Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 47: Saksi Brigham Young mengenai Nabi Joseph Smith


Bab 47

Saksi Brigham Young mengenai Nabi Joseph Smith

Dalam satu dari banyak khotbahnya kepada para Orang Suci mengenai pekerjaan dan misi Joseph, Presiden Brigham Young bersaksi: ”Saya merasa ingin berseru Haleluyah, setiap kali saya berpikir bahwa saya pernah mengenal Joseph Smith, Nabi yang dibangkitkan dan ditahbiskan Tuhan dan kepada siapa diberikan kunci-kunci dan kuasa untuk membangun Kerajaan Allah di bumi dan mendukungnya” (DBY, 456). Sepanjang hidupnya sebagai pemimpin Gereja, ia menyatakan kasih dan kekaguman akan Nabi Joseph Smith: ”,Saya dapat dengan sesungguhnya berkata bahwa saya mendapatkan dia tanpa kecuali seperti segala yang dapat dituntut semua orang dalam diri seorang nabi sejati, dan bahwa orang yang lebih layak tidak akan ada, meskipun ia mempunyai kelemahan-kelemahannya; dan orang manakah yang pernah hidup di bumi ini yang tidak punya kelemahan?” (Brigham Young kepada David P. Smith, 1 Juni 1853, BYP). Keyakinan Presiden Young selama hidup mengenai sang Pelihat dan karyanya itu telah diteguhkan pada ranjang kematiannya dalam suatu pernyataan terakhir berupa pengakuan dan antisipasi: ”Joseph, Joseph, Joseph” (LSBY, 362).

Ajaran Brigham Young

Nabi Joseph Smith meletakkan dasar Gereja Yesus Kristus pada masa kelegaan ini.

Telah ditetapkan dalam dewan kekekalan, jauh sebelum alas-alas bumi diletakkan, bahwa ia, Joseph Smith, adalah orangnya, pada masa kelegaan terakhir dunia ini, untuk membawa firman Allah kepada orang-orang, dan menerima kegenapan kunci-kunci dan kuasa Keimamatan Putra Allah. Tuhan memperhatikan dirinya, dan ayahnya, dan ayah dari ayahnya, dan leluhur mereka sampai kepada Abraham, dan dari Abraham ke banjir besar, dari banjir besar kepada Henokh, dan dari Henokh kepada Adam. Ia telah mengawasi keluarga itu dan darah itu sewaktu mengalir dari sumbernya sampai pada kelahiran orang itu. Ia telah ditahbiskan sebelumnya dalam kekekalan untuk memimpin atas masa kelegaan terakhir ini (DBY, 108).

[Tuhan] memanggil hambanya Joseph Smith, Jr., ketika ia masih anak-anak, untuk meletakkan dasar KerajaanNya untuk terakhir kalinya. Mengapa Ia memanggil Joseph Smith untuk melakukannya? Karena Ia ingin melakukannya. Apakah Joseph Smith satu-satunya orang di bumi yang dapat melakukan pekerjaan ini? Tidak diragukan ada banyak orang lain yang, di bawah petunjuk Tuhan, dapat melakukan pekerjaan itu; tetapi Tuhan memilih orang yang berkenan padaNya, dan itu sudahlah cukup (DBY, 460).

Betapa sering para penatua dicela, ketika mereka berkhotbah di luar negeri, bahwa Joseph Smith, pendiri Gereja dan agama mereka, hanyalah seorang anak yang miskin dan buta huruf. Hal itu biasanya dipakai sebagai salah satu sanggahan terkuat yang dapat diperoleh terhadap ajaran keselamatan, oleh orang-orang yang bijaksana dan terpelajar dari dunia ini, meskipun itu bukan sanggahan sama sekali. Tuhan seharusnya mengungkapkan diriNya kepada beberapa imam terpelajar atau orang-orang berbakat pada zaman itu, kata mereka, yang dapat melakukan kebaikan dan menjayakan injil karena pengaruh dan pendidikan mereka, dan bukan kepada seorang remaja yang miskin, tidak berpengetahuan, dan tidak terdidik. Tidak banyak orang bijak, tidak banyak orang kuat, tidak banyak orang mulia, berbicara menurut cara manusia, yang dipanggil; tetapi Allah telah memilih yang bodoh dari dunia untuk memalukan orang yang berhikmat, yang lemah dari dunia untuk memalukan yang kuat; dan yang tidak terpandang dari dunia—yang dibenci oleh dunia, telah dipilih Allah dalam hikmatNya; ya, dan yang tidak berarti, untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah [lihat I Korintius 1:26–29] (DBY, 321–22).

Saya merasa pada masa itu [sebelum menjadi anggota], bahwa jika saya dapat melihat wajah seorang nabi, seperti yang pernah hidup di bumi pada masa sebelumnya, orang yang menerima wahyu, yang baginya langit dibukakan, yang mengenal Allah dan sifat-sifatNya, saya dengan bebas akan mengelilingi bumi sambil berjalan pada lutut dan tangan saya; saya kira tidak ada hal berat yang tidak akan saya jalani, jika saya dapat melihat satu orang yang tahu bagaimana Allah itu dan di mana Dia berada, bagaimana sifat-sifatNya dan apa kekekalan itu (DNW, 8 Okt. 1856, 3).

Apakah sifat dan keindahan misi Joseph? … Ketika saya pertama kali mendengarnya berkhotbah, ia menggabungkan surga dan bumi (DBY, 458).

Joseph Smith telah meletakkan dasar Kerajaan Allah pada zaman akhir; yang lainnya akan membangun bagian atasnya (DBY, 458).

Saya tidak pernah melihat siapapun, sampai saya bertemu dengan Joseph Smith yang dapat memberitahu saya apa pun mengenai sifat, kepribadian, dan tempat tinggal Allah, atau sesuatu yang memuaskan mengenai para malaikat, atau hubungan manusia dengan PenciptaNya. Namun saya serajin yang diperlukan siapa pun untuk dalam berusaha dan mencari tahu hal-hal ini (DBY, 458).

Ia ”meraih surga, … dan membawanya turun ke bumi”; dan ia mengambil bumi, menampilkannya dan membukakan, dalam kejelasan dan kesederhanaan, hal-hal Allah; dan itulah keindahan misinya. Saya punya kesaksian, jauh sebelumnya, bahwa ia adalah nabi Tuhan, dan itu menghibur. Bukankah Joseph tidak melakukan hal yang sama bagi pengertian anda? Apakah ia tidak akan mengambil tulisan suci dan menjadikannya sedemikian jelas dan sederhana sehingga setiap orang dapat mengerti? Setiap orang berkata, ”Ya, ini mengagumkan; ini menggabungkan surga dan bumi menjadi satu,” dan mengenai waktu, itu bukanlah apa-apa, kecuali untuk mengajarkan kita cara hidup dalam kekekalan (DBY, 458–59).

Saya menghormati dan memuja nama Joseph Smith. Saya suka mendengarnya; saya mengasihinya. Saya mengasihi ajarannya (DBY, 458).

Apa yang telah saya terima dari Tuhan, saya menerimanya melalui Joseph Smith; ia adalah perkakas yang dipakai. Jika saya mengabaikannya, maka saya harus meninggalkan asas-asas ini; yang belum diwahyukan, dinyatakan, atau dijelaskan oleh orang lain manapun sejak zaman para Rasul. Jika saya meletakkan Kitab Mormon, maka saya harus menyangkal bahwa Joseph adalah seorang Nabi; dan jika saya meninggalkan doktrin ini dan berhenti berkhotbah mengenai pengumpulan Israel dan pembangunan Sion, maka saya harus meninggalkan Alkitab; dan akibatnya, saya boleh saja pulang daripada berusaha untuk berkhotbah tanpa tiga bahan ini (DBY, 458).

Tidak ada makhluk yang pernah berkesempatan mendengar jalan hidup dan keselamatan diperagakan di hadapannya sebagaimana tertulis dalam Perjanjian Baru, dan dalam Kitab Mormon, dan dalam Kitab Ajaran dan Perjanjian, oleh seorang Orang Suci Zaman Akhir, yang dapat berkata bahwa Yesus hidup, bahwa InjilNya benar, dan pada saat yang sama berkata bahwa Joseph Smith bukanlah Nabi Allah. Itu kesaksian kuat, tetapi juga benar. Tidak seorang pun dapat berkata bahwa Kitab ini (meletakkan tangannya di atas Alkitab) adalah benar, adalah firman Tuhan, adalah jalan, adalah papan rambu di jalan, dan suatu ijin resmi untuk belajar akan kehendak Allah; dan pada saat yang sama berkata, bahwa Kitab Mormon tidak benar; jika dia telah berkesempatan membacanya, atau mendengarnya dibacakan, dan mempelajari doktrinnya. Tidak ada orang di muka bumi yang mendapat hak istimewa belajar Injil Yesus Kristus dari kedua buku ini, yang dapat berkata bahwa yang satu benar, dan yang lainnya salah. Tidak seorang Orang Suci Zaman Akhirpun, tidak seorang pria atau wanita pun, dapat mengatakan Kitab Mormon benar, dan pada saat sama berkata bahwa Alkitba tidak benar. Jika satu benar, keduanya benar, dan jika satu keliru, keduanya keliru. Jika Yesus hidup, dan Ia adalah Juruselamat dunia, Joseph Smith adalah Nabi Allah, dan hidup dalam pangkuan bapanya Abraham Meskipun mereka telah membunuh tubuhnya, namun ia hidup dan memandang wajah Bapanya di surga; dan jubahnya mumi seperti para malaikat yang mengelilingi tahta Allah; dan tidak ada manusia di bumi yang dapat berkata bahwa Yesus hidup, dan menyangkal, pada saat yang sama, pernyataan tegas saya mengenai Nabi Joseph. Inilah kesaksian saya dan ini kuat (DBY, 459).

Tuhan mengajar hambaNya Joseph Smith melalui wahyu, ”kebenaran demi kebenaran.”

Sejak hari Joseph memperoleh lemping-lemping dan sebelum waktu itu, Tuhan memberinya petunjuk. Ia membimbingnya hari demi hari dan jam demi jam (DBY, 461).

Joseph terus menerima wahyu demi wahyu, tatacara demi tatacara, kebenaran demi kebenaran, sampai ia memperoleh semua yang dibutuhkan untuk keselamatan keluarga manusia (DBY, 461).

Semua penduduk bumi dipanggil oleh Allah; mereka dipanggil untuk bertobat dan dibaptis untuk penebusan dosa (DBY, 461).

Kita telah melewati dari satu hal ke hal lain, dan saya dapat dikatakan dari satu tingkat pengetahuan ke tingkat lainnya. Ketika Joseph pertama kali menerima pengetahuan mengenai lemping-lemping yang ada di bukit Kumorah, pada waktu itu ia tidak menerima kunci-kunci Imamat Harun, ia hanya menerima pengetahuan bahwa lemping-lemping itu ada di sana, dan bahwa Tuhan akan membawanya ke luar. … Ia menerima pengetahuan bahwa [penduduk Amerika zaman dahulu] pernah memiliki Injil dan sejak waktu itu ia terus maju, selangkah demi selangkah, sampai ia memperoleh lemping-lemping itu, dan Urim dan Tumim dan mempunyai kuasa untuk menerjemahkannya. Ini tidak menjadikannya seorang Rasul, ini tidak memberinya kunci-kunci Kerajaan, juga tidak menjadikannya seorang Penatua di Israel. Ia adalah seorang nabi, dan memiliki roh nubuat dan telah menerima semua ini sebelum Tuhan mentahbiskannya. Dan ketika Tuhan, melalui wahyu, berkata kepadanya untuk pergi ke Pennsylvania, ia melakukannya, dan menyelesaikan penerjemahan Kitab Mormon; dan ketika Tuhan dalam wahyu lain, memanggilnya untuk kembali, ke negara bagian New York, dan untuk pergi ke Pak Whitmer tua, yang tinggal di sebuah tempat di seberang Waterloo, dan berhenti di sana, ia melaksanakannya, dan mengadakan pertemuan, dan mengumpulkan beberapa orang yang percaya pada kesaksiannya [lihat HC, 1:48–51]. Ia menerima Imamat Harun, dan kemudian ia menerima Kunci-kunci Imamat Melkisedek, dan mengorganisasi Gereja [lihat A&P 13; 20; 128:20]. Ia pertama-tama menerima kuasa untuk membaptis, dan masih belum tahu bahwa ia harus menerima lagi sampai Tuhan mem-beritahu dia, bahwa ada lagi untuknya. Kemudian ia menerima kunci-kunci Imamat Melkisedek, dan memiliki kuasa untuk menetapkan setelah ia membaptis, yang tidak dimilikinya sebelumnya. Ia akan berdiri persis seperti Yohanes Pembaptis, jika Tuhan tidak mengutus utusan lainnya, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, untuk mentahbiskan Joseph ke dalam Imamat Melikisedek. … Dan kemudian [kami] menerima tatacara lainnya (DBY, 461–62).

Pada waktu ini [1840] datang wahyu bahwa kita dapat dibaptis bagi teman-teman kita yang mati, tetapi pada mulanya tidak diwahyukan bahwa suatu catatan harus dibuat mengenai mereka yang dibaptiskan; tetapi ketika ia menerima wahyu tambahan untuk tujuan itu, maka sebuah catatan dibuat (DBY, 462–63).

Nabi Joseph Smith dengan jelas mengajarkan kebenaran Injil.

Yang dilakukan Joseph Smith adalah mengkhotbahkan kebenaran—Injil sebagaimana Tuhan wahyukan kepadanya—dan memberitahu orang-orang bagaimana diselamatkan, dan yang jujur hatinya berlari bersama dan berkumpul di sekelilingnya dan mengasihinya seperti mengasihi jiwa mereka sendiri. Ia dapat berbuat lebih daripada mengkhotbahkan asas-asas yang benar, dan itu akan mengumpulkan Orang-orang Suci pada zaman akhir, bahkan yang jujur hatinya. Semua yang percaya dan mematuhi Injil Yesus Kristus adalah para saksinya bagi kebenaran pernyataan-pernyataan ini (DBY, 463).

Keunggulan dari kemuliaan sifat Brother Joseph Smith ialah bahwa ia dapat menyederhanakan hal-hal surgawi untuk pengertian manusia yang terbatas. Ketika ia berkhotbah kepada orang-orang—menyatakan hal-hal Allah, kehendak Allah, rencana keselamatan, tujuan Yehova, hubungan kita denganNya dan dengan semua makhluk surga, ia menyederhanakan ajarannya menurut daya tangkap setiap pria, wanita, dan anak menjadikannya sama jelas dengan jalan yang sudah di~bentuk. Ini seharusnya dapat yakinkan setiap orang yang pernah mendengar tentang dia akan wewenang dan kuasa ilahinya, karena tidak ada orang lain yang dapat mengajar seperti dia, dan tidak seorang pun dapat mewahyukan hal-hal mengenai. Allah, kecuali melalui wahyu Yesus Kristus (DBY, 463).

Tidak ada seorang pun ditemukan yang dapat mengajarkan pertobatan dan baptisan untuk penebusan dosa, dengan wewenang untuk menyelenggarakan tatacara ini, sampai Allah menguasakan Joseph Smith, dan mengutusnya dengan perintahNya kepada orang-orang. Sebelum waktu itu, saya meneliti segala hal yang berkaitan dengan gereja-gereja; saya mencari ke mana-mana untuk menemukan apakah ada yang disebut agama sejati di bumi; saya mencari seseorang yang dapat memberitahu saya sesuatu mengenai Allah, surga, malaikat-malaikat dan kehidupan kekal. Saya percaya kepada Allah Bapa, dan kepada Yesus Kristus, tetapi saya tidak dapat percaya bahwa gereja Kristus ada di bumi (DBY, 463).

Saya dapat meneruskan untuk belajar Alkitab dan semua buku yang telah ditulis, dan tanpa wahyu dari Allah saya akan seperti bunyi gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing, tanpa memiliki pengetahuan mengenai Allah, mengenai agama sejati, mengenai penebusan orang yang hidup atau yang mati; saya mungkin akan hidup dan mati tanpa pengetahuan; dan inilah kondisi semua penduduk bumi (DBY, 463).

Pertanyaan diajukan sering kali mengenai Joseph Smith, oleh orang-orang yang datang menemui dia dan umatnya, ”Bagaimana anda dapat mengendalikan orang-orang anda dengan sedemikian mudah? Kelihatannya mereka tidak melakukan apapun kecuali apa yang anda katakan; bagaimana anda dapat memerintah mereka sedemikian mudah?” Jawabnya, ”Saya sama sekali tidak memerintah mereka. Tuhan telah mewahyukan asas-asas tertentu dari Surga melalui apa kami harus hidup pada zaman akhir ini. Waktunya sudah semakin dekat, ketika Tuhan akan mengumpulkan umatnya dari antara orang-orang jahat, dan ia akan mempersingkat pekerjaannya dalam kebenaran, dan asas-asas yang telah Ia wahyukan telah saya ajarkan kepada orang-orang dan mereka berusaha hidup sesuai dengannya, dan mereka memerintah diri sendiri.”

Saudara-saudara, inilah rahasia besar dalam mengendalikan umat ini. Dikira bahwa saya mengendalikan mereka, tetapi tidak demikian halnya. Adalah sebanyak yang mampu saya lakukan untuk mengendalikan diri sendiri dan untuk menjaga diri saya lurus dan mengajarkan orang-orang asas-asas yang harus mereka jalani (DBY, 470).

Saya sering mengingat kembali ketika Brother Joseph, merenung mengenai berapa banyak yang akan datang ke dalam Kerajaan Allah dan keluar lagi, akan berkata, ”Saudara-saudara saya masih belum murtad dan tidak merasa akan melakukan itu”. Banyak di antara anda, tanpa diragukan, dapat mengingat kata-katanya. Joseph harus berdoa sepanjang waktu, menjalankan iman, menjalankan agamanya, dan meningkatkan pemanggilannya, untuk memperoleh pernyataan Tuhan, dan untuk menjaganya tetap teguh dalam iman (DBY, 469).

Sekarang, seburuk-buruknya diri saya dan saudara-saudara saya, dan sejauh kita berada dari sasaran, dan dari hak istiwewa yang seharusnya kita nikmati, jika Joseph Smith Jr., sang Nabi, dapat melihat umat pada masanya, rela mematuhi suaranya, seperti mereka hari ini mematuhi suara presiden mereka, dia tentunya menjadi orang yang berbahagia. Ia telah hidup, berupaya, berusaha, dan bekerja; semangatnya bagaikan semangat seorang malaikat, dan kemauannya bagaikan kemauan Yang Maha Kuasa, dan dia bekerja terus sampai mereka membunuhnya (DBY, 464).

Nabi Joseph memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya.

Banyak dari para nabi telah memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, agar kesaksian mereka dapat tampil dengan kekuatan. … Seperti pada zaman dahulu demikian juga pada zaman modem. Ketika Joseph Smith memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya, kesaksiannya sejak saat itu berlaku bagi seluruh dunia; dan celakalah mereka yang berjuang menentangnya (DBY, 467).

Ketika [Joseph Smith] pergi ke Carthage ia berkata, ”aku pergi menuju kematian; aku pergi seperti anak domba ke pembantaian; aku pergi menyongsong nasib” (DBY, 467).

Siapakah yang melepaskan Joseph Smith dari tangan semua musuhnya [sampai] hari kematiannya? Orang itu adalah Allah; meskipun ia berada di ambang maut berkali-kali, dan, menurut anggapan semua orang, tidak dapat diselamatkan, dan tidak ada kemungkinan baginya diselamatkan. Ketika Ia dalam penjara di Missouri, dan tidak seorang pun mengira bahwa ia dapat meloloskan diri dari tangan mereka, saya memiliki iman Abraham, dan berkata kepada saudara-saudara seiman, ”Sebagaimana Allah itu hidup, ia akan lolos dari tangan mereka. ”Meskipun ia telah bernubuat bahwa ia tak akan hidup mencapai usia 40 tahun, namun kita semua menyimpan harapan bahwa itu nubuat keliru, dan kita dapat mempertahankannya selamanya bersama kita; kita mengira bahwa iman kita akan memperpanjang usianya, tetapi kita keliru—ia akhirnya jatuh sebagai seorang Martir bagi agamanya. Saya berkata ”Tidak apa-apa; sekarang kesaksiannya berada dalam kekuatan penuh; dia telah memeteraikannya dengan darahnya” (DBY, 469–70).

Jabatannya tidak diambil darinya, dia hanya pergi untuk bekerja di bagian lain dari rencana operasi Yang Maha Kuasa. Ia masih seorang Rasul, masih seorang Nabi, dan sedang mengerjakan pekerjaan seorang Rasul dan Nabi; ia telah melangkah satu langkah melampaui kita dan meraih kemenangan yang anda dan saya belum peroleh (DBY, 468).

Saya tahu bahwa [Joseph Smith] dipanggil oleh Allah, dan ini saya tahu melalui wahyu Yesus Kristus kepada saya, dan melalui kesaksian dari Roh Kudus. Jika saya belum mempelajari kebenaran ini, saya tidak akan pemah menjadi apa yang disebut seorang ”Mormon,” saya juga tidak akan berada di sini pada hari ini (DNW, 22 Oktober 1862, 2).

Saran Belajar

Nabi Joseph Smith meletakkan dasar Gereja Yesus Kristus pada masa kelegaan ini.

  • Peran apa yang dimainkan leluhur-Joseph Smith dalam mempersiapkannya untuk menjadi nabi pertama dalam masa kelegaan ini? Dengan cara apa iman leluhur anda mempengaruhi hidup anda? Apa yang dapat anda lakukan untuk memperoleh pengaruh yang benar atas keturunan anda?

  • Manfaat apa yang datang dari pemanggilan Tuhan atas seorang anak lelaki biasa untuk meletakkan dasar bagi kerajaanNya pada zaman akhir ini? Bagaimana hal ini menolong anda untuk melihat tangan Tuhan bekerja dalam hidup anda?

  • Presiden Young berkata bahwa Nabi Joseph Smith meletakkan dasar Gereja zaman akhir; Yesus Kristus dan bahwa orang-orang lainnya dapat membangun bagian atasnya. Apa dasar itu? (Lihat juga A&P 5:9–10; 135:3.) Apakah bangunan bagian atasnya? Bukti apa yang telah anda lihat bahwa bagian atas dari gereja sekarang sedang dibangun? Bagaimana kita semua dapat menyumbang bagi pekerjaan ini?

  • Menurut Presiden Brigham Young apakah, ”sifat dan keindahan misi Joseph”? Bagaimana kita dapat mengikuti cara mengajar Nabi Joseph Smith dalam mengajar anak-anak kita dan orang lain.

  • Bagaimana Nabi Joseph Smith ”mengajarkan kita cara hidup dalam kekekalan”? Bagaimana ajaran-ajaran ini berlaku dalam hidup kita dalam kefanaan?

Tuhan mengajar hambaNya Joseph Smith melalui wahyu, ”kebenaran demi kebenaran.”

  • Menurut anda mengapa Tuhan mewahyukan kebenaranNya dari ”wahyu demi wahyu”, bukannya semua sekaligus? (Lihat juga A&P 93:11–14.) Bagaimana hal ini benar dalam kehidupan Nabi Joseph Smith? Bagaimana hal ini benar dalam hidup anda?

Nabi Joseph Smith dengan jelas mengajarkan kebenaran Injil.

  • Mengapa Nabi Joseph Smith adalah seorang guru yang sedemikian dikasihi dan berpengaruh? Apakah ”rahasia besar”-nya dalam memimpin umat Tuhan ? Bagaimana kita dapat menerapkan asas ini pada tanggungjawab kita di rumah, di pekerjaan, dan di gereja?

  • Bagaimana Nabi Joseph Smith dapat ”memperoleh pernyataan Tuhan dan untuk menjaganya tetap teguh dalam iman”? Bagaimana kita dapat tahu kehendak Tuhan mengenai diri kita? Mengapa kita harus terus beriman untuk mempertahankan kesaksian kita akan injil?

Nabi Joseph memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya.

  • Mengapa penting bagi Joseph dan Hyrum Smith untuk memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka? (Lihat juga A&P 135; 136:39.)

  • Presiden Young mengatakan ”Saya tahu bahwa [Joseph Smith] dipanggil oleh Allah, dan ini saya tahu melalui wahyu Yesus Kristus kepada saya.” Bagaimana perasaan anda mengenai Nabi Joseph Smith? Bagaimana anda dapat membagikan perasaan anda dengan baik bersama keluarga, teman dan rekan anda? Pertimbangkan untuk mencatat perasaan anda mengenai Nabi dengan suatu cara untuk leluhur anda.

Joseph Smith appearing to Brigham Young

Sebagaimana digambarkan dalam lukisan ini, Nabi Joseph Smith, setelah kematiannya, tampil dalam penglihatan kepada presiden Brigham Young pada tanggai 11 Januari 1847.