Bab 15
Tempat Pemukiman di Barat
Presiden Brigham Young menyatakan: ”Allah telah menunjukkan kepada saya bahwa inilah tempatnya untuk menempatkan umat ini, dan di sinilah mereka akan makmur… Sementara Orang-orang Suci berkumpul di sini dan menjadi cukup kuat untuk memiliki tanah ini, Allah akan melembutkan iklimnya dan kita akan membangun sebuah kota dan sebuah bait suci bagi Allah Yang Maha Tinggi di tempat ini. Kita akan merentangkan tempat pemukiman kita ke timur dan barat, ke utara dan ke selatan, dan kita akan membangun kota-kota besar dan kecil sampai ratusan, dan ribuan Orang Suci akan berkumpul dari berbagai bangsa di bumi. Ini akan menjadi jalan raya bangsa-bangsa” (JSB).
Ajaran Brigham Young
Pertentangan di Illinois dan pelarian Orang-orang Suci ke Barat.
Saya tidak ingin orang-orang menganggap bahwa saya terlibat dalam perkara dipindahkannya kami ke sini [ke lembah Salt Lake], itu adalah pertolongan Yang Maha Kuasa; adalah kuasa Allah yang membawa keselamatan untuk umat ini, saya tidak mungkin pernah dapat merancang rencana seperti itu (DBY, 480).
Saya tidak merancang skema besar dibukanya oleh Tuhan jalan untuk mengirim umat ini ke pegunungan ini. Joseph merenungkan perpindahan ini selama bertahun-tahun sebelum terlaksana, tetapi ia tidak dapat sampai ke sini (DBY, 480).
Pada zaman Joseph, kami telah duduk berjam-jam lamanya setiap kali, berbicara mengenai daerah ini. Joseph sering berkata, ”Seandainya saja saya berada di Pegunungan Rocky dengan seratus orang yang setia, maka saya akan bahagia, dan tidak minta belas kasihan dari kaum perusuh mana pun” (DBY, 480).
Kami tinggal di Illinois dari tahun 1839 sampai 1844, dan pada waktu itu [musuh-musuh Gereja] sekali lagi berhasil membangkitkan hasrat penganiayaan terhadap Joseph dan para Orang Suci. Pengkhianatan! Pengkhianatan! Pengkhianatan! seru mereka, menyebut kami pembunuh, pencuri, pendusta, pezinah dan umat terburuk di bumi…. Mereka menangkap Joseph dan Hyrum, dan sebagai jaminan akan keselamatan mereka, Gubernur Thomas Ford menjanjikan bantuan negara bagian Illinois. Mereka di penjara [di Carthage, Illinois], dengan alasan palsu untuk mengamankan mereka, karena kaum perusuh sedemikian marah dan beringas. Gubernur membiarkan mereka di tangan para perusuh yang memasuki penjara dan menembak mati mereka. John Taylor yang hadir bersama kita hari ini, berada dalam penjara itu juga, dan juga tertembak, dan harus berbaring di tempat tidurnya selama berbulan-bulan sesudahnya. Setelah para perusuh melakukan pembunuhan ini, mereka mendatangi kami dan membakar rumah-rumah dan hasil ladang kami. Ketika saudara-sudara seiman ke luar untuk memadamkan api, para perusuh berbaring tersembunyi di bawah pagar-pagar, dan dalam kegelapan malam, mereka menembaknya (DBY, 473).
Pada tahun 1845 saya mengirim surat kepada semua Gubernur negara bagian dan teritorial dalam Serikat, memohon suatu tempat pengungsian, di dalam perbatasan mereka, bagi Orang-orang Suci Zaman Akhir. Permohonan kita akan hak istimewa seperti itu ditolak, baik dengan hinaan diam-diam maupun penolakan mentah-mentah setiap kali. Mereka semua setuju bahwa kita tidak boleh melewati batas teritorial atau negara bagian mereka (DBY, 474).
Tiga anggota kongres datang [ke Nauvoo] pada musim gugur tahun 1845, dan mengadakan konferensi bersama Kuorum Duabelas dan yang lainnya; mereka berkeinginan agar kami meninggalkan Amerika Serikat. Kami menjawab bahwa kami akan berbuat demikian, kami telah tinggal cukup lama bersama mereka; kami setuju untuk meninggalkan negara bagian Illinois sebagai akibat prasangka keagamaan terhadap kami sehingga kami tidak dapat tinggal dengan damai lagi. Orang-orang ini berkata bahwa orang-orang berprasangka terhadap kami. Stephen A. Douglas, salah seorang dari ketiganya, telah kenal dengan kami. Katanya, ”Saya kenal anda, saya kenal Joseph Smith; ia orang baik,” dan umat ini umat yang baik; tetapi prasangka dari … yang tidak ber-Tuhan adalah sedemikian sehingga, katanya, ”Tuan-tuan, anda tidak dapat tinggal di sini dan hidup dengan damai.” Kami setuju untuk pergi. Kami meninggalkan Nauvoo pada bulan Pebruari, 1846 (DBY, 473).
Saya menyeberangi sungai Mississippi, bersama saudara-saudara seiman, demi tempat itu, tanpa mengetahui pada waktu itu ke mana kami sedang pergi, tetapi percaya dengan teguh bahwa Tuhan telah menyediakan bagi kami suatu tempat yang baik di pegunungan, dan bahwa Ia akan menuntun kami langsung ke tempat itu (DBY, 482).
Kami diancam di setiap sisi oleh penganiayaan kejam musuh-musuh bebuyutan kami; ratusan keluarga, yang telah diusir dari rumah mereka, dan terpaksa meninggalkan segala milik mereka, mengembara sebagai orang-orang buangan dalam keadaan amat papa (DBY, 482).
Kami berpindah, kami tidak tahu, ke mana kecuali bahwa kami bertekad untuk pergi ke luar jangkauan musuh-musuh kami. Kami tidak punya rumah tinggal, kecuali kereta dan tenda kami, dan tidak ada penyimpanan perbekalan dan pakaian; tetapi kami harus bekerja untuk mendapatkan makanan sehari-hari kami dengan meninggalkan keluarga-keluarga kami di tempat-tempat terpencil demi keamanan, dan pergi ke antara musuh-musuh kami untuk bekerja (DBY, 478).
Kami berkelana ke arah barat, berhenti di berbagai tempat, membangun tempat pemukiman, tempat kami meninggalkan [untuk sementara] mereka yang miskin yang tidak dapat berjalan lebih jauh bersama rombongan (DBY, 474).
Pengerahan dan perjalanan Batalyon Mormon.
Ketika kami berada tepat di tengah-tengah suku Indian, yang disebut-sebut bersikap bermusuhan, lima ratus pria dipanggil untuk pergi ke Meksiko untuk berjuang [dalam Perang Meksiko, 1846-48] (DBY, 476).
Saya sendiri pergi, ditemani beberapa saudara saya seiman, antara seratus sampai dua ratus mil sepanjang beberapa rute perjalanan, berhenti di setiap perkemahan kecil, menggunakan pengaruh kami untuk memperoleh sukarelawan, dan pada hari yang ditentukan untuk pertemuan [16 Juli 1846 di Council Bluffs, Iowa] jumlah sukarelawan yang diminta terpenuhi; dan ini semua terlaksana dalam kira-kira duapuluh hari sejak daftar permintaan diumumkan (DBY, 479).
Batalyon itu mulai barisan mereka dari Benteng Leavenworth melalui Santa Fe, dan menyeberangi rute padang pasir yang gersang, dan menempatkan diri di bagian selatan California, yang membawa sukacita bagi semua opsir dan orang-orang yang setia. Pada waktu kedatangan mereka, Jenderal [Stephen W.] Keamy berada dalam keadaan [sulit], dan Kolonel P. St. George Cooke [pemimpin baru batalyon] dengan tepat waktu memimpin barisan batalyon tersebut untuk memberi bantuan kepadanya, dan berkata kepadanya, ”Kita sekarang sudah memiliki pemuda-pemuda ini yang dapat membereskan segala sesuatu.” Pemuda-pemuda dari batalyon itu melaksanakan tugas mereka dengan setia. Saya tidak pernah berpikir mengenai rombongan kecil orang-orang itu tanpa kemudian berpikir, ”semoga Allah memberkati mereka selama-lamanya.” Semua ini kami lakukan untuk membuktikan kepada pemerintah bahwa kami setia (DBY, 477).
Batalyon kami terjun ke kancah peperangan bukan dengan kapal uap yang tempat tidurnya nyaman, juga bukan dengan mangkir beberapa bulan, tetapi dengan berjalan kaki sejauh lebih dua ribu mil menyeberangi padang pasir dan dataran tandus tanpa jalur; mengalami setiap tingkat kekurangan, derita dan kesengsaraan selama sekitar dua tahun kepergian sebelum mereka dapat berkumpul kembali dengan keluarga. Demikianlah pelepasan kami terjadi lagi karena keterlibatan Allah Yang Maha Bijak yang dapat melihat akhir dari permulaan (DBY, 479).
Dalam keadaan …. penuh ujian kami dituntut untuk menyerahkan dari perkemahan kelana kami lima ratus pria yang paling efisien, dengan meninggalkan yang tua, anak-anak dan wanita diurus dan ditunjang oleh yang lainnya (DBY, 478).
Kami yang ditinggalkan, bekerja dan menanam segala yang kami butuhkan untuk memberi kami makan dalam padang belantara. Kami harus membayar guru-guru sekolah kami sendiri, mengusahakan roti kami sendiri dan memperoleh pakaian kami sendiri, atau hidup tanpa itu, karena tidak ada pilihan lain (DBY, 476).
Perkemahan ”Kaum Miskin” dipelihara oleh kasih karunia Tuhan.
Ada tertinggal beberapa dari yang amat miskin yang sakit dan yang tua, yang menderita lagi karena tindak kekerasan dari kaum perusuh; mereka dicambuk, dan dipukuli, dan rumah-rumah mereka dibakar (DBY, 473-74).
Para saudara seiman [ini] yang tertinggal di tengah perjalanan [di sepanjang tepi sungai di utara Montrose, Iowa] bekerja keras menghadapi kemiskinan dan kesedihan. Sekali waktu, saya diberitahu, mereka hampir mati kelaparan, seandainya Tuhan tidak mengirim burung puyuh ke antara mereka. Burung-burung ini terbang membentur kereta-kereta mereka, sehingga mati atau pingsan, dan para saudara memungutnya, yang menyediakan makanan bagi mereka untuk beberapa hari, sampai mereka melintasi padang belantara. [Brigham Young mengirim regu-regu penolong untuk menggabungkan Orang-orang Suci ini dengan saudara dan teman di perkemahan sedikit lebih jauh di jalur perjalanan] (DBY, 474).
Rombongan pionir Brigham Young pada tahun 1847 memandu jalan menuju Lembah Salt Lake.
Kadang-kadang kami mengikuti jalur perjalanan Indian, kadang-kadang kami mengikuti kompas; ketika kami meninggalkan sungai Missouri, kami mengikuti [sungai] Platte. Dan kami membunuh banyak sekali ular berbisa di beberapa tempat; dan membuat jalan serta membangun jembatan sampai punggung kami pegal. Kalau kami tidak dapat membangun jembatan melintasi sungai, kami menyeberangkan umat kami dengan kapal feri ke seberang (DBY, 480).
Ketika kami bertemu dengan Tuan Bridger [pemilik Benteng Bridger, Wyoming] di Sungai Big Sandyr [28 Juni 1847], katanya, ”Tuan Young, saya akan memberi seribu dolar jika saya tahu satu tunggui jagung dapat matang di [pegunungan ini]. Kata saya, ”Tunggu delapanbelas bulan dan saya akan perlihatkan banyak.” Apakah saya mengatakan ini berdasarkan pengetahuan? Tidak, ini karena iman saya; tetapi kami tidak memiliki harapan terkecil sekali pun—dari penalaran alami dan segala yang dapat kami ketahui mengenai daerah ini—mengenai kemandulannya, dinginnya dan bekunya, untuk percaya bahwa kami akan dapat menanam apa pun …. Kami punya iman bahwa kami dapat menumbuhkan biji-bijian; apa ada bahaya dalam hal ini? Tidak ada. Jika kami tidak beriman, apa yang akan terjadi dengan kami? Kami tentu sudah jatuh dalam ketidakpercayaan, menutup setiap sumber makanan kami dan tidak pernah menumbuhkan apa-apa (DBY 481).
[Pada tanggai 30 Juni 1847], ketika rombongan Pionir mencapai Sungai Green [kira-kira 80 mil sebelah timur lembah Great Salt Lake], kami bertemu dengan Samuel Braman dan beberapa orang lain dari [San Francisco], California, dan mereka ingin kami pergi ke sana. Saya mengatakan, ”Biarlah kami pergi ke California, dan kami tidak akan dapat tinggal di sana lebih dari lima tahun; tetapi biarlah kami tinggal di pegunungan, dan kami dapat menanam kentang kami sendiri dan memakannya; dan saya berniat untuk tinggal di sini.” Kita masih berada di tulang punggung negara ini, di mana tulang punggung dan otot berada, dan kita berniat tinggal di sini, dan segala neraka tidak dapat berbuat apa-apa (DBY, 475).
Saya, bersama yang lainnya, ke luar dari apa yang kami namakan Ngarai Emigration; kami melintasi gunung-gunung Big dan Little, dan menuruni lembah kira-kira tigaperempat mil sebelah selatannya. [Orson Pratt dan Erastus Snow memasuki Lembah Salt Lake pada tanggai 21 Juli 1847; rombongan terdepan dan utama tiba tanggai 22 Juli. Rombongan belakang dengan Presiden Brigham Young, yang sedang menderita akibat demam pegunungan, memasuki lembah itu tanggai 24 Juli]. Kami menentukan tempat, dan kami melihat ke sekeliling, dan akhirnya kami datang dan berkemah di antara dua cabang sungai City Creek, yang satu ke arah barat daya dan yang lain ke arah barat. Di sini kami memasang panji kami di blok bait suci dan satu di atasnya; di sini kami memasang kemah kami dan memutuskan bahwa di sinilah kami akan menetap dan berhenti (DBY, 474).
Dengan iman kepada Allah Orang-orang Suci mengatasi kesulitan mereka di Barat.
Kami tiba di sini dan menemukan beberapa … orang Indian, beberapa serigala dan kelinci, dan sejumlah besar jangkrik; tetapi kalau pohon hijau atau pohon buah, atau lapangan hijau, kami tidak menemukan yang sejenis itu, kecuali beberapa pohon kapas dan pepohonan di tepi sungai City Creek. Sejauh kira-kira 1200 atau 1300 mil kami membawa setiap butir perbekalan yang kami miliki ketika kami tiba di sini. Ketika kami meninggalkan rumah, kami membawa apa saja yang tidak dicuri para perusuh dari kuda-kuda, lembu dan anak sapi kami, dan beberapa wanita mengendarai sendiri kereta lembu ke sini. Dari 166 kilogram bahan pembuat roti ketika mereka berangkat dari sungai Missouri, tidak ada setengah dari mereka yang memiliki setengah dari jumlah itu. Kami harus membawa benih tanaman kami, alat pertanian, laci-laci, meja, bufet, sofa, piano, cermin besar, kursi-kursi antik, karpet, sekop dan tang dan berbagai perabot bagus lainnya, dengan segala salon, tungku masak dsb. dan kami harus membawa barang-barang ini ditumpuk dengan beberapa wanita dan anak, jungkir balik, tunggang langgang, dengan kuda yang payah, … lembu berkaki 3, dan sapi dengan satu puting susu. Inilah satu-satunya alat transportasi kami, dan jika kami tidak membawa barang-barang kami secara ini maka barang-barang ini tidak akan kami miliki, karena tidak ada apa-apa di sini (DBY, 480).
Orang-orang Suci miskin ketika mereka datang ke di lembah ini (DBY, 475).
Mereka memungut beberapa kulit rusa, kulit kijang, kulit domba, kulit bison dan membuat pembalut kaki dan sepatu sandal darinya, dan membungkuskan jubah kulit bison ke tubuh mereka. Sebagian punya selimut dan sebagian tidak; sebagian punya kemeja dan saya kira sebagian tidak. Seorang pria mengatakan kepada saya bahwa ia tidak punya kemeja untuk dirinya sendiri maupun keluarganya (DBY, 475-76).
Saya memberanikan diri berkata bahwa tidak ada satu dari empat orang dari keluarga saya mempunyai sepatu untuk kaki mereka ketika kami datang ke lembah ini (DBY, 476).
Kami punya iman, kami hidup dengan iman; kami datang ke pegunungan ini dengan iman. Kami datang ke sini, sering saya katakan, meskipun bagi telinga beberapa orang pernyataan berikut mungkin kedengarannya agak kasar, telanjang dan tanpa alas kaki, dan ini dapat dianggap benar (DBY, 481).
Kami berdoa untuk tanah, dan mendedikasikannya ini beserta dengan air, udara dan segalanya yang berkaitan dengannya bagi Tuhan, dan senyum surga meliputi tanah ini sehingga menjadi produktif, dan hari ini menghasilkan bagi kita biji-bijian, buah dan sayuran terbaik (DBY, 483).
Sampai Orang-orang Suci Zaman Akhir datang ke sini, tidak seorang pun dari antara semua penjelajah pegunungan dan mereka yang telah berkelana ke sini, sejauh yang kita ketahui, percaya bahwa satu tunggui jagung pun dapat matang di lembah-lembah ini. Kita tahu bahwa jagung dan gandum dihasilkan melimpah di sini, dan kita tahu bahwa kita memiliki daerah yang baik sekali untuk beternak sapi, kuda dan setiap jenis binatang peliharaan lainnya yang kita butuhkan (DBY, 485).
Belum pernah ada tanah, sejak zaman Adam sampai sekarang, yang diberkati lebih daripada tanah ini telah diberkati oleh Bapa kita di Surga; dan tanah ini masih akan diberkati dengan berlebih lebih, jika kita setia dan rendah hati, dan bersyukur kepada Allah untuk gandum dan jagung, jelai, buah sayuran, temak dan segalanya yang Ia berikan kepada kita, dan berusaha menggunakannya untuk membangun kerajaanNya di bumi (DBY, 483).
Kita adalah pionir dari negeri ini (DBY, 474)
Kami mencetak surat kabar pertama, kecuali kira-kira dua surat kabar lain, menanami kebun buah-buahan yang pertama, menanam gandum pertama, merawat hampir sekolah-sekolah pertama, dan membuat kemajuan pertama dalam usaha pionir kami, dalam ukuran besar, dari sungai Mississippi ke Lautan Pasifik; dan akhirnya kami tiba di sini, sehingga kami tidak menghalangi siapa pun, jika mungkin. Kami pikir kami ingin menghindari orang lain sejauh mungkin; kami ingin pergi ke tanah asing, seperti Abraham, agar kami dapat berada di tempat di mana kamu tidak secara terus menerus dipersalahkan orang lain (DBY, 476).
Kami berharap orang-orang asing mengerti bahwa kami datang ke sini bukan karena pilihan sendiri, tetapi karena kami diharuskan untuk pergi ke suatu tempat, dan inilah tempat terbaik yang dapat kami temukan. Tidaklah mungkin bagi siapa pun untuk hidup di sini kecuali ia bekerja keras dan bergumul dan berjuang melawan unsur-unsur, tetapi inilah tempat kelas satu untuk membesarkan Orang-orang Suci Zaman Akhir, dan kita akan diberkati dengan tinggal di sini, dan nantinya akan menjadikannya Taman Eden; dan Tuhan Yang Maha Kuasa akan melindungi Orang-orang SuciNya, dan akan membela dan memelihara mereka jika mereka mau melakukan kehendakNya. Satu-satunya hal yang saya takuti ialah kalau kita tidak mau berbuat benar; jika kita mau berbuat [benar], kita akan seperti sebuah kota yang terletak di atas bukit, pelita kita tidak mungkin disembunyikan (DBY, 474).
Baru tujuh tahun berlalu sejak kita meninggalkan Nauvoo dan kini kita sudah siap membangun bait suci lain. Saya melihat masa kerja yang lalu dengan gembira. Di sini terdapat ratusan dan ribuan orang yang tidak memiliki kesempatan istimewa yang diperoleh beberapa dari antara kita. Apakah anda bertanya hak istimewa apa? Hai, tentunya hak atas pencobaan berat yang harus kami lalui. Mereka tidak berkesempatan dirampok dan dijarah barang milik mereka, berada di tengah-tengah kaum perusuh dan kematian, sebagaimana dialami sebagian besar dari kita (DBY, 482).
Anda bertanya apakah kita akan tinggal di pegunungan ini. Saya jawab ya, selama kita senang melakukan kehendak Allah Bapa kita di Surga. Jika kita senang berpaling dari perintah-perintah kudus Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana dilakukan Israel zaman dahulu, setiap orang mengambil jalannya sendiri, kita akan dicerai-beraikan dan dikuliti, diusir dari hadapan musuh-musuh kita dan dianiaya, sampai kita belajar mengingat Tuhan Allah kita dan bersedia jalan di jalanNya (DBY, 483).
Mungkin banyak orang bertanya, ”Berapa lama kita akan tinggal di sini?” Kita akan tinggal di sini selama kita diharuskan. ”Apakah kita akan diusir, jika kita pergi?” Jika kita mau hidup sedemikian sehingga merasa puas diri dan tidak mengusir diri dari rumah-rumah kita, maka kita takkan pernah diusir dari hadapan mereka. Carilah kebijaksanaan terbaik yang dapat anda peroleh, belajarlah cara menerapkan kerja anda, bangunlah rumah-rumah yang baik, buatlah tanah pertanian asri, tanamlah pohon apel, pir, dan buah lainnya yang akan tumbuh subur di sini, juga kismis pegunungan dan buah semak frambus, tanamlah kebun arbei dan bangun serta hiaslah sebuah kota yang indah (DBY, 483-84).
Tandai pemukiman kita sejauh enam ratus mil di pegunungan ini dan kemudian tandai jalur jalan yang kita buat ketika datang ke sini, membangun jembatan dan membuat jalan melintasi padang rumput, pegunungan dan ngarai! Kita datang ke sini tanpa uang dengan kereta tua, kawan-kawan kita … menyuruh kita ”membawa semua perbekalan yang dapat dibawa; karena tidak akan ada lagi! Ambil semua benih tanaman yang dapat diambil, karena anda tidak akan mendapatkannya di sana!” Kami melakukannya, dan di samping itu pula kami telah mengumpulkan semua orang miskin semampu kami, dan Tuhan telah menanam kami di lembah-lembah ini, menjanjikan bahwa Ia akan menyembunyikan kami untuk barang sebentar sampai murka dan perasaan berangNya meliputi bangsa-bangsa. Apakah kita akan percaya kepada Tuhan? Ya (DBY, 475).
Dengan dukungan surga, kita dapat mengatasi semua kesulitan ini, dan dapat berkumpul di sini hari ini dalam ruang antara pegunungan ini, tempat di mana tidak ada yang membuat kita takut, jauh dari para penganiaya kita, jauh dari huru hara dan kekacauan dunia lama (DBY, 482).
Saran Belajar
Pertentangan di Illinois dan pelarian Orang-orang Suci ke Barat.
-
Kepada siapa Presiden Young memberi penghargaan untuk rencana perpindahan Orang-orang Suci ke Pegunungan Rocky dan Lembah Salt Lake?
-
Keadaan apa yang mendorong pengungsian Orang-orang Suci dari Illinois? Bagaimana Presiden Young tahu kemana ia harus memimpin Orang-orang Suci?
Pengerahan dan perjalanan Batalyon Mormon
-
Mengapa para pemimpin Gereja menganjurkan 500 relawan untuk bergabung dalam batalyon Mormon dan meninggalkan keluarga mereka dalam keadaan sedemikian kritis pada pergerakan mereka ke arah barat?
-
Batalyon Mormon tidak pernah perlu bertempur dalam perang karena peperangan telah usai ketika mereka tiba di tempat tujuan. Apa penderitaan Orang-orang Suci karena panggilan pemerintah untuk membentuk batalyon itu? Menurut anda mengapa penting bagi mereka untuk berkorban seperti itu? Keuntungan apa yang diperoleh dari pengalaman ini?
Perkemahan ”kaum miskin” dipelihara oleh kasih karunia Tuhan.
-
Bagaimana cara Tuhan menghilangkan rasa lapar Orang-orang Suci untuk satu kurun waktu? Bagaimana cara Tuhan menolong, waktu anda membutuhkannya?
Rombongan pionir Brigham Young pada tahun 1847 memandu jalan menuju Lembah Salt Lake.
-
Ajaran dan Perjanjian 136 berisi ”Firman dan Kehendak Tuhan mengenai Perkemahan Israel dalam perjalanan mereka ke Barat” (ayat 1). Wahyu ini diberikan kepada Presiden Young di Winter Quarters [Tempat Pemukiman Musim Dingin] pada tanggai 14 Januari 1847. Di samping organisasi yang diuraikan pada bagian ini, nasihat apa lagi yang diberikan kepada Orang-orang Suci yang bergerak ke barat?
-
Jim Bridger menyampaikan keprihatinan apa kepada Presiden Young? Apa dasar jawaban kuat Presiden Young kepada Tuan Bridger? Bagaimana anda mengalami keberhasilan yang terutama disebabkan oleh penerapan iman?
-
Mengapa Presiden Young memilih untuk tinggal di Pegunungan Rocky daripada meneruskan perjalanan ke California?
Dengan iman kepada Allah, Orang-orang Suci mengatasi kesulitan mereka di barat.
-
Dengan cara bagaimana Orang-orang Suci berusaha mengatasi kemiskinan mereka?
-
Presiden Young berkata, ”Belum pernah ada tanah, sejak zaman Adam sampai sekarang, yang diberkati lebih daripada tanah ini telah diberkati oleh Bapa kita di surga.” Apa yang dituntut dari Orang-orang Suci di mana pun mereka tinggal untuk menjamin berlanjutnya berkat-berkat itu? Apa artinya hidup dengan iman? Apa yang dapat kita lakukan agar lebih penuh hidup dengan iman dalam Yesus Kristus?
-
Apa yang dicapai Orang-orang Suci sebagai para pionir Pegunungan Rocky? Apa yang dapat anda lakukan untuk membangun Gereja di tempat anda tinggal?
-
Presiden Young menyampaikan pernyataan luar biasa, ”Di sini terdapat ratusan dan ribuan orang yang tidak memiliki kesempatan istimewa yang diperoleh beberapa dari antara kita…. Mereka tidak berkesempatan dirampok dan dijarah barang milik mereka, berada di tengah-tengah kaum perusuh dan kematian, sebagaimana dialami sebagian besar dari kita.” Menurut anda apa maksudnya? Mengapa Lembah Salt Lake ”tempat kelas satu untuk membesarkan Orang-orang Suci Zaman Akhir”? Bagaimana kesulitan telah memberkati anda? Apa yang dapat kita lakukan untuk menjadikan bahkan pencobaan yang paling berat menjadi kesempatan untuk tumbuh?