2022
Lomba Kayu Bakar
Juli/Agustus 2022


Lomba Kayu Bakar

Nabi mengatakan kita hendaknya jangan pernah berhenti bersiap.

Gambar
boy holding firewood

Kaki Luke menghentak tanah. Dia melihat ke belakang. Saudara lelakinya, Robert, sedang menyusulnya!

“Kena! Kamu jaga!” Robert berkata.

Luke terkikih-kikih. Dia mengejar kakak perempuannya, Mili.

Setelah pertandingan, semua duduk untuk beristirahat.

“Kita bisa main apa sekarang?” Mili bertanya.

Luke senang dia memiliki saudara-saudara kandung untuk bermain bersamanya. Tetapi COVID-19 telah mengubah banyak hal. Mereka tidak dapat pergi ke tempat-tempat dengan banyak orang. Dan terkadang mereka bahkan tidak diizinkan untuk berada di luar.

Luke mencoba memikirkan permainan yang dapat mereka mainkan. Kemudian dia memikirkan sesuatu yang telah dia dengar di Pratama.

“Aku pikir kita hendaknya melakukan sesuatu agar siap,” Luke berkata.

“Apa maksudmu?” Mili bertanya.

Luke memandangi pohon-pohon jambu di sekitar rumah mereka. “Nabi berkata kita hendaknya jangan pernah berhenti bersiap. Mungkin kita dapat mengumpulkan kayu bakar hari ini. Kita dapat menjadikannya permainan untuk melihat siapa yang bisa mendapat paling banyak!”

Gambar
boy and girl running and holding firewood

Luke dan saudara-saudara kandungnya berlomba menuju pepohonan dekat rumah mereka. Luke menumpuk ranting di lengannya dan berlari kembali untuk menumpuk kayunya di dalam gudang. Ketika saudara-saudara kandungnya tiba di sana, dia juga membantu mereka menumpuk kayu mereka. Mereka berlari bolak-balik sampai mereka mengumpulkan tumpukan besar.

“Ini cukup untuk memasak sepanjang minggu!” Mili berkata.

“Itu tadi menyenangkan,” Robert berkata. “Aku suka menjadi siap!”

“Aku juga,” kata Luke. Dia ingin melakukan sesuatu yang lain agar siap.

Selanjutnya dia dan saudara lelaki dan perempuannya menanam bele (sejenis sayuran hijau) di kebun mereka. Luke memotong batang dari tanaman tua agar mereka dapat menanamnya dan menumbuhkan lebih banyak lagi.

Sementara mereka bekerja, kakek nenek dan orangtua mereka datang ke luar.

“Apakah kalian menanam bele sendiri?” Kakek bertanya.

“Ya,” kata Luke. “Dan kami juga mendapatkan kayu bakar!”

“Terima kasih,” ujar Ayah. “Ayah benar-benar sibuk hari ini. Ayah tidak akan mampu melakukannya.”

Siang itu, Luke duduk di dalam bersama keluarganya. Mereka mendengar sebuah pengumuman di radio bahwa semua orang harus tinggal di dalam [rumah] selama empat hari untuk menghentikan COVID-19 menyebar. Tidak seorang pun diizinkan meninggalkan rumah mereka.

“Bagus kita mengumpulkan kayu bakar hari ini. Kita sekarang tidak bisa lagi,“ ujar Mili.

Luke tersenyum. Dia bahagia mereka telah mengikuti ajakan nabi untuk menjadi siap.

Ilustrasi oleh Shawna J. C. Tenney

Cetak