2021
Braden Memimpin Jalannya
Mei/Juni 2021


Braden Memimpin Jalannya

Penulis tinggal di California, AS.

Kisah ini terjadi di Louisiana, AS.

Kehidupan di penangkaran buaya adalah hebat. Tetapi satu hal hilang.

“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya” (1 Timotius 4:12).

Gambar
boy reading scriptures on dock

Braden dan Ayah membawa ember berat berisi pelet buaya menuju dermaga memberi makan. Bagian atas kepala buaya muncul ke permukaan dan meluncur ke arah mereka. Ketika Braden dan Ayah mencapai tempat memberi makan, beberapa buaya telah membuka mulut mereka.

Tetapi Braden tidak takut. Bekerja bersama Ayah di penangkaran buaya adalah yang terbaik.

“Saatnya memberi makan!” Braden berkata. Dia mengambil satu cedok pelet dan melemparkannya ke air.

Nyam. Nyam. Percikan.

Beberapa buaya menangkap pelet di udara. Yang lainnya menyambarnya ketika pelet menyentuh air. Braden dan Ayah terus melemparkan makanan sampai ember mereka kosong.

“Terima kasih sudah membantu Ayah,” ujar Ayah. “Ayo pergi. Para misionaris akan segera datang.”

Braden dan keluarganya telah mulai berbicara dengan para misionaris beberapa bulan lalu. Dia menyukai para misionaris! Dan dia menyukai belajar tentang Gereja. Ayah adalah anggota Gereja, tetapi dia jarang pergi ke Gereja. Ibu dan Braden tidak pernah dibaptiskan.

“Minggu lalu Anda menetapkan gol untuk membaca Mosia 18,” Sister Cox berkata malam itu. “Bagaimana hasilnya?”

Ibu dan Ayah saling berpandangan dan diam selama beberapa saat. “Kami sibuk minggu ini,” Ibu berkata.

“Saya membacanya!” Braden berkata.

“Hebat!” Sister Blood berkata, mengangkat tangan untuk tos. “Bagaimana perasaan Anda setelah membacanya?”

Braden tersenyum lebar. “Sangat bagus. Dan saya berdoa tentang dibaptiskan. Saya sangat ingin.”

“Itu bagus! Saya tahu itu membuat Bapa Surgawi sangat bahagia,” Sister Cox berkata. Dia berpaling kepada ibu Braden. “Bagaimana perasaan Anda tentang itu?”

“Saya masih tidak yakin. Saya pikir saya perlu sedikit waktu lagi,” Ibu berkata.

Braden merasa sedikit sedih selama sisa pelajaran. Dia berharap kedua orangtuanya adalah anggota Gereja. Dan dia ingin menjadi anggota Gereja juga!

Ketika para misionaris pergi, dia memberi tahu orangtuanya bahwa dia bersungguh-sungguh mengenai apa yang dia katakan sebelumnya. “Saya sungguh ingin dibaptiskan. Dan …” Braden menarik napas dalam-dalam. “Saya sangat ingin Ayah yang membaptiskan saya.”

Setelah beberapa saat, Ayah berbicara. “Ayah juga menginginkan itu.”

Ibu terdiam. “Mari berdoa mengenai itu.”

Braden berlutut bersama keluarganya dan bertanya kepada Bapa Surgawi apakah dia dan Ibu hendaknya dibaptiskan. Dia merasa hangat dan dikasihi.

Selama beberapa minggu berikutnya, Braden membaca tulisan suci dan berdoa setiap hari. Awalnya, dialah yang selalu bertanya kepada orangtuanya apakah mereka mau berdoa dan membaca bersamanya. Namun segera, mereka mulai bertanya kepadanya. Ketika dia dan Ayah memberi makan buaya, mereka akan berbicara tentang tulisan suci atau apa yang mereka pelajari di Gereja. Dia dan Ibu akan berbicara tentang pelajaran misionaris. Setiap hari, Ibu dan Ayah tampak sedikit lebih bahagia.

Suatu hari selama pelajaran dengan misionaris, Ibu mengatakan kalimat yang sudah Braden nantikan, “Saya ingin dibaptiskan.”

Selama beberapa minggu berikutnya, Braden merasa seperti melayang di awan.

Akhirnya, hari pembaptisan Ibu dan Braden. Ketika Braden keluar dari air, dia merasakan kasih Bapa Surgawi bagi dia dan keluarganya. Dia memeluk Ayah dengan erat.

Ayah memeluk erat Braden dan berbisik, “Terima kasih sudah menjadi teladan yang baik dan menolong kami. Ayah mengasihimu.”

Cetak