Teman ke Teman
Kemuliaan Allah Ialah Akal Budi
“Jika seseorang karena ketekunan dan ketaatannya memperoleh lebih banyak pengetahuan dan kecerdasan …, dia akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam dunia yang akan datang” (A&P 130:19).
Saya telah menghabiskan sebagian besar hidup saya terlibat dalam pendidikan. Semasa muda, saya mengira pendidikan berarti bersekolah, mengikuti ujian, dan mendapatkan nilai yang baik. Namun sewaktu saya semakin dewasa, saya mulai memahami perbedaan antara berprestasi di sekolah dan menjadi terdidik. Seseorang dapat mengerjakan dengan baik dalam ujian namun masih belum terdidik. Pendidikan sejati adalah mempelajari bagaimana caranya belajar. Sewaktu saya menemukan pelajaran itu, belajar menjadi menyenangkan.
Salah satu tujuan utama kehidupan fana adalah untuk belajar—untuk memperoleh pengetahuan dan akal budi. Ajaran dan Perjanjian 93:36 menyatakan, “Kemuliaan Allah ialah akal budi.” Anda mungkin berpikir akal budi artinya diberi karunia dalam pekerjaan akademis, namun akal budi juga artinya menerapkan pengetahuan yang kita peroleh untuk tujuan-tujuan yang baik.
Pengetahuan, baik jasmani maupun rohani, datang dalam tahap-tahap. Kesaksian saya tumbuh baris demi baris, ajaran demi ajaran, sedikit di sini, sedikit di sana (lihat Yesaya 28:10)—demikian juga hal itu berlaku bagi hampir semua anggota Gereja. Semasa kanak-kanak, saya ingat ibu saya membacakan kisah-kisah Kitab Mormon dan sejarah Gereja bagi saya. Saya merasakan perasaan yang manis, penuh damai, serta meyakinkan bahwa apa yang saya pelajari adalah benar. Perasaan ini tumbuh menjadi hasrat yang besar untuk belajar lebih banyak dengan mempelajari tulisan suci. Tidak ada yang memiliki dampak lebih besar selain dengan membaca, mempelajari, serta menyelidiki tulisan suci untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan dan akal budi.
Saya dibesarkan di Kalifornia semasa remaja selama suatu masa ketika pengaruh-pengaruh jahat, seperti narkoba dan musik yang buruk, menjadi semakin populer. Karena pengetahuan yang telah saya terima, saya memilih untuk tidak ikut-ikutan dengan hal itu. Saya mempersiapkan diri untuk menjadi misionaris dan melayani Tuhan. Di ladang misi, pengetahuan bahwa saya sedang melayani Tuhan memperkuat tekad saya untuk bekerja keras dalam membangun kerajaan-Nya. Bekerja sebagai misionaris barangkali merupakan cara terhebat untuk belajar serta memperoleh pengetahuan rohani.
Nilai sejati dari belajar adalah bahwa hal itu mengizinkan Anda dalam situasi apa pun untuk menjadi cerdik—untuk menentukan apa yang harus dilakukan ketika Anda tidak memiliki ide apa yang perlu dilakukan! Kita sering diajari dalam tulisan suci untuk mencari pengetahuan dengan belajar dan dengan iman (lihat A&P 88:118). Dalam kehidupan kita sendiri, di keluarga kita, dan di Gereja, kita dapat menerima berkat-berkat kekuatan rohani, arahan, dan perlindungan sewaktu kita berusaha dengan iman untuk memperoleh akal budi dan menerapkan pengetahuan rohani dalam kebenaran.