Seminari dan Institut
Pelajaran 10: Mari, Ikutlah Aku


Pelajaran 10

Mari, Ikutlah Aku

Pendahuluan

Yesus Kristus menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). “Jalan [Yesus] adalah jalan yang menuntun kepada kebahagiaan dalam kehidupan ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensign atau Liahona, April 2000, 3). Pelajaran ini menekankan ajakan Yesus Kristus kepada semua orang untuk mengikuti-Nya dan untuk menjadi murid-Nya. Pelajaran ini juga mempelajari apa yang dimaksud berjalan di jalan kerasulan.

Bacaan Latar Belakang

  • Dieter F. Uchtdorf, “Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 75–78.

  • Joseph B. Wirthlin, “Follow Me,” Ensign, Mei 2002, 15–17.

Saran untuk Pengajaran

Yohanes 1:35–47; 2 Nefi 26:33; Alma 5:33–34

Yesus Kristus mengajak semua orang untuk menjadi murid-Nya

Undanglah seorang siswa untuk secara singkat membagikan tentang suatu waktu ketika dia mengadakan perjalanan ke sebuah tujuan dan salah belok atau mengikuti jalan yang salah. Kemudian undanglah para siswa untuk membaca Yohanes 14:6 dan menyatakan dengan kata-kata mereka sendiri ajaran yang Yesus ajarkan dalam ayat ini. (Para siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi mereka hendaknya memahami bahwa satu-satunya cara kita dapat kembali untuk hidup bersama Bapa Surgawi adalah dengan mengikuti Yesus Kristus).

Beri tahu para siswa bahwa setelah Yesus Kristus dibaptis dan kemudian digoda di padang belantara, Dia mengundang orang lain untuk mengikuti-Nya. Mereka yang mengikuiti Juruselamat pada waktu itu dan saat ini disebut murid. Undanglah para siswa untuk mengidentifikasi dalam Yohanes 1:35–47 nama beberapa murid Juruselamat paling awal dan apa yang mendorong mereka untuk mengikuti-Nya.

Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:

Presiden James E. Faust

“Kata murid dan kata disiplin keduanya berasal dari kata dasar bahasa Latin yang sama—discipulus, yang berarti murid. Hal itu memberi penekanan pada praktik atau latihan. Disiplin pribadi dan pengendalian diri adalah karakteristik yang konsisten dan permanen dari para pengikut Yesus …

“Apa itu kemuridan itu? Kemuridan adalah terutama kepatuhan kepada Juruselamat” (“Kemuridan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 20).

  • Bagaimana definisi mengenai kemuridan ini menyiratkan tentang seperti apa kehidupan para murid Yesus Kristus di masa awal?

Undanglah para siswa untuk membaca dan membandingkan 2 Nefi 26:33 dengan Alma 5:33–34 untuk melihat siapa lagi yang Yesus ajak untuk datang kepada-Nya. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apakah yang diajarkan petikan-petikan ini tentang ajakan Juruselamat untuk datang kepada-Nya? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus mengajak semua orang untuk datang kepada-Nya dan untuk menjadi murid-Nya).

  • Menurut Alma, apakah yang Juruselamat janjikan kepada mereka yang menerima ajakan untuk datang kepada-Nya?

  • Apa makna janji-janji ini bagi Anda?

Matius 4:18–22; Lukas 5:11; 9:57–62; 14:25–33

Menjadi murid Yesus Kristus.

Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Undanglah mereka untuk menelaah Matius 4:18–22 dan Lukas 5:11 serta mengidentifikasi pengurbanan yang dilakukan oleh beberapa murid Yesus yang paling awal untuk menerima panggilan mengikuti-Nya. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Bagaimana Anda akan menggambarkan tanggapan dari para murid awal ini terhadap perintah Juruselamat untuk mengikuti-Nya? (Bahaslah makna kata dan ungkapan seperti “segera meninggalkan jalanya,” “segera,” dan “meninggalkan”).

  • Kebenaran penting apakah yang ditambahkan oleh petikan-petikan ini terhadap apa makna menjadi murid Yesus Kristus? (Setelah para siswa menanggapi, tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Menjadi murid Yesus Kristus membutuhkan kepatuhan dan pengurbanan).

Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:

Penatua Joseph B. Wirthlin

“Jala umumnya didefinisikan sebagai perangkat untuk menangkap sesuatu. Dalam … arti yang lebih penting, kita bisa mendefinisikan jala sebagai sesuatu yang membujuk atau mencegah kita untuk mengikuti panggilan dari Yesus Kristus, Putra dari Allah yang Hidup.

“Jala dalam konteks ini dapat merupakan pekerjaan kita, hobi kita, kesenangan kita, dan, melebihi segalanya yang lain, godaan dan dosa kita. Singkatnya, jala dapat merupakan sesuatu yang menarik kita menjauh dari hubungan kita dengan Bapa Surgawi atau dari Gereja-Nya yang dipulihkan …

“Adalah mustahil untuk membuat daftar banyak jala yang dapat menjerat kita dan mencegah kita dari mengikuti Juruselamat. Tetapi jika kita tulus dalam hasrat kita untuk mengikuti-Nya, kita harus dengan segera meninggalkan jala-jala dunia yang menjerat dan mengikuti-Nya.

“… Kehidupan kita begitu dengan mudah dipenuhi dengan janji bertemu, pertemuan, dan tugas. Begitu mudah terjebak dalam banyak jala yang kadang-kadang bahkan saran untuk melepaskan diri darinya dapat mengancam dan bahkan menakutkan bagi kita.

“Kadang-kadang kita merasa bahwa semakin sibuk kita, semakin penting kita—seakan-akan kesibukan kita menegaskan nilai kita. Brother dan sister, kita dapat meluangkan waktu seumur hidup terlibat dalam kesibukan, terus-menerus tenggelam dalam tugas-tugas yang sebetulnya tidak terlalu penting.

“Apa yang kita lakukan mungkin tidak terlalu penting. Semoga kita memfokuskan tenaga pikiran kita, hati kita, dan jiwa kita pada hal-hal yang memiliki makna kekal—yang penting” (“Follow Me,” Ensign, Mei 2002, 15–16).

  • Jika ikan, jala, dan perahu yang ditinggalkan nelayan melukiskan masalah-masalah duniawi mereka, hal-hal apakah yang mungkin Juruselamat minta agar Anda sisihkan untuk mengikuti-Nya?

  • Mengapa masalah-masalah duniawi kadang-kadang sulit untuk ditinggalkan?

  • Bagaimana seseorang dapat mengenali jika dia terjebak dalam jenis jala-jala yang menjerat seperti yang dibicarakan oleh Penatua Wirthlin?

Undanglah para siswa untuk membagikan tentang suatu waktu dalam kehidupan mereka ketika mereka menanggapi panggilan Juruselamat untuk mengikuti-Nya (barangkali dengan meninggalkan cara-cara lama atau dengan menerima pemanggilan di Gereja). Kemudian tanyakan:

  • Bagaimana menanggapi pemanggilan ini telah memberkati kehidupan Anda?

Perlihatkan rujukan tulisan suci dan pertanyaan berikut, atau tulislah itu di papan tulis:

Lukas 9:57–62—Apakah yang dapat merintangi kita untuk mengikuti Juruselamat?

Lukas 14:25–27, 33—Apakah yang Juruselamat butuhkan dari para murid-Nya?

Lukas 14:28–32—Bagaimana kata menyelesaikan berhubungan dengan persyaratan untuk menjadi seorang murid?

Bagilah kelas menjadi tiga kelompok, dan tugasi tiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan dan pertanyaan yang berhubungan: Setelah waktu yang cukup, undanglah para siswa untuk berbagi bagaimana petikan yang mereka baca menjawab pertanyaan mereka. Setelah semua petikan ini dibahas, tanyakan:

  • Persyaratan kemuridan apakah yang diilustrasikan oleh analogi Juruselamat? (Sewaktu para siswa membahas pertanyaan ini, bantulah mereka memahami kebenaran berikut: Kemuridan membutuhkan kesediaan kita yang terus-menerus untuk meninggalkan semua dan mengikuti Yesus Kristus).

Jelaskan bahwa walaupun kemuridan menyiratkan bahwa kita memantapkan pengabdian dan komitmen kita untuk mengikuti Juruselamat, Dia tidak menuntut agar kita berlari lebih cepat dari kekuatan yang kita miliki (lihat Mosia 4:27).

Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan suara keras.

Presiden Dieter F. Uchtdorf

“Langkah pertama di jalan kemuridan dimulai, untungnya, tepat di tempat kita berdiri! Kita tidak perlu melalui prakualifikasi untuk mengambil langkah pertama itu. Tidak peduli kita kaya atau miskin. Tidak ada syarat harus terpelajar, fasih, atau cendekia. Kita tidak perlu sempurna atau pandai bicara atau bahkan berperilaku baik.

“Anda dan saya dapat berjalan di jalan kemuridan itu hari ini. Marilah kita menjadi rendah hati; marilah kita berdoa kepada Bapa kita di Surga dengan segenap hati kita dan nyatakan hasrat kita untuk mendekat kepada-Nya dan belajar dari-Nya.

“Berimanlah. Carilah, dan Anda akan menemukan. Ketuklah, dan pintu akan dibukakan [lihat Matius 7:7]. Layanilah Tuhan dengan melayani sesama. Jadilah peserta yang aktif di lingkungan atau cabang Anda. Kuatkan keluarga Anda dengan mengkomitkan diri untuk menjalankan asas-asas Injil. Jadilah sehati dan sepikiran dalam pernikahan dan dalam keluarga Anda.

“Sekaranglah waktunya untuk menyesuaikan kehidupan Anda untuk dapat memiliki rekomendasi bait suci dan menggunakannya. Sekaranglah waktunya untuk mengadakan malam keluarga yang berarti, membaca firman Allah, serta berbicara kepada Bapa Surgawi kita dalam doa yang sungguh-sungguh. Sekaranglah waktunya untuk mengisi hati kita dengan rasa syukur akan Pemulihan Gereja-Nya, atas para nabi yang hidup, Kitab Mormon, dan kuasa imamat yang memberkati hidup kita. Sekaranglah waktunya untuk memeluk Injil Yesus Kristus, menjadi murid-Nya, dan berjalan di jalan-Nya” (“Jalannya Murid,” Ensign atau Liahona, Mei 2009, 77).

  • Di manakah menurut Presiden Uchtdorf jalan kemuridan dimulai?

  • Menurut Presiden Uchtdorf, kapankah waktunya untuk mulai berjalan di jalan kemuridan?

Tuliskan yang berikut di papan tulis:

Sekaranglah waktu bagi saya untuk …

Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin melengkapi kalimat ini dengan satu cara mereka akan bertindak untuk menjadi murid Yesus Kristus. Doronglah mereka untuk bertindak segera berdasarkan apa pun yang muncul dalam pikiran, karena pikiran itu mungkin adalah dorongan dari Roh Kudus. Bersaksilah bahwa sewaktu mereka mengambil langkah pertama ini, Tuhan akan menolong mereka menjadi murid-Nya.

Bacaan Siswa