Inilah Hidup yang Kekal Itu
Allah mengenal Anda dan mengundang Anda untuk mengenal Dia.
Saya berbicara kepada Anda, generasi muda—remaja dan dewasa muda, lajang atau menikah—yang adalah pemimpin masa depan Gereja Tuhan ini. Dengan segala kejahatan, kekacauan, ketakutan, dan kebingungan di dunia dewasa ini, saya berbicara kepada Anda dengan kejelasan mengenai kemegahan dan berkat dari jadi mengenal Allah.
Yesus Kristus mengajarkan banyak kebenaran yang menjelaskan rencana kebahagiaan Bapa dan tempat Anda di dalamnya. Saya akan berfokus pada dua kebenaran ini untuk membantu Anda memahami jati diri Anda sebagai anak Allah dan mengetahui tujuan Anda dalam kehidupan.
Pertama: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”1
Kedua: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”2
Mohon simpan kebenaran-kebenaran ini dalam benak—itu mengajarkan mengapa—sebagaimana saya berusaha untuk menjabarkan bagaimana Anda dan kita semua dapat mengenal Allah.
Mengenal Dia melalui Doa
Teman-teman mudaku, kita dapat mulai mengenal Allah melalui doa.
Tanggal 7 April 1829, Oliver Cowdery yang berusia 22 tahun memulai pekerjaannya sebagai juru tulis untuk Joseph Smith yang berusia 23 tahun. Mereka masih belia—seperti Anda. Oliver meminta pengukuhan dari Allah mengenai Pemulihan dan pekerjaannya di dalamnya. Sebagai jawaban dia menerima wahyu berikut:
“Lihatlah, engkau mengetahui bahwa engkau telah bertanya kepada-Ku dan Aku menerangi pikiranmu .…
Ya, Aku memberi tahu engkau, agar engkau boleh mengetahui bahwa tak seorang pun yang lain kecuali Allah yang mengetahui pemikiranmu dan maksud hatimu .…
… Jika kamu menghasratkan suatu kesaksian lebih lanjut, arahkanlah pikiranmu pada malam hari ketika kamu berseru kepada-Ku dalam hatimu .…
Apakah Aku tidak memfirmankan kedamaian pada pikiranmu … ? Kesaksian yang lebih besar apakah yang dapat kamu peroleh daripada dari Allah?”3
Sewaktu Anda berdoa dengan beriman, Anda merasakan kasih Allah sewaktu Roh-Nya berbicara kepada jiwa Anda. Tidak masalah betapa sendirian atau tidak yakinnya rasanya diri Anda kadang-kadang, Anda tidak sendirian di dunia ini. Allah mengenal Anda, secara pribadi. Sewaktu Anda berdoa, Anda jadi mengenal Dia.
Mengenal Dia melalui Penelaahan Tulisan Suci
Sewaktu Anda menelaah tulisan suci, Anda tidak saja belajar mengenai Juruselamat, tetapi Anda sesungguhnya dapat jadi mengenal Juruselamat.
Pada April 1985, Penatua Bruce R. McConkie berbicara dalam konferensi umum—hanya 13 hari sebelum dia meninggal. Dia mengakhiri dengan kesaksian berikut:
“Saya adalah salah seorang saksi-Nya, dan suatu hari kelak saya akan meraba tanda paku pada tangan-Nya dan pada kaki-Nya dan akan membasahi kaki-Nya dengan air mata saya.
Tetapi saya tidak akan mengetahui lebih baik saat itu daripada saya mengetahui saat ini bahwa Dia adalah Putra Allah yang Mahakuasa, bahwa Dia adalah Juruselamat dan Penebus kita, dan bahwa keselamatan datang di dalam dan melalui darah-Nya yang mendamaikan dan tidak dengan cara lain.”4
Mereka di antara kita yang mendengar Penatua McConkie berbicara hari itu tidak pernah melupakan bagaimana perasaan kita. Sewaktu dia memulai ceramahnya, dia mengungkapkan mengapa kesaksiannya sedemikian kuat. Dia menuturkan:
“Dalam berbicara mengenai hal-hal yang menakjubkan ini saya akan menggunakan kata-kata saya sendiri, meskipun Anda mungkin berpikir itu adalah kata-kata tulisan suci .…
“Memang benar bahwa itu pertama kali dimaklumkan oleh orang lain, tetapi kata-kata itu sekarang milik saya, karena Roh Kudus Allah telah memberikan kesaksian kepada saya bahwa itu benar, dan sekarang adalah seolah-olah Tuhan telah mengungkapkannya kepada saya secara langsung. Saya karenanya telah mendengar suara-Nya dan mengetahui firman-Nya.”5
Sewaktu Anda menelaah dan merenungkan tulisan suci, Anda juga akan mendengar suara Allah, mengetahui firman-Nya dan jadi mengenal Dia. Allah akan mengungkapkan kebenaran-kebenaran kekal-Nya kepada Anda, secara pribadi. Ajaran dan asas ini akan menjadi bagian dari siapa diri Anda dan akan terpancar bahkan dari jiwa Anda.
Selain penelaahan individu, menelaah tulisan suci bersama keluarga adalah penting.
Di rumah kami, kami menginginkan anak-anak kami belajar mengenali suara Roh. Kami percaya itu terjadi sewaktu kami menelaah Kitab Mormon setiap hari sebagai keluarga. Kesaksian kami dikuatkan saat kami berbicara mengenai kebenaran-kebenaran sakral.
Penelaahan tulisan suci menjadi saluran bagi Roh untuk memberikan kita masing-masing tutorial yang disesuaikan. Sewaktu Anda menelaah tulisan suci setiap hari, sendirian dan bersama keluarga Anda, Anda akan belajar mengenali suara Roh dan akan jadi mengenal Allah.
Mengenal Dia dengan Melakukan Kehendak-Nya
Selain kita berdoa dan menelaah tulisan suci, kita perlu melakukan kehendak-Nya.
Juruselamat adalah teladan sempurna kita. Dia berfirman, “Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”6
Ketika Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri kepada orang-orang Nefi, Dia berfirman, “Lihatlah, Aku adalah terang dan kehidupan dunia; dan Aku telah minum dari cawan pahit yang telah Bapa berikan kepada-Ku, dan telah memuliakan Bapa dengan mengambil ke atas diri-Ku dosa-dosa dunia, yang di dalamnya Aku telah membiarkan kehendak Bapa dalam segala sesuatu sejak awal.”7
Anda dan saya melakukan kehendak Bapa dengan menghormati perjanjian kita, menaati perintah, dan melayani Allah serta sesama kita.
Istri saya, Rhonda, dan saya memiliki orangtua yang adalah orang biasa—mungkin hampir sama dengan orangtua Anda. Tetapi satu hal yang saya sukai mengenai orangtua kami adalah mereka mendedikasikan kehidupan mereka untuk melayani Allah, dan mereka mengajari kami untuk melakukan hal yang sama.
Ketika orangtua Rhonda baru menikah beberapa tahun, ayahnya yang berusia 23 tahun dipanggil melayani misi penuh waktu. Dia meninggalkan istrinya yang masih muda dan putri mereka yang berusia 2 tahun. Kemudian istrinya dipanggil untuk melayani bersamanya selama tujuh bulan terakhir dari misinya—meninggalkan putri mereka dalam asuhan kerabatnya.
Beberapa tahun kemudian, kini dengan empat mereka pindah ke Missoula, Montana, agar ayahnya dapat kuliah di universitas. Akan tetapi, mereka baru berada di sana beberapa bulan ketika Presiden Spencer W. Kimball dan Penatua Mark E. Petersen menyampaikan panggilan kepada ayah mertua saya untuk menjadi presiden pertama dari pasak Missoula yang baru dibentuk. Dia baru berusia 34 tahun. Pemikiran tentang universitas ditinggalkan sewaktu dia berupaya melakukan kehendak Tuhan—bukan kehendaknya sendiri.
Orangtua saya telah melayani di bait suci selama lebih dari 30 tahun—Ayah sebagai pemeterai, Ibu sebagai pekerja tata cara. Mereka juga melayani misi penuh waktu bersama—di Riverside, California; Ulaanbaatar, Mongolia; Nairobi, Kenya; Bait Suci Nauvoo Illinois; dan Bait Suci Monterrey Meksiko. Di Meksiko, mereka bekerja keras untuk mempelajari bahasa baru, yang tidaklah mudah di usia 80 tahun. Tetapi mereka berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan alih-alih mengejar hasrat mereka sendiri dalam kehidupan.
Kepada mereka, dan kepada semua Orang Suci Zaman Akhir berdedikasi di seluruh dunia, saya menggemakan kata-kata yang difirmankan Tuhan kepada Nabi Nefi, putra Helaman: “Diberkatilah engkau, … untuk hal-hal itu yang telah engkau lakukan … dengan tak kenal lelah …, [karena engkau] tidak mengupayakan nyawamu sendiri, tetapi telah mengupayakan kehendak-Ku, dan untuk menaati perintah-perintah-Ku.”8
Sewaktu kita berusaha untuk melakukan kehendak Allah dengan setia melayani Dia dan sesama kita, kita merasakan persetujuan-Nya dan benar-benar jadi mengenal Dia.
Mengenal Dia dengan Menjadi seperti Dia
Juruselamat memberi tahu kita bahwa cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan menjadi seperti Dia. Dia mengajarkan: “Oleh karena itu, orang macam apakah seharusnya kamu adanya? Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, bahkan seperti Aku”9
Kelayakan adalah esensial dalam menjadi seperti Dia. Dia memerintahkan, “[Kuduskanlah] dirimu; ya, [murnikan] hatimu, dan [bersihkan] tanganmu … agar Aku boleh menjadikanmu bersih.”10 Memulai di perjalanan untuk menjadi seperti Dia, kita bertobat, menerima pengampunan-Nya, dan Dia membersihkan jiwa kita.
Untuk membantu kita sewaktu kita maju ke arah Bapa, Tuhan memberi kita janji berikut: “Setiap jiwa yang meninggalkan dosa-dosanya dan datang kepada-Ku, dan memanggil nama-Ku, dan mematuhi suara-Ku, akan melihat muka-Ku dan mengetahui bahwa Aku ada.”11
Melalui iman kita pada kurban-Nya yang mendamaikan, Juruselamat membersihkan kita, menyembuhkan kita, dan memampukan kita untuk mengenal Dia dengan menolong kita menjadi seperti Dia. Mormon mengajarkan, “Berdoalah kepada Bapa dengan sekuat tenaga hati, … agar kamu boleh menjadi putra [dan putri] Allah; agar ketika Dia akan memperlihatkan diri kita akan menjadi seperti dia.”12 Sewaktu kita berusaha menjadi seperti Allah, Dia dapat menjadikan diri kita lebih daripada yang akan pernah mampu kita jadikan sendiri.
Mengenal Dia dengan Mengikuti Mentor
Untuk membantu kita dalam upaya kita, Allah telah memberi kita tokoh panutan dan mentor. Saya ingin membagikan perasaan saya mengenai salah seorang panutan dan mentor saya, Penatua Neal A. Maxwell. Dia terus-menerus berupaya untuk menundukkan kehendaknya pada kehendak Bapa dalam usahanya untuk menjadi seperti Allah.
Lebih dari 20 tahun lalu, dia membagikan perasaannya dengan saya tidak lama setelah dia didiagnosis dengan kanker. Dia memberi tahu saya, “Saya ingin berada di dalam tim, di sisi ini [dari tabir] atau sisi sana. Saya tidak ingin duduk di garis pinggir. Saya ingin ikut bermain.”13
Selama beberapa minggu berikutnya, dia enggan meminta Allah untuk menyembuhkannya; dia hanya ingin melakukan kehendak Allah. Istrinya, Colleen, menandaskan bahwa seruan pertama Yesus di Taman Getsemani adalah “Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku.” Baru sesudahnyalah Juruselamat berfirman, “Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”14 Dia mendorong Penatua Maxwell untuk mengikuti teladan Juruselamat, untuk meminta kelegaan, dan kemudian menyerahkan kehendaknya pada kehendak Allah, yang mana dia lakukan.15
Setelah menderita melalui perawatan yang ekstensif dan menguras tenaga selama hampir satu tahun, dia sepenuhnya dan seutuhnya kembali “dalam permainan.” Dia melayani tujuh tahun lagi.
Saya memiliki beberapa penugasan bersamanya selama tahun-tahun setelahnya. Saya merasakan kebaikan, belas kasih, dan kasihnya. Saya menyaksikan peningkatan pemurnian rohaninya melalui penderitaannya yang berkesinambungan dan pelayanannya yang berkelanjutan sewaktu dia berusaha untuk menjadi seperti Juruselamat.
Tokoh panutan utama yang tersedia bagi kita semua, adalah Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, yang berfirman: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”16 “Datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”17
Brother dan sister muda, mengenal Allah adalah pengejaran seumur hidup. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa [kita] mengenal … satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang [Bapa] telah Engkau utus.”18
“Apakah kita tidak akan meneruskan dalam perkara yang sedemikian besar? … Beranilah, [teman-teman mudaku]; dan maju, majulah menuju kemenangan!”19
Allah mengenal Anda dan mengundang Anda untuk mengenal Dia. Berdoalah kepada Bapa, telaahlah tulisan suci, carilah kehendak Allah, berupayalah untuk menjadi seperti Juruselamat, dan ikutilah pembimbing yang saleh. Sewaktu Anda melakukannya, Anda akan jadi mengenal Allah dan Yesus Kristus, dan Anda akan mewarisi kehidupan kekal. Ini adalah undangan saya kepada Anda sebagai saksi khusus Mereka yang telah ditahbiskan. Mereka hidup. Mereka mengasihi Anda. Saya bersaksi demikian dalam nama Yesus Kristus, amin.