Kuasa Pemeteraian
Cuplikan
Kita cenderung berpikir mengenai wewenang pemeteraian seolah-olah hanya berlaku pada tata cara bait suci tertentu, tetapi wewenang itu perlu untuk menjadikan tata cara apa pun valid dan mengikat setelah kematian. …
Keabsahan yang kuasa pemeteraian berikan pada tata cara imamat mencakup, tentunya, tata cara perwakilan yang dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh Tuhan—bait suci-Nya. … Kuasa pemeteraian ini merupakan manifestasi sempurna dari keadilan, belas kasihan, dan kasih Allah.
Dengan akses terhadap kuasa pemeteraian, hati kita secara alami berpaling kepada mereka yang telah mendahului. Pengumpulan zaman akhir ke dalam perjanjian bahkan menyeberangi tabir. …
Manifestasi tertinggi dan terkudus dari kuasa pemeteraian adalah dalam penyatuan kekal seorang pria dan seorang wanita dalam pernikahan serta penautan umat manusia melalui seluruh generasi mereka. …
Kita dapat melihat mengapa “pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah dan bahwa keluarga merupakan yang inti bagi rencana Sang Pencipta untuk takdir kekal anak-anak-Nya” [“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” Perpustakaan Injil]. Pada saat yang sama, kita menyadari bahwa di masa kini yang tidak sempurna, ini bukanlah realitas atau bahkan kemungkinan yang realistis bagi sejumlah orang. Tetapi kita memiliki pengharapan dalam Kristus. …
Saya bersaksi bahwa kuasa dan wewenang pemeteraian yang dipulihkan ke bumi melalui Joseph Smith adalah nyata, bahwa apa yang diikat olehnya di bumi sungguh diikat pula di surga.