Seminari dan Institut
Pelajaran 8: Yesus Kristus Menggenapi Segala Kebenaran


Pelajaran 8

Yesus Kristus Menggenapi Segala Kebenaran

Pendahuluan

Yesus Kristus menjalani kehidupan yang sempurna dengan tunduk pada kehendak Bapa Surgawi dalam segala hal. Para nabi modern telah bersaksi: “Meski tanpa dosa, [Yesus Kristus] dibaptiskan untuk menggenapi segala kesalehan” (“Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Rasul,” Ensignatau Liahona, April 2000, 2). Seperti Juruselamat, kita menggenapi kebenaran ketika kita tunduk pada tata cara dan perjanjian Injil abadi. Pelajaran ini menyelidiki bagaimana Juruselamat tunduk pada Injil abadi dan bagaimana kita dapat mengikuti teladan-Nya.

Bacaan Latar Belakang

  • Robert D. Hales, “The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 6–9

Saran untuk Pengajaran

Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–9

Pembaptisan Yesus Kristus

Mintalah para siswa memikirkan situasi berikut:

Dalam sebuah percakapan dengan seorang teman tentang agama, pokok bahasan mengenai baptisan muncul. Setelah Anda menjelaskan mengapa kita dibaptis, teman Anda bertanya, “Saya memahami bahwa kita dibaptis untuk dibersihkan dari dosa. Tetapi Yesus adalah sempurna; Dia tidak memiliki dosa apa pun. Jadi mengapa Dia dibaptis?

Berikan waktu kepada para siswa untuk memikirkan pertanyaan ini, dan kemudian undanglah mereka untuk menanggapi.

video iconSetelah sedikit pembahasan, undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 3:13–17 dengan keras, atau perlihatkan video “Pembaptisan Yesus” (2:55) dari Video Alkitab Kehidupan Yesus Kristus. (Unduhlah dan pratinjau video sebelum kelas). JIka Anda memperlihatkan video, undanglah para siswa untuk mengikuti dalam tulisan suci mereka.

3:8

Setelah video, tanyakan:

  • Alasan apakah yang Yesus berikan untuk dibaptis? (Pertimbangkan untuk menulis ajaran berikut di papan tulis: Yesus Kristus dibaptis untuk menggenapi segala kebenaran).

  • Menurut Anda apakah artinya bahwa Yesus dibaptis “untuk memenuhi segala kesalehan”? (Matius 3:15).

Untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan ini, berikan mereka waktu untuk menyelidiki tulisan suci mereka. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menuliskan 2 Nefi 31:4–9 di sisi tulisan suci mereka di sebelah Matius 3:15. Mintalah para siswa membaca 2 Nefi 31:5–6 dalam hati, dengan memperhatikan pertanyaan yang Nefi ajukan. Setelah waktu yang cukup, jelaskan bahwa Nefi menjawab pertanyaan ini dalam 2 Nefi 31:7–9. Undanglah seorang siswa untuk membaca ayat-ayat ini dengan keras, mintalah kelas untuk mengikuti bersama dan mengidentifikasi cara-cara Juruselamat menggenapi segala kebenaran dengan dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar mereka menandai apa yang mereka temukan. Sementara para siswa membagikan apa yang telah mereka identifikasi, tulislah pernyataan-pernyataan berikut di papan tulis:

Untuk merendahkan hati-Nya di hadapan Bapa.

Dia bersaksi kepada Bapa bahwa Dia akan mematuhi perintah-perintah-Nya.

Dia memperlihatkan kepada anak-anak manusia gerbang yang melaluinya mereka dapat memasuki kerajaan selestial.

Dia memberikan teladan bagi kita.

(Catatan: Kegiatan ini akan menjadikan para siswa melatih keterampilan penelaahan tulisan suci dalam membuat daftar, sehingga membantu mereka mengidentifikasi pokok-pokok penting yang ingin ditekankan oleh penulis tulisan suci).

Ingatkan para siswa tentang pertanyaan yang Nefi ajukan (lihat ayat 6). Kemudian tanyakan:

  • Dengan mengingat butir-butir di papan tulis, bagaimana pembaptisan Yesus Kristus memberikan teladan tentang apa maknanya menjadi saleh?

Sementara para siswa menanggapi, pastikan gagasan-gagasan berikut diidentifikasi dan dibahas (Anda mungkin ingin mengganti butir-butir di papan tulis dengan yang ini):

Kesalehan termasuk dengan rendah hati menyepadankan dengan kehendak Bapa.

Kesalehan termasuk membuat perjanjian dengan Bapa untuk mematuhi perintah-perintah-Nya.

Kesalehan termasuk menerima tata cara-tata cara keselamatan.

Kesalehan termasuk mengikuti teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus.

Tanyakan kepada kelas:

  • Bagaimana kita dapat menerapkan teladan kesalehan Yesus dalam kehidupan kita sendiri?

Bersaksilah kepada kelas Anda bahwa, seperti kita, Yesus tunduk pada semua ketentuan dan syarat dari rencana Bapa Surgawi. Kehidupan-Nya yang sempurna adalah teladan yang hendaknya kita upayakan untuk ikuti.

2 Nefi 31:10–21

Mengikuti teladan Juruselamat

Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 31:10–12 dengan keras. Tanyakan kepada kelas:

  • Dalam ayat 10, ajakan apakah yang Juruselamat sampaikan kepada kita semua?

  • Menurut ayat-ayat ini, apa yang Yesus katakan yang harus kita lakukan untuk mengikuti Dia?

Mintalah para siswa untuk membaca 2 Nefi 31:16–17 dalam hati. Kemudian tanyakan:

  • Apa lagi yang harus kita lakukan untuk mengikuti teladan Juruselamat?

  • Apakah yang dimaksud dengan bertahan sampai akhir dan mengikuti “teladan Putra Allah yang Hidup”? (ayat 16). (Anda bisa menekankan kata lakukanlah dalam ayat 17. Juga tekankan asas berikut: Sewaktu kita mengikuti teladan Yesus Kristus, kita dapat menggenapi segala kebenaran, seperti yang Dia lakukan).

Jelaskan kepada para siswa bahwa tulisan suci yang telah mereka baca dalam 2 Nefi 31 berisikan intisari dari Injil abadi, yang telah Bapa Surgawi tegakkan sebelum penciptaan dunia.

Undanglah siswa untuk menganalisis Roma 6:3–6, dengan mencari kata kunci atau ungkapan yang menegaskan bahwa mengikuti teladan Yesus Kristus menuntut lebih dari sekadar dibaptis. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menandai apa yang mereka temukan.

Berikan kepada para siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah mereka untuk membacanya dalam hati. Undanglah mereka untuk memikirkan bagaimana pembaptisan mereka sendiri telah memengaruhi kehidupan mereka.

Penatua Robert D. Hales

“Ketika kita memahami perjanjian baptisan kita dan karunia Roh Kudus, itu akan mengubah kehidupan kita dan akan meneguhkan kesetiaan total kita pada kerajaan Allah. Ketika godaan-godaan datang di hadapan kita, jika kita mau mendengarkan, Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa kita telah berjanji untuk mengingat Juruselamat kita dan mematuhi perintah-perintah Allah …

“Sewaktu kita mengikuti teladan Yesus, kita, juga, menunjukkan bahwa kita akan bertobat dan patuh dalam menaati perintah-perintah Bapa kita di Surga. Kita merendahkan hati kita dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal sewaktu kita mengenali dosa-dosa kita dan mengupayakan pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita (lihat 3 Nefi 9:20). Kita membuat perjanjian bahwa kita akan bersedia mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus dan selalu mengingat-Nya …

“… Saya berdoa agar kita masing-masing sebagai anggota dari kerajaan-Nya akan memahami bahwa pembaptisan dan pengukuhan kita adalah pintu gerbang ke dalam kerajaan-Nya. Ketika kita masuk, kita membuat perjanjian untuk berada dalam kerajaan-Nya—selamanya!” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 7–8, 9).

Tanyakan kepada para siswa yang berikut:

  • Bagaimana dengan dibaptis telah menolong Anda mengikuti teladan Juruselamat dalam menggenapi segala kebenaran?

Berikan kepada para siswa waktu sejenak untuk merenungkan tentang seberapa baik mereka memenuhi standar-standar kebenaran yang ditunjukkan oleh Juruselamat saat pembaptisan-Nya. Mintalah para siswa merenungkan apa lagi yang dapat mereka lakukan untuk memperlihatkan kepatuhan pada Bapa Surgawi.

Bacaan Siswa

  • Matius 3:13–17; 2 Nefi 31:4–21.

  • Robert D. Hales, ““The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 6–9