Pembaptisan Logan
“Pintu gerbang yang harus kamu masuki ialah pertobatan dan baptisan” (2 Nefi 31:17).
Berdasarkan pada sebuah pengalaman keluarga di lingkungan penulis.
Logan telah berusia delapan tahun minggu lalu. Hari ini adalah hari istimewa—dia akan dibaptiskan. Dia dan ayahnya berpakaian putih dan mengambil tempat duduk mereka di dekat kolam baptisan.
Kakak ipar lelaki Logan, Ryan, diminta untuk memberikan ceramah pada acara pembaptisan itu. Setelah lagu dan doa pembuka, Ryan membacakan pasal-pasal kepercayaan keempat: “Kami percaya bahwa asas-asas utama serta tata cara-tata cara Injil adalah: pertama, Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, Bertobat; ketiga, Pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.”
Kemudian Ryan meletakkan selembar kertas kotak lain di satu sisi ruangan dan kertas kotak putih di sisi lainnya. “Logan, berdirilah di atas kertas kotak biru ini,” katanya. “Dapatkah kamu pindah dari kertas kotak biru menuju ke kertas putih tanpa menginjak karpet?”
Logan memandang ke sekeliling ruangan dan menggelengkan kepalanya. “Itu terlalu jauh.”
Ryan mengangguk. “Memang terlalu jauh bagi kamu untuk pindah ke sana sendirian. Dan menurutmu dapatkah kamu kembali kepada Bapa Surgawi tanpa bantuan?”
Logan menggelengkan kepalanya lagi.
Ryan meletakkan enam kotak lagi di lantai, setiap kotak berbeda warnanya. “Bapa Surgawi telah memberi kita langkah-langkah untuk membawa kita kembali kepada-Nya. Tahukah kamu apa saja langkah-langkah itu?”
Logan memikirkan pasal-pasal kepercayaan yang baru saja dibaca Ryan. “Pertama adalah iman.” Ryan mengangguk ketika Logan melangkah menuju kotak merah. “Dan kedua adalah pertobatan.” Logan pindah ke kotak kuning.
Ryan menunjuk ke kotak hijau. “Yang ini melambangkan salah satu langkah yang kamu ambil hari ini.”
Dengan tersenyum, Logan melangkah menuju kotak hijau. “Baptisan,” tuturnya. Dia semakin dekat dengan kotak putih sekarang, namun masih ada tiga lagi di antaranya.
“Kotak oranye melambangkan menerima karunia Roh Kudus,” Ryan berkata, “langkah berikutnya yang akan kamu ambil hari ini.”
Logan melangkah menuju kotak oranye.
“Menurutmu apa yang dilambangkan dua kotak terakhir?” Ryan bertanya.
Logan berpikir sejenak. Pasal-Pasal Kepercayaan keempat mencantumkan hanya empat asas dan tata cara Injil. Dia telah belajar di Pratama bahwa baptisan adalah perjanjian pertama dari banyak perjanjian yang akan dia ambil. “Apakah kotak abu-abu melambangkan bait suci?” dia bertanya.
“Benar!” Ryan tersenyum senang. “Setelah pembaptisan dan penetapanmu, kamu akan mempersiapkan diri untuk menerima imamat dan tata cara-tata-cara bait suci. Menurutmu melambangkan apa kotak yang terakhir?”
Logan tidak dapat mengingat lagi langkah-langkah berikutnya. Kemudian tak pernah diduganya—itu adalah kebenaran sederhana yang diajarkan oleh para nabi dan tulisan suci. “Tetap bajik,” dia menuturkan.
“Tepat sekali,” Ryan berkata. “Setelah membuat semua perjanjian ini, kita harus tetap setia.”
Logan duduk dan Ryan menyelesaikan ceramahnya. Kemudian Logan dan ayahnya memasuki kolam baptisan. Dengan wewenang imamat, ayah Logan membaptiskannya. Setelah mereka berganti pakaian yang kering, Logan ditetapkan menjadi anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.
“Ingatlah Roh yang kamu rasakan sekarang,” Ryan menuturkan setelah itu sewaktu dia memeluk Logan. “Berusahalah menjaga agar Roh itu bersamamu sepanjang kehidupanmu.”
Logan tahu dia tidak akan pernah melupakan hari istimewa ini—hari dia telah mengambil dua langkah penting terhadap rumah surgawinya.
Jane McBride Choate adalah anggota di Lingkungan Big Thompson, Wilayah Loveland Colorado.
“[Tata cara] baptisan dan menerima karunia Roh Kudus [membawa] kita ke kehidupan lainnya dan ke dalam kerajaan Allah.”
Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, “Perjanjian Pembaptisan: Berada di Dalam Kerajaan dan Bukan dari Kerajaan,” Liahona , Januari 2001, 6–7.