Pesan Presidensi Utama, September 2014
Siapkah Kita?
Di daerah tempat saya pernah tinggal dan melayani, Gereja menjalankan sebuah proyek unggas, yang dikelola terutama oleh para sukarelawan dari lingkungan-lingkungan lokal. Sering kali itu merupakan proyek yang dijalankan secara efisien, yang menyuplai ke gudang-gudang penyimpanan uskup ribuan telur segar dan ratusan kilogram unggas yang siap diolah. Bagaimanapun, pada beberapa kesempatan, menjadi petani kota sukarelawan tidak hanya berarti lecet-lecet di tangan namun juga frustrasi di hati dan pikiran.
Contohnya, saya akan selalu mengingat saat kami mengumpulkan remaja putra Imamat Harun untuk memberikan proyek pembersihan di musim semi. Kelompok kami yang penuh semangat dan energik berkumpul di proyek itu dan dengan gerak cepat mencabuti, mengumpulkan, dan membakar sejumlah besar rumput liar dan puing-puing. Dengan cahaya dari api unggun yang menyala, kami makan hot dog dan memberi ucapan selamat kepada diri kami sendiri atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
Namun, hanya ada satu masalah pembawa petaka. Kebisingan dan api sedemikian mengganggu populasi rapuh dari 5.000 ayam petelur yang sebagian besar darinya mendadak rontok bulunya dan berhenti bertelur. Karena itulah kami menoleransi sejumlah rumput liar agar kami dapat menghasilkan lebih banyak telur.
Tidak ada anggota Gereja yang telah membantu menyediakan bagi mereka yang membutuhkan pernah lupa atau menyesali pengalaman tersebut. Ketekunan, penghematan, kemandirian, dan berbagi dengan yang lain tidaklah baru bagi kami.
Kita hendaknya ingat bahwa sistem gudang penyimpanan yang terbaik adalah agar setiap keluarga dalam Gereja memiliki persediaan makanan, pakaian, dan, bila mungkin, kebutuhan hidup lainnya. Gudang penyimpanan Tuhan mencakup waktu, talenta, keterampilan, belas kasihan, materi yang dikuduskan, dan sarana keuangan dari para anggota setia Gereja. Sumber-sumber ini tersedia bagi uskup dalam membantu mereka yang membutuhkan.
Kami mengimbau semua Orang Suci Zaman Akhir untuk bijaksana dalam perencanaan mereka, untuk konservatif dalam kehidupan mereka, dan untuk menghindari utang yang berlebihan atau tidak perlu. Lebih banyak lagi orang dapat keluar dari badai gelombang yang menghempas dalam kehidupan ekonomi mereka jika mereka memiliki pesediaan makanan dan pakaian serta bebas dari utang. Saat ini kami menemukan bahwa banyak yang telah mengikuti nasihat ini dalam kebalikannya: mereka memiliki persediaan utang dan tidak ada makanan ekstra.
Saya ulangi apa yang Presidensi Utama nyatakan beberapa tahun lalu:
“Orang-Orang Suci Zaman Akhir telah dinasihati selama bertahun-tahun agar mempersiapkan diri untuk mengatasi kemalangan dengan menyisihkan sedikit uang. Melakukan hal itu menambah secara tak terkira bagi keamanan dan kesejahteraan. Setiap keluarga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sebanyak mungkin.
Kami mengimbau Anda di mana pun Anda tinggal di dunia agar mempersiapkan diri untuk mengatasi kemalangan dengan melihat kondisi keuangan Anda. Kami mengimbau Anda untuk sederhana dalam pengeluaran Anda; mendisiplinkan diri Anda dalam pembelian Anda untuk menghindari utang. Membayar utang sesegera mungkin, dan membebaskan diri Anda dari perbudakan ini. Menabunglah sedikit secara rutin untuk secara bertahap membangun cadangan keuangan.”1
Siapkah kita untuk keadaan darurat dalam kehidupan kita? Apakah keterampilan kita disempurnakan? Apakah kita hidup secara hemat? Apakah kita memiliki cadangan persediaan? Apakah kita patuh terhadap perintah-perintah Allah? Apakah kita responsif terhadap ajaran-ajaran para nabi? Apakah kita siap untuk memberikan harta milik kita kepada yang miskin, yang membutuhkan? Apakah kita jujur kepada Tuhan?
Kita hidup di masa yang sukar. Sering kali masa depan tidak menentu; oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri bagi ketidakpastian. Ketika saat untuk mengambil keputusan tiba, saat untuk persiapan telah lewat.
© 2014 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia. Persetujuan Bahasa Inggris: 6/14. Persetujuan penerjemahan: 6/14. Terjemahan dari First Presidency Message, September 2014. Bahasa Indonesian. 10869 299