Bagaimana Kami Dapat Membayar Sewa Kami?
Douglas Arévalo, Kosta Rika
Satu setengah tahun setelah saya dan istri saya, Rebeca menikah, perusahaan tempat saya bekerja tutup. Dengan tiba-tiba saya mendapati diri saya menganggur.
Daripada saya dipekerjakan oleh orang lain, saya merasa terdorong untuk memulai usaha saya sendiri. Saya tahu bahwa tantangan ini dapat menjadi suatu hal yang rumit, sehingga saya berpaling kepada Bapa Surgawi untuk menegaskan apa yang telah saya rasakan. Doa memainkan peranan yang penting dalam keputusan awal dan terus akan menentukan sejak saat itu.
Pada bulan Agustus 2003 saya memulai usaha saya sendiri mengerjakan pengecatan, pertamanan, pertanahan, pekerjaan pemeliharaan. Segala sesuatunya tidak selalu mudah ketika Anda telah memiliki usaha sendiri, khususnya ketika memulainya. Pada awal bulan, saya dan Rebeca perlu membayar sewa untuk rumah kami. Kami tidak memiliki sepeser pun. Demikianlah suatu pagi kami berdoa agar kami, entah bagaimana, dapat memperoleh uang yang kami butuhkan. Lalu pada hari itu saya mendapatkan pekerjaan yang dibayar cukup untuk menutup sewa kami.
Sebulan setelah saya memulai usaha saya, presiden wilayah meminta saya untuk bertemu dengannya. Segera saya dipanggil menjadi uskup di lingkungan kami. Saya menyadari bahwa Bapa Surgawi telah membukakan jalan bagi saya untuk menerima dan memenuhi pemanggilan ini. Dengan pekerjaan saya yang lain, saya tidak akan memiliki waktu yang diperlukan untuk para anggota lingkungan dan untuk keluarga saya sendiri. Namun karena saya memiliki usaha, saya memiliki jadwal yang fleksibel. Saya telah berada di rumah untuk peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan keluarga saya, seperti ketika anak-anak saya lahir serta mulai berjalan dan berbicara. Di samping itu, saya dan istri saya telah dapat melayani di Bait Suci San José, Kosta Rika. Kesempatan-kesempatan ini, yang datang karena kami telah menanggapi bisikan dan mencari arahan dalam doa, telah mempererat kami bersama.
Saya baru saja memulai lagi kuliah di universitas. Ketika bayangan tentang kuliah lagi muncul, saya cemas tentang bagaimana saya dapat menyediakan waktu untuk keluarga saya. Dua kali seminggu saya akan berada di kelas, tidak bekerja. Bagaimana keluarga saya akan dapat mengatasinya?
Lagi, saya dan istri saya menjadikan tantangan ini hanya masalah doa, dan Tuhan menanggapinya. Saya mulai menerima kontrak permanen, yang telah membuatnya lebih mudah bagi saya untuk mengganti hari kerja yang hilang saat saya kuliah.
Dengan semua pengalaman ini, kami telah melihat Tuhan menepati janji-Nya: “Mintalah maka kamu akan menerima” (3 Nefi 27:29). Doa telah menjadi penting untuk perkembangan dan peningkatan keluarga kami. Kami telah melihat dan merasakan bahwa ketika kami berpaling kepada Tuhan, Dia memberkati kami. Kami tahu bahwa Dia mengenal kami, dan kami dapat meminta kepada-Nya untuk apa pun yang kami butuhkan.