Pesan Presidensi Utama, Februari 2010
Menjadi Siap Secara Rohani
Nasihat dari Nabi Kita
Sebuah Landasan Iman
“Jika kita tidak memiliki dasar iman yang dalam dan kesaksian yang kuat akan kebenaran, kita dapat memiliki kesulitan dalam menahan badai hebat dan angin dingin kesulitan yang secara tak terelakkan datang kepada kita masing-masing.
Kefanaan adalah masa ujian, saat untuk membuktikan diri kita layak untuk kembali ke hadirat Bapa Surgawi kita. Agar kita dapat diuji, kita harus menghadapi tantangan dan kesulitan. Hal ini dapat membuat kita kehilangan iman kita, dan permukaan jiwa kita dapat hancur—yaitu, jika landasan iman kita, kesaksian kita mengenai kebenaran tidak tertanam di dalam diri kita.”1
Pelajarilah Pelajaran-Pelajaran dari Masa Lalu
“Dalam pencarian akan yang terbaik dari diri kita, sejumlah pertanyaan akan membimbing pemikiran kita: Akankah saya menjadi seperti yang saya inginkan? Apakah saya lebih dekat kepada Juruselamat saya hari ini daripada kemarin? Akankah saya lebih dekat lagi besok? Apakah saya memiliki keberanian untuk berubah menjadi lebih baik? …
Tahun-tahun datang silih berganti, namun kebutuhan akan sebuah kesaksian tentang Injil terus menjadi semakin penting. Sewaktu kita maju menuju masa depan, kita seharusnya tidak mengabaikan pelajaran-pelajaran dari masa lalu.”2
Liahona Pribadi Anda
“Berkat bapa bangsa Anda adalah berkat Anda sendiri dan berkat Anda semata. Itu dapatlah singkat ataupun panjang, sederhana ataupun mendalam. Panjang dan bahasanya bukanlah yang penting dalam berkat bapa bangsa. Adalah Roh yang menyampaikan makna sejatinya. Berkat Anda bukan untuk dilipat dengan rapi dan disimpan. Itu bukan untuk dibingkai atau diterbitkan. Tetapi, itu harus dibaca. Itu harus dikasihi. Itu harus diikuti. Berkat bapa bangsa Anda akan membimbing Anda melewati malam yang paling kelam. Itu akan membimbing Anda melewati bahaya-bahaya kehidupan …. Berkat bapa bangsa Anda adalah Liahona pribadi Anda untuk menuntun dan membimbing jalan Anda ….
Kesabaran mungkin diperlukan sewaktu kita melihat, menunggu, dan bekerja untuk berkat yang dijanjikan agar digenapi.”3
Datang kepada-Nya
“Ingatlah bahwa Anda tidak berjalan sendirian …. Sewaktu Anda berjalan mengarungi kehidupan, senantiasalah berjalan menuju terang, dan bayang-bayang kehidupan akan tertinggal di belakang Anda ….
Sewaktu saya membuka tulisan suci untuk memperoleh ilham, sebuah kata khusus telah muncul berulang kali. Kata itu [adalah] ‘datang,’ Tuhan berfirman, ‘Datanglah kepada-Ku.’ Dia berfirman, ‘Belajarlah pada-Ku.’ Dia juga berkata, ‘Ikutlah Aku.’ Saya menyukai kata itu, datang. Permohonan saya adalah semoga kita mau datang kepada Tuhan.”4
© 2009 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia. Persetujuan bahasa Inggris: 6/09. Persetujuan penerjemahan: 6/09. Terjemahan dari First Presidency Message, February 2010. Bahasa Indonesia. 09362 299