2020
COVID-19: Sebuah Kesempatan untuk Memusatkan Kembali pada Inti Injil
November 2020


COVID-19: Sebuah Kesempatan untuk Memusatkan Kembali pada Inti Injil

Sepanjang sejarah, selalu ada musim-musim yang sulit. Saat ini, kita bersama-sama menghadapi kesulitan serius yang disebabkan oleh COVID-19. Kita mendengar itu berulang kali: ini adalah waktu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Banyak di antara kita khawatir tentang kesehatan kita dan kesejahteraan orang-orang yang kita kasihi. Kita semua pernah merasakan dampak ekonomi dan emosional yang disebabkan oleh virus ini. Tampaknya tidak ada yang normal. Dan pelayanan misionaris dan pekerjaan bait suci telah terganggu. Banyak orang merasa kewalahan dengan tugas untuk mengubah rutinitas di rumah.

Menghadapi masa depan yang tidak pasti dapat mengakibatkan perasaan cemas atau bahkan panik—Anda mungkin telah merasakan ini. Akan tetapi di tengah semua kekacauan ini, ada harapan! Terlepas dari ketidakpastian dan perubahan, hal-hal yang penting dan mendasar dari Injil tidak berubah:

  • Pertemuan-pertemuan formal gereja mungkin untuk sementara dibatalkan atau dibatasi, tetapi kehidupan Injil tidak! Kita dapat terus beribadat, melayani, dan menjalankan Injil di rumah-rumah kita.

  • Allah masih ada di surga-Nya.

  • Putra-Nya, Yesus Kristus, masih bertindak sebagai kepala dari pekerjaan ini. Dia mengerti perjuangan dunia serta perjuangan pribadi kita sendiri. Dia berjanji, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” (Yohanes 14:18). Dia mengutus Roh Kudus untuk bersama dengan kita.1

  • Allah telah memanggil nabi, pelihat, dan pewahyu. Dan melalui mereka, Dia telah menempatkan dengan tepat apa yang kita butuhkan untuk menghadapi badai ini.2 Pikirkan tentang kurikulum baru yang berpusat di rumah, bersama dengan penyesuaiannya, yang telah membantu kita bersiap untuk saat ini dan untuk hidup serta melayani dengan cara yang lebih tinggi dan lebih kudus.3 Perubahan baru-baru ini bukanlah kebetulan—itu dilakukan oleh Allah yang mahatahu dan mahapengasih.

Terlepas dari kekacauan, dan dengan mengingat hal-hal ini, kita dapat memfokuskan kembali pada inti Injil, yang mencakup iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Tetapi bagaimana kita dapat menjalankan iman itu? Sejak awal, Allah telah mengizinkan para murid-Nya untuk mengatasi tantangan tanpa memiliki semua jawabannya. Akar iman kita semakin dalam ketika kita harus menjalankan hak pilihan dan bergerak maju menghadapi ketidakpastian. Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul mengulangi ini, mengatakan, “Anda tidak mengetahui semuanya, tetapi Anda cukup tahu!”4

Kisah tentang Nefi dan saudara-saudara lelakinya yang berusaha mendapatkan lempengan-lempengan kuningan adalah satu contoh yang bagus dari ini. Mereka tahu apa yang perlu mereka lakukan: mengambil lempengan-lempengan itu! Mereka bahkan tahu alasannya mengapa. Mereka hanya tidak tahu cara melakukannya. Setelah gagal kedua kalinya (lihat 1 Nefi 3:10-27), Nefi tidak dapat lagi mengandalkan kemampuannya sendiri. Alih-alih menyerah, dia mencoba sekali lagi. Perhatikan penerapan langsung dari kata-kata Nefi pada situasi kita saat ini:

“Dan aku dituntun oleh Roh, tidak mengetahui sebelumnya apa yang hendaknya aku lakukan.

Walaupun demikian aku pergi” (1 Nefi 4:6–7).

Terlepas dari banyaknya tanda tanya dalam kehidupan kita, jika kita “maju” seperti Nefi, percaya kepada Allah dan mengikuti para nabi-Nya serta berfokus pada iman, Dia akan membimbing dan membentuk kita. Pada titik tertentu dalam proses ini, masalah tanda tanya kita akan menjadi tanda seru yang mendasar.

Mari kita meningkatkan iman kita kepada Yesus Kristus, kepercayaan kita kepada para hamba-Nya, dan kasih kita bagi satu sama lain sewaktu kita menghadapi masa depan. Saat kesusahan dan kesulitan yang mendunia ini dapat menjadi tempat sakral bagi kita untuk lebih dekat kepada-Nya. Sewaktu kita melakukannya, damai sejahtera-Nya akan memenuhi jiwa kita, bahkan di tengah kekacauan, dan kita akan menemukan kekuatan serta jawaban yang kita butuhkan.

Catatan

  1. Lihat juga Yohanes 14:1, 26-27; 15-26; 16:13-14, 33.

  2. Lihat M. Russell Ballard, “Allah Berada di Kemudi,” Ensign atau Liahona, November 2015, 24-27.

  3. Lihat Russell M. Nelson, “Ceramah Penutup,” Ensign atau Liahona, November 2019, 121.

  4. Neil L. Andersen, “Kamu Cukup Mengetahui,” Ensign atau Liahona, November 2008, 13.