Untuk Menjadi Pengikut Kristus
Menjadi pengikut Kristus berarti berusaha menyesuaikan tindakan, perilaku, dan kehidupan kita dengan yang dijalani Juruselamat.
Dalam penelaahan tulisan suci pribadi saya, saya terkesan dengan keinsafan Saulus dari Tarsus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus, seperti yang digambarkan dalam Alkitab.
Paulus adalah orang yang aktif dalam penganiayaan terhadap Gereja dan orang Kristen. Tetapi karena kuasa surga dan Pendamaian Yesus Kristus, dia diubah sepenuhnya, dan dia menjadi salah satu hamba Allah yang hebat. Teladan hidupnya adalah Juruselamat, Yesus Kristus.
Dalam salah satu ajaran Paulus kepada jemaat Korintus, dia mengundang mereka untuk menjadi pengikutnya sebagaimana dia sendiri adalah pengikut Kristus (lihat 1 Korintus 11:1). Ini adalah undangan yang tulus dan sah dari masa Paulus hingga hari ini: untuk menjadi pengikut Kristus.
Saya mulai merenungkan apa artinya menjadi pengikut Kristus. Dan yang lebih penting, saya mulai bertanya, “Dengan cara apa saya hendaknya meniru Dia?”
Menjadi pengikut Kristus berarti berusaha menyesuaikan tindakan, perilaku, dan kehidupan kita dengan yang dijalani Juruselamat. Yaitu memperoleh kebajikan. Yaitu menjadi murid Yesus Kristus yang sejati.
Saya telah menelaah beberapa aspek kehidupan Juruselamat, dan saya telah mempertahankan, sebagai bagian dari pesan saya hari ini, empat kualitas-Nya yang saya coba tiru dan yang saya bagikan kepada Anda.
Kualitas pertama dari Juruselamat adalah kerendahhatian. Yesus Kristus sangat rendah hati sejak kehidupan prafana. Pada Sidang di Surga, Dia mengenali dan memperkenankan kehendak Allah untuk berjaya dalam rencana keselamatan bagi umat manusia. Dia berkata, “Bapa, kehendak-Mu jadilah, dan kemuliaan adalah milik-Mu selamanya” (Musa 4:2).
Kita tahu bahwa Yesus Kristus mengajarkan kerendahhatian dan merendahkan diri-Nya untuk memuliakan Bapa-Nya.
Marilah kita hidup dalam kerendahhatian karena itu membawa kedamaian (lihat Ajaran dan Perjanjian 19:23). Kerendahhatian mendahului kemuliaan, dan itu membawa kemurahan Allah kepada kita: “Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (1 Petrus 5:5). Kerendahhatian membawa jawaban yang lembut. Itu adalah sumber dari karakter yang saleh.
Penatua Dale G. Renlund mengajarkan:
“Individu yang hidup dengan rendah hati di hadapan Allah mengingat apa yang Bapa Surgawi dan Yesus Kristus telah lakukan bagi mereka.”
“Kita bertindak secara terhormat dengan Allah melalui berjalan dengan rendah hati bersama-Nya” (“Berlaku Adil, Mencintai Belas Kasihan, dan Hidup dengan Rendah Hati di Hadapan Allah,” Liahona, November 2020, 111, 109).
Kualitas kedua dari Juruselamat adalah keberanian. Ketika saya memikirkan tentang Yesus Kristus pada usia 12, duduk di bait suci Allah di antara para ahli Taurat dan mengajari mereka hal-hal ilahi, saya perhatikan bahwa Dia sudah memiliki, sangat awal dalam hidup-Nya, rasa keberanian yang baik, keberanian tertentu. Sementara kebanyakan orang berharap melihat anak lelaki itu diajar oleh para ahli Taurat, Dia mengajari mereka sementara “mereka sedang mendengar Dia, dan mengajukan kepada-Nya pertanyaan” (Terjemahan Joseph Smith, Lukas 2:46 [dalam Lukas 2:46, catatan kaki c]).
Kami melayani misi penuh waktu di Misi Mbuji-Mayi Republik Demokratik Kongo dari tahun 2016 hingga 2019. Cara untuk melakukan perjalanan dalam misi dari satu zona ke zona lain adalah melalui jalan raya. Sebuah fenomena muncul di daerah itu dengan bandit bersenjatakan pedang menerobos jalan dan mengganggu pergerakan orang bepergian.
Lima misionaris yang melakukan perjalanan dari satu zona ke zona lain sebagai bagian dari pemindahan menjadi korban dari gangguan ini. Karena pernah menjadi korban dari fenomena ini sendiri beberapa waktu sebelumnya, kami mulai takut akan kehidupan dan keselamatan kami semua, bahkan ragu-ragu untuk melakukan perjalanan di jalan-jalan ini untuk mengunjungi misionaris dan mengadakan konferensi zona. Kami tidak tahu berapa lama itu akan berlangsung. Saya membuat laporan, yang saya kirimkan ke Presidensi Area, dan saya mengungkapkan perasaan takut saya tentang melanjutkan perjalanan ketika jalan itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai misionaris kami.
Dalam jawabannya, Penatua Kevin Hamilton, yang adalah presiden Area Afrika Tenggara kami, menulis kepada saya: “Nasihat saya adalah melakukan yang terbaik semampu Anda. Bijaksana dan rajinlah berdoa. Jangan dengan sengaja menempatkan diri Anda atau misionaris Anda dalam bahaya, tetapi pada saat yang sama majulah dengan iman. ‘Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban’ (2 Timotius 1:7).”
Nasihat ini sangat menguatkan kami dan memungkinkan kami untuk terus melakukan perjalanan dan melayani dengan keberanian sampai akhir misi kami karena kami mendengar arahan dari Bapa kami di Surga melalui tulisan suci itu.
Dalam tulisan suci modern, kita membaca perkataan terilhami dari Nabi Joseph Smith yang mencerminkan dorongan Tuhan kepada kita: “Saudara-saudara, apakah kita tidak akan meneruskan dalam perkara yang sedemikian besar? Maju dan janganlah mundur. Beranilah, saudara-saudara; dan maju, majulah menuju kemenangan!” (Ajaran dan Perjanjian 128:22).
Marilah kita memiliki keberanian untuk melakukan apa yang benar, bahkan ketika itu tidak populer—keberanian untuk membela iman kita dan bertindak dengan iman. Marilah kita memiliki keberanian untuk bertobat setiap hari, keberanian untuk menerima kehendak Allah dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Marilah kita memiliki keberanian untuk hidup dengan saleh dan melakukan apa yang diharapkan dari kita dalam berbagai tanggung jawab dan posisi kita.
Kualitas ketiga dari Juruselamat adalah pengampunan. Selama pemberian pelayanan fana-Nya, Juruselamat mencegah seorang perempuan yang telah melakukan perzinaan untuk dirajam. Dia berkata kepadanya, “pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi” (Yohanes 8:11). Ini menggerakkan dia menuju pertobatan dan akhirnya pengampunan, karena seperti yang dicatat oleh tulisan suci, “perempuan itu memuliakan Allah sejak saat itu dan percaya pada nama-Nya” (Joseph Smith Translation, Yohanes 8:11 [dalam Yohanes 8:11, catatan kaki c).
Selama kebaktian Natal di bulan Desember 2018, Presiden terkasih kita Russell M. Nelson berbicara tentang empat karunia yang telah kita terima dari Juruselamat. Dia mengatakan bahwa salah satu karunia yang Juruselamat tawarkan adalah kemampuan untuk mengampuni:
“Melalui Pendamaian-Nya yang tak terbatas, Anda dapat mengampuni mereka yang telah menyakiti Anda dan yang mungkin tidak pernah menerima tanggung jawab dari kekejaman mereka terhadap Anda.
Biasanya mudah untuk mengampuni seseorang yang dengan tulus dan rendah hati mencari pengampunan Anda. Tetapi Juruselamat akan memberi Anda kemampuan untuk mengampuni siapa pun yang telah menganiaya Anda dengan cara apa pun” (“Empat Karunia yang Yesus Kristus Berikan kepada Anda” [kebaktian Natal Presidensi Utama, 2 Desember 2018], broadcasts.ChurchofJesusChrist.org).
Marilah kita saling mengampuni dengan tulus untuk mendapatkan pengampunan dari Bapa. Pengampunan membebaskan kita dan menjadikan kita layak untuk mengambil sakramen setiap hari Minggu. Pengampunan diperlukan bagi kita untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus.
Kualitas keempat dari Juruselamat adalah pengurbanan. Itu adalah bagian dari Injil Yesus Kristus. Juruselamat memberikan pengurbanan tertinggi dari hidup-Nya bagi kita agar kita dapat ditebus. Merasakan sakitnya pengurbanan, Dia meminta Bapa-Nya untuk menjauhkan cawan itu, tetapi Dia pergi hingga akhir pengurbanan kekal. Ini adalah Pendamaian Yesus Kristus.
Presiden M. Russell Ballard mengajarkan ini: “Pengurbanan adalah demonstrasi kasih yang murni. Tingkat kasih kita bagi Tuhan, bagi Injil, dan bagi sesama kita dapat diukur dengan apa yang rela kita kurbankan bagi mereka” (“The Blessings of Sacrifice,” Ensign, Mei 1992, 76).
Kita dapat mengurbankan waktu kita untuk melakukan pemberian pelayanan, melayani orang lain, melakukan kebaikan, melakukan pekerjaan sejarah keluarga, dan mengembangkan pemanggilan Gereja kita.
Kita dapat memberikan sumber keuangan kita dengan membayar persepuluhan, persembahan puasa, dan sumbangan lainnya untuk membangun kerajaan Allah di bumi. Kita membutuhkan pengurbanan untuk menepati perjanjian yang telah kita buat dengan Juruselamat.
Doa saya adalah agar dengan mengikuti Yesus Kristus dan memanfaatkan berkat-berkat Pendamaian-Nya, kita menjadi semakin rendah hati, kita lebih berani, kita semakin mengampuni, dan kita berkurban lebih banyak untuk kerajaan-Nya.
Saya bersaksi bahwa Bapa Surgawi kita hidup dan bahwa Dia mengenal kita masing-masing secara individu, bahwa Yesus adalah Kristus, bahwa Presiden Russell M. Nelson adalah nabi Allah saat ini. Saya bersaksi bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah kerajaan Allah di bumi dan Kitab Mormon adalah benar. Dalam nama Yesus Kristus, Penebus kita, amin.