri kita. Dengan membuat rencana, kita dapat siap dan dapat meningkatkan kemungkinan untuk tetap sehat, terhubung, dan aman ketika bencana alam terjadi.

Saat membuat rencana untuk menghadapi bencana, adalah bermanfaat untuk:

  • Mempertimbangkan kemungkinan bencana di area Anda.

  • Membuat rencana untuk bencana yang mungkin menimpa Anda.

  • Membuat rencana komunikasi dan reunifikasi.

  • Memikirkan kebutuhan fisik, emosi, mental, sosial, dan rohani yang spesifik dari keluarga Anda.

  • Memperbarui rencana Anda secara teratur.

Lihat Penuntun Perencanaan Kesiapsiagaan Darurat Pribadi dan Keluarga untuk menemukan kegiatan dan bagan untuk membantu Anda membuat rencana.

Menyimpan Persediaan Darurat

Temukan lokasi untuk menyimpan dan mengakses dokumen penting keluarga, dana darurat, persediaan barang kebutuhan untuk kesintasan dan keadaan darurat, serta penyimpanan makanan.

Kemaslah sebuah tas darurat untuk setiap anggota keluarga dengan benda penting seperti bahan-bahan dasar kebersihan, pakaian, sumber penerangan, makanan ringan, kegiatan, dan perlengkapan kenyamanan untuk menolong anak-anak merasa aman.

Rencana Reunifikasi

Aturlah sebuah tempat berkumpul keluarga yang aman, yang sejalan dengan rencana reunifikasi lingkungan, pasak, atau komunitas. Tentukan sebuah tempat yang aman di mana Anda dan keluarga Anda dapat menemukan satu sama lain setelah keadaan darurat. Memilih sebuah tempat alternatif juga merupakan gagasan yang baik. Tempat berkumpul dapat berubah bergantung pada bencana atau di mana Anda berada ketika bencana terjadi.

Tempat berkumpul Anda hendaknya di suatu tempat di mana anak-anak dapat menemukan orang dewasa yang dipercaya. Periksalah untuk memastikan apakah lingkungan atau pasak Anda memiliki tempat berkumpul untuk mempersatukan kembali keluarga-keluarga.

Rencana Komunikasi

Tetapkan cara-cara untuk berkomunikasi dengan satu sama lain mengenai keselamatan Anda seandainya Anda terpisah selama bencana. Adalah baik untuk memiliki daftar anggota keluarga, teman, tetangga, pemimpin Gereja, dan sumber daya masyarakat. Pertimbangkan untuk menghafalkan nomor telepon jika daftar kontak Anda tidak tersedia. Rencanakan cara lain untuk membuat kontak jika Anda tidak dapat menelepon.

Setelah bencana, dapatlah sulit untuk menelepon di lingkungan area itu. Sering kali lebih mudah untuk melakukan telepon jarak jauh. Tunjuklah seorang kerabat di kota lain untuk menjadi kontak di luar kota. Rencanakan bagi semua anggota keluarga untuk menghubungi orang itu. Mereka dapat memberi tahu kondisi dan lokasi mereka kepada kontak di luar kota tersebut, yang dapat membantu meneruskan informasi.

Buatlah Kartu Informasi Darurat untuk anak-anak di rumah Anda dengan identifikasi dasar, informasi medis dan kontak, serta informasi untuk tetap terhubung dalam bencana. Ini dapat disimpan dalam kotak darurat atau tas ransel, atau anak Anda dapat membawanya bersama mereka. Ini dapat membantu petugas tanggap darurat pertama menghubungi keluarga Anda jika terjadi bencana.

Rencana Evakuasi

Identifikasi ke mana harus pergi jika terjadi evakuasi. Petakan rute utama dan sekunder ke lokasi-lokasi ini. Tinjaulah rute-rute ini bersama keluarga Anda.

Pertimbangkanlah untuk mengemas tas darurat yang dapat dengan mudah dibawa bersama Anda jika terjadi evakuasi. Beberapa benda dalam tas darurat Anda dapat mencakup:

  • Kotak pertolongan pertama

  • Obat-obatan

  • Air

  • Senter

  • Pakaian dan selimut tambahan

  • Barang-barang kenyamanan untuk diri sendiri dan anak-anak

Berlatihlah melakukan evakuasi bersama keluarga Anda. Berilah diri Anda dan keluarga Anda waktu 10 menit untuk mengambil “tas darurat” Anda dan bergerak menuju tujuan evakuasi Anda.

Setelah Bencana

Langsung setelah Bencana:

  • Dapatkan perawatan medis bagi mereka yang cedera atau yang memiliki tantangan kesehatan lainnya.

  • Pastikan Anda memiliki akses terhadap persediaan perbekalan dan pelayanan dasar—seperti makanan, air, tempat berlindung sementara, sanitasi, dan pakaian.

  • Bantulah menemukan dan mempersatukan kembali anggota keluarga yang telah terpisah dari anggota keluarga lainnya.

  • Tentukan dan laporkan kepada brother atau sister pemberi pelayanan atau kepemimpinan Gereja lainnya kondisi dari setiap anggota keluarga.

Segera setelah Bencana:

  • Berikan bantuan kepada anggota keluarga yang menderita, yang tempat berlindung atau barang miliknya rusak, atau yang mengalami trauma emosi atau kehilangan mata pencaharian.

  • Laporkan kepada penyedia kesehatan mental bencana mengenai mereka yang merasa kewalahan atau sangat tertekan.

Tautan Terkait