Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 6: Pendamaian dan Kebangkitan Yesus Kristus


Bab 6

Pendamaian dan Kebangkitan Yesus Kristus

“Kita akan bangkit dari kematian fana untuk memiliki kehidupan abadi, karena kurban pendamaian dan kebangkitan Juruselamat.”

Dari Kehidupan Howard W. Hunter

Pada tanggal 20 Maret 1934, anak pertama Howard dan Claire Hunter dilahirkan, seorang putra yang mereka beri nama Howard William Hunter Jr. dan dipanggil Billy. Selama musim panas mereka mencermati bahwa Billy tampak lesu. Para dokter mendiagnosisnya mengidap anemia, dan Howard dua kali memberikan transfusi darah, tetapi kondisi Billy tidak membaik. Tes-tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa dia memiliki masalah usus parah yang menyebabkan Billy kehilangan darah. Para dokter melakukan operasi, dengan Howard terbaring di sisi putranya untuk memberikan darah, tetapi hasilnya tidak menggembirakan. Tiga hari kemudian, tanggal 11 Oktober 1934, si kecil Billy meninggal dunia dengan tenang sementara orangtuanya duduk di sisi tempat tidurnya. “Kami sangat sedih dan seolah mati rasa saat meninggalkan rumah sakit malam itu,” tulis Howard.1

Melalui pengalaman kematian Billy dan kematian orang-orang yang dikasihi lainnya, Presiden Hunter didukung oleh kesaksiannya tentang Pendamaian dan Kebangkitan Juruselamat. “Adalah keyakinan teguh kami bahwa [Pendamaian] adalah suatu kenyataan,” dia bersaksi, “dan tidak ada yang lebih penting dalam seluruh rencana keselamatan ilahi daripada kurban pendamaian Yesus Kristus. Kami percaya bahwa keselamatan datang karena pendamaian. Tanpanya seluruh rencana penciptaan akan menjadi sia-sia .… Tanpa kurban pendamaian ini, kematian duniawi akan menjadi akhir, dan tidak akan ada kebangkitan dan tidak ada tujuan dalam kehidupan rohani kita. Tidak akan ada harapan kehidupan kekal.”2

Selama konferensi-konferensi umum bulan April, yang diadakan sekitar saat Paskah, Presiden Hunter sering berbicara tentang Kebangkitan Yesus Kristus. Pada konferensi umum bulan April 1983 dia mengatakan:

“Pada musim Paskah ini, saya memiliki perasaan yang kuat mengenai pentingnya kewenangan saya untuk bersaksi tentang kenyataan dari kebangkitan Juruselamat. Brother dan sister sekalian, ada Allah di surga yang mengasihi dan peduli kepada Anda dan saya. Kita memiliki Bapa di Surga, yang mengutus Putra Sulung di antara anak-anak roh-Nya, Putra Tunggal-Nya dalam daging, untuk menjadi teladan di bumi bagi kita, untuk mengambil ke atas diri-Nya sendiri dosa-dosa dunia, dan sesudahnya untuk disalibkan bagi dosa-dosa dunia dan dibangkitkan .…

Ini benar-benar pesan yang indah—akan ada kehidupan setelah kematian; kita dapat kembali untuk hidup bersama Bapa kita di Surga sekali lagi, karena pengurbanan yang telah Juruselamat lakukan bagi kita, dan karena pertobatan serta kepatuhan kita sendiri pada perintah-perintah.

“Pada fajar yang indah di pagi Paskah, ketika pikiran dunia Kristen diarahkan pada kebangkitan Yesus untuk beberapa saat yang segera berlalu, marilah kita mengungkapkan apresiasi kepada Bapa Surgawi kita atas rencana keselamatan agung yang telah disediakan bagi kita.”3

makam taman

Makam Juruselamat yang kosong “memaklumkan kepada seluruh dunia, ‘Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit’” (Lukas 24:6).

Ajaran-Ajaran Howard W. Hunter

1

Pendamaian adalah tindakan kasih yang paling agung oleh Bapa Surgawi kita dan Putra Terkasih-Nya, Yesus Kristus.

Pendamaian Yesus Kristus adalah penugasan yang ditahbiskan sebelumnya oleh Bapa Surgawi kita untuk menebus anak-anak-Nya setelah keadaan mereka yang terjatuh. Merupakan suatu tindakan kasih oleh Bapa Surgawi kita untuk mengizinkan Putra Tunggal-Nya melakukan kurban pendamaian. Dan merupakan suatu tindakan kasih yang paling agung oleh Putra Terkasih-Nya untuk melaksanakan Pendamaian.

Saya telah berdiri di Taman Getsemani di banyak kesempatan. Saya telah merenungkan dalam benak saya penderitaan, keperihan Juruselamat—keperihan itu yang dialami ketika Bapa Surgawi mengizinkan Dia, dengan cara yang bahkan tidak bisa dipahami oleh pikiran kita, untuk mengambil ke atas diri-Nya rasa sakit dosa-dosa seluruh umat manusia. Jiwa saya dipenuhi dengan dukacita sewaktu saya memikirkan pengurbanan-Nya yang besar bagi umat manusia.

Saya telah berdiri di bawah Golgota, tempat tengkorak, dan merenungkan penghinaan dari penyaliban yang menuntun pada kematian fana Juruselamat kita, tetapi yang telah mendatangkan kebakaan bagi-Nya dan seluruh umat manusia. Dan sekali lagi jiwa saya telah ditenangkan.

Dan saya telah berdiri di depan makam taman dan membayangkan hari kebangkitan yang agung itu ketika Juruselamat muncul dari makam dalam keadaan hidup, dibangkitkan, baka. Dalam perenungan itu hati saya sesak dengan sukacita.

Melalui pengalaman-pengalaman ini saya merasa perlu mencurahkan jiwa saya dengan rasa terima kasih dan apresiasi kepada Bapa Surgawi kita atas kasih yang telah Dia dan Putra-Nya berikan kepada kita melalui kurban pendamaian yang agung tersebut. Dalam perkataan Charles Gabriel, “‘Ku berdiri kagum pada kasih Sang Kristus, bingung pada kasih karunia bagiku. ‘Ku bergetar ingat bagiku di salib pun, bagiku pendosa, Dia mend’rita dan mati. Betapa ajaibnya hingga Dia rela untuk mati bagiku. O, betapa ajaib, ajaib bagiku.” …

Saya memberi Anda kesaksian saya, brother dan sister, bahwa Bapa Surgawi kita telah mengutus Putra Terkasih-Nya, Yesus Kristus, ke dunia untuk menggenapi syarat-syarat yang dengannya rencana keselamatan akan dijalankan. Pendamaian mewakili kasih-Nya yang besar bagi kita.4

2

Juruselamat mengambil ke atas diri-Nya semua dosa, kelemahan, kesedihan, dan rasa sakit kita.

Sewaktu mereka bertemu untuk merayakan Paskah, Yesus dan para Rasul-Nya mengambil lambang-lambang sakramen yang Dia prakarsai dalam perjamuan malam terakhir ini bersama-sama, dan kemudian berjalan ke Bukit Zaitun.

Senantiasa sebagai guru hingga akhir hayat-Nya, Dia melanjutkan khotbah-Nya dengan tema anak domba kurban. Dia memberi tahu mereka bahwa Dia akan dipukuli, dan bahwa mereka akan dicerai-beraikan seperti domba tanpa gembala (lihat Matius 26:31). “Akan tetapi sesudah Aku bangkit,” kata-Nya, “Aku akan mendahului kamu ke Galilea” (Matius 26:32).

Selama jam-jam setelah itu, Dia berpeluhkan tetesan-tetesan darah, dicambuk bahkan oleh para pemimpin yang mengaku menjadi penjaga hukum-Nya, dan disalibkan bersama para penyamun. Itu seperti yang Raja Benyamin dalam Kitab Mormon nubuatkan: “Dia akan menderita cobaan, dan rasa sakit tubuh, kelaparan, kehausan, dan keletihan, bahkan lebih daripada yang dapat manusia derita, kecuali kematian; karena lihatlah, darah keluar dari setiap pori, akan sedemikian besarlah jadinya kepedihan-Nya karena kejahatan dan kekejian umat-Nya .…

Dia datang kepada umat milik-Nya, agar keselamatan boleh datang kepada anak-anak manusia …; dan bahkan setelah semuanya ini mereka akan menganggap-Nya seorang manusia, dan mengatakan bahwa Dia dirasuk iblis, dan akan mencambuk-Nya, dan akan menyalibkan-Nya” (Mosia 3:7, 9).

Kita berutang kepada Nabi Alma atas pengetahuan kita tentang gambaran penuh dari penderitaan-Nya: “Dia akan maju, menderita rasa sakit dan kesengsaraan dan cobaan dari setiap jenis; dan ini agar firman boleh digenapi yang mengatakan Dia akan mengambil ke atas diri-Nya rasa sakit dan penyakit umat-Nya.

Dan Dia akan mengambil ke atas diri-Nya kematian, agar Dia boleh melepaskan ikatan kematian yang mengikat umat-Nya; dan Dia akan mengambil ke atas diri-Nya kelemahan mereka, agar sanubari-Nya boleh dipenuhi dengan belas kasihan, secara daging, agar Dia boleh mengetahui secara daging bagaimana menyokong umat-Nya menurut kelemahan mereka” (Alma 7:11–12).

Pikirkanlah itu! Ketika tubuh-Nya diambil dari salib dan dengan tergesa-gesa ditempatkan di dalam sebuah makam pinjaman, Dia, Putra Allah yang tanpa dosa, telah mengambil ke atas diri-Nya bukan hanya dosa dan godaan dari setiap jiwa manusia yang mau bertobat, tetapi juga semua penyakit dan kesedihan serta rasa sakit kita dari setiap jenis. Dia menanggung kesengsaraan ini sebagaimana kita menanggungnya, secara daging. Dia menanggung semuanya. Dia melakukan ini untuk menyempurnakan belas kasihan-Nya dan kemampuan-Nya untuk mengangkat kita mengatasi setiap pencobaan duniawi.5

Kita mungkin, dalam faktanya, membuat pilihan yang keliru, pilihan yang buruk, pilihan yang menyakitkan. Dan kadang-kadang kita memang melakukan itu, tetapi di sanalah misi dan belas kasihan Yesus Kristus menjadi penuh kekuatan dan kemuliaan .… Dia telah menyediakan pendamaian yang menengahi bagi pilihan-pilihan keliru yang kita buat. Dia adalah pengacara kita dengan Bapa dan telah membayar, sebelumnya, untuk kesalahan-kesalahan dan kebodohan-kebodohan yang sering kali kita lihat dalam menjalankan kebebasan kita. Kita harus menerima karunia-Nya, bertobat dari kesalahan-kesalahan itu, dan mengikuti perintah-perintah-Nya agar memetik manfaat penuh dari penebusan ini. Tawaran itu selalu tersedia; jalan itu selalu terbuka. Kita selalu dapat, bahkan di masa-masa paling kelam dan kesalahan terparah kita, memandang kepada Putra Allah dan hidup.6

3

Yesus Kristus bangkit dari kubur dan merupakan buah pertama Kebangkitan.

Mari mundur bersama saya ke adegan-adegan terakhir itu di Tanah Suci. Akhir dari kehidupan fana Tuhan kita sudah dekat. Dia telah menyembuhkan yang sakit, menghidupkan kembali yang mati, dan memaparkan tulisan suci, termasuk nubuat-nubuat itu tentang kematian dan kebangkitan-Nya sendiri. Dia berkata kepada para murid-Nya:

“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.

Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan” (Matius 20:18–19) .…

Sewaktu fajar hari ketiga itu menyingsing, Maria Magdalena dan “Maria yang lain” telah datang ke liang kubur di mana tubuh-Nya yang tidak bernyawa telah dibaringkan [Matius 28:1; lihat juga Markus 16:1; Lukas 24:10]. Sebelumnya, para imam kepala dan orang Farisi telah pergi ke Pilatus dan membujuk dia untuk menempatkan penjaga di pintu liang kubur tersebut, “jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati” (Matius 27:64). Tetapi dua malaikat yang perkasa telah menggulingkan batu dari pintu kubur tersebut, dan yang bertugas sebagai penjaga telah melarikan diri dalam ketakutan melihat itu.

Ketika para wanita itu datang ke kubur, mereka mendapatinya terbuka dan kosong. Para malaikat telah tinggal untuk memberi tahu mereka berita terhebat yang pernah masuk ke dalam telinga manusia: “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya” (Matius 28:6).7

Tidak ada doktrin dalam kanon Kristen yang lebih penting bagi seluruh umat manusia daripada doktrin tentang kebangkitan Putra Allah. Melalui Dia datanglah kebangkitan semua pria, wanita, dan anak yang pernah—atau yang akan—dilahirkan ke dunia.

Terlepas dari betapa pentingnya kita anggap kebangkitan dalam ajaran kita, barangkali sebagian besar dari kita yang mungkin belum memahami sepenuhnya signifikansi dan kemegahan kekalnya. Jika kita memahaminya, kita akan takjub akan keindahannya seperti Yakub, adik lelaki Nefi, dan kita akan gemetar ngeri atas alternatif yang akan kita hadapi seandainya kita tidak menerima karunia ilahi ini. Yakub menulis:

“Ah, kebijaksanaan Allah, belas kasihan dan kasih karunia-Nya! Karena lihatlah, jika daging tidak akan bangkit lagi roh kita mesti menjadi tunduk kepada malaikat itu yang jatuh dari hadapan hadirat Allah Yang Kekal, dan menjadi iblis, untuk tidak bangkit lagi” (2 Nefi 9:8).

Pastinya kebangkitan adalah pusat dari iman setiap orang Kristen; ini adalah yang terbesar dari segala mukjizat yang dilakukan oleh Juruselamat dunia. Tanpanya, kita sesungguhnya dibiarkan tanpa harapan. Izinkan saya meminjam perkataan Paulus: “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, … maka sia-sialah pemberitaan kami, … kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus .… Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1 Korintus 15:13–15, 17).8

Tanpa Kebangkitan, Injil Yesus Kristus menjadi rangkaian peribahasa-peribahasa yang bijak dan mukjizat-mukjizat yang tampaknya tak dapat dijelaskan—tetapi peribahasa dan mukjizat tanpa kemenangan yang utama. Tidak, kemenangan yang utama tersebut ada dalam mukjizat yang utama: untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, orang yang telah meninggal membangkitkan dirinya sendiri ke dalam kebakaan yang hidup. Dia adalah Putra Allah, Putra dari Bapa baka kita di Surga, dan kemenangan-Nya atas kematian jasmani dan rohani adalah berita baik yang setiap lidah orang Kristen hendaknya bicarakan.

Kebenaran kekal adalah bahwa Yesus Kristus bangkit dari kubur dan merupakan buah pertama Kebangkitan (lihat 1 Korintus 15:23). Para saksi dari kejadian yang mengagumkan ini tidak dapat dipertanyakan.

Di antara para saksi yang dipilih adalah para Rasul Tuhan. Sesungguhnya, panggilan pada kerasulan yang kudus adalah panggilan untuk memberikan kesaksian kepada dunia tentang keilahian Tuhan Yesus Kristus. Nabi Joseph Smith berkata, “Asas-asas dasar dari agama kita adalah kesaksian para Rasul dan Nabi, mengenai Yesus Kristus, bahwa Dia telah mati, dikuburkan, serta bangkit kembali pada hari ketiga, dan naik ke surga; dan semua hal lainnya yang berkaitan dengan agama kita hanyalah merupakan tambahan terhadapnya.” ( History of the Church, 3:30) .…

Dalam mengajar para Rasul-Nya, Kristus menyingkapkan kepada mereka “bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.” (Markus 8:31). Demikianlah adanya. Dia disalib dan ditempatkan di dalam kubur. Pada hari ketiga, Dia bangkit untuk hidup kembali—Juruselamat seluruh umat manusia dan buah pertama Kebangkitan. Melalui kurban pendamaian ini, semua orang akan diselamatkan dari kubur dan akan hidup kembali. Ini selalu menjadi kesaksian dari para Rasul, yang padanya saya menambahkan kesaksian saya.9

Kristus dan Maria Magdalena

Yesus Kristus menampakkan diri kepada Maria Magdalena sesaat setelah Dia dibangkitkan (lihat Yohanes 20:1–18).

4

Yesus menampakkan diri kepada banyak orang setelah Kebangkitan-Nya.

Pada hari-hari setelah kebangkitan-Nya, Tuhan menampakkan diri kepada banyak orang. Dia memperlihatkan lima luka khusus-Nya kepada mereka. Dia berjalan dan berbicara serta makan bersama mereka, seolah-olah untuk membuktikan tanpa keraguan bahwa tubuh yang telah dibangkitkan sesungguhnya adalah tubuh jasmani dari daging dan tulang yang nyata. Kemudian Dia melayani kepada orang-orang Nefi, yang Dia perintahkan untuk “bangkit dan majulah kepada-Ku, agar kamu boleh mencucukkan tanganmu ke sisi-Ku, dan juga agar kamu boleh meraba tanda paku di tangan-Ku dan di kaki-Ku, agar kamu boleh tahu bahwa Aku adalah Allah Israel, dan Allah seluruh bumi, dan telah dibunuh untuk dosa-dosa dunia.

Dan … khalayak ramai maju, dan mencucukkan tangan mereka ke sisi-Nya dan merasakan tanda paku di tangan-Nya dan di kaki-Nya; dan ini mereka lakukan, maju satu demi satu sampai mereka semua telah maju, dan melihat dengan mata mereka dan merasakan dengan tangan mereka, dan mengetahui dengan suatu kepastian dan memberikan kesaksian, bahwa itu adalah Dia, tentang siapa ditulis oleh para nabi, yang akan datang” (3 Nefi 11:14–15).

Adalah tanggung jawab dan sukacita semua pria dan wanita di mana pun untuk “mencari Yesus ini tentang siapa para nabi dan rasul telah [bersaksi]” (Eter 12:41) dan untuk memiliki kesaksian rohani tentang keilahian-Nya. Adalah hak dan berkat semua yang dengan rendah hati mencari, untuk mendengar suara Roh Kudus, memberikan kesaksian tentang Bapa dan Putra-Nya yang telah bangkit.10

Kesaksian dari mereka yang melihat [Yesus] sebagai orang yang hidup setelah kematian-Nya belum pernah dikontradiksi. Dia menampakkan diri setidaknya sepuluh atau sebelas kali: kepada Maria Magdalena dan para wanita lain di taman, kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus, kepada Petrus di Yerusalem, kepada para rasul ketika Tomas tidak ada dan sekali lagi ketika dia ada, kepada para rasul di Danau Galilea, dan di atas bukit kepada lebih dari 500 pria sekaligus, kepada Yakobus saudara lelaki Tuhan, dan kepada para rasul di saat kenaikan.11

Sebagai yang dipanggil dan ditahbiskan untuk memberikan kesaksian tentang nama Yesus Kristus kepada seluruh dunia, saya bersaksi pada musim Paskah ini bahwa Dia hidup. Dia memiliki tubuh berdaging dan bertulang yang dimuliakan dan baka. Dia adalah Putra Tunggal Bapa dalam daging. Dia adalah Juruselamat, Terang dan Hidup dunia. Setelah penyaliban dan kematian-Nya, Dia menampakkan diri sebagai makhluk yang telah bangkit kepada Maria, kepada Petrus, kepada Paulus, dan kepada banyak yang lainnya. Dia memperlihatkan diri-Nya kepada orang-orang Nefi. Dia telah memperlihatkan diri-Nya kepada Joseph Smith, pemuda nabi itu, dan kepada banyak orang lain dalam dispensasi kita.12

5

Kita akan bangkit dari kematian dan memiliki kehidupan abadi.

Paskah adalah perayaan tentang karunia kebakaan yang cuma-cuma yang diberikan kepada semua orang, memulihkan kehidupan dan menyembuhkan semua luka. Walaupun semua orang akan mati sebagai bagian dari rencana pertumbuhan dan perkembangan kekal, namun kita semua dapat menemukan penghiburan dalam pernyataan Pemazmur, “Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” (Mazmur 30:6).

Adalah Ayub yang mengajukan pertanyaan yang dapat disebut pertanyaan paling penting sepanjang masa: “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14). Jawaban Kristus masih bergema sepanjang waktu hingga sekarang: “Sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.” (Yohanes 14:19).13

Ada pemisahan antara roh dan tubuh pada saat kematian. Kebangkitan akan menyatukan kembali roh dan tubuh, dan tubuh menjadi tubuh rohani, yang berdaging dan bertulang tetapi dihidupkan oleh roh alih-alih darah. Dengan demikian, tubuh kita setelah kebangkitan, yang dihidupkan oleh roh, akan menjadi baka dan tidak pernah mati. Inilah arti dari pernyataan Paulus bahwa “ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah” dan “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah” [lihat 1 Korintus 15:44, 50]. Tubuh alamiah adalah daging dan darah, tetapi dihidupkan oleh roh alih-alih darah, itu dapat dan akan memasuki kerajaan .…

Saya memiliki keyakinan bahwa Allah hidup dan bahwa Yesus adalah Kristus. Sebagaimana Paulus memberikan kesaksian kepada orang suci di Korintus melalui suratnya pada perayaan Paskah bertahun-tahun yang lalu, saya menambahkan kesaksian saya bahwa kita akan bangkit dari kematian fana untuk memiliki kehidupan abadi, karena kurban pendamaian dan kebangkitan Juruselamat. Dalam benak saya, saya membayangkan Dia dengan lengan-Nya direntangkan kepada semua yang mau mendengar:

“… Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati:

Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yohanes 11:25–26).14

Kebangkitan Kristus mengantarkan berkat kebakaan dan kemungkinan kehidupan kekal. Makam-Nya yang kosong memaklumkan kepada seluruh dunia, “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” (Lukas 24:6). Kata-kata ini memuat segala harapan, kepastian, dan kepercayaan yang diperlukan untuk mendukung kita dalam kehidupan kita yang menantang dan kadang-kadang penuh kesedihan.15

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Bagaimana Pendamaian menunjukkan kasih Bapa Surgawi dan Yesus Kristus bagi kita? (Lihat bagian 1). Bagaimana kita dapat memperlihatkan rasa syukur atas karunia kasih ini? (Lihat A&P 42:29).

  • Sewaktu Anda mengulas kembali bagian 2, carilah banyaknya cara Pendamaian memberkati kita. Bagaimana ajaran-ajaran dan penggunaan tulisan suci oleh Presiden Hunter memperdalam pemahaman Anda tentang Pendamaian? Pengalaman-pengalaman apa yang telah memperkuat kesaksian Anda tentang Pendamaian? Bagaimana kuasa Pendamaian dapat memperkuat Anda selama pencobaan-pencobaan Anda?

  • Apa kesan Anda sewaktu Anda menelaah ajaran-ajaran Presiden Hunter tentang Kebangkitan? (Lihat bagian 3). Bagaimana kita dapat lebih mengapresiasi signifikansi dari Kebangkitan?

  • Ulaslah kembali bagian 4, di mana Presiden Hunter memerinci banyak saksi dari Kebangkitan Yesus Kristus. Mengapa kesaksian dari para saksi ini signifikan?

  • Pertimbangkan ajaran Presiden Hunter bahwa Kebangkitan menyediakan “segala harapan, kepastian, dan kepercayaan yang diperlukan untuk mendukung kita dalam kehidupan kita yang menantang dan kadang-kadang penuh kesedihan” (bagian5). Bagaimana Kebangkitan merupakan sumber harapan dan pelipuran bagi Anda? Bagaimana kesaksian tentang Kebangkitan telah memperkaya kehidupan Anda?

Tulisan Suci Terkait

Yohanes 10:17–18; 2 Nefi 2:6–9, 22–27; 9:19–25; 3 Nefi 27:13–16; A&P 18:10–16; 19:15–20; Musa 6:59–60

Bantuan Penelaahan

“Rencanakan kegiatan belajar yang akan membangun iman Anda kepada Juruselamat” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 24). Misalnya, sewaktu Anda menelaah Anda dapat mengajukan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: “Bagaimana ajaran-ajaran ini dapat membantu saya meningkatkan pemahaman saya tentang Pendamaian Yesus Kristus? Bagaimanakah ajaran-ajaran ini dapat membantu saya menjadi lebih seperti Juruselamat?”

Catatan

  1. Dalam Eleanor Knowles, Howard W. Hunter(1994), 88; lihat juga 86–87.

  2. Dalam Conference Report, Oktober 1968, 139.

  3. “Evidences of the Resurrection,” Ensign, Mei 1983, 16.

  4. “The Atonement of Jesus Christ” (ceramah yang diberikan pada seminar presiden misi, 24 Juni 1988), 2–3, 7, Church History Library, Salt Lake City; lihat juga The Teachings of Howard W. Hunter,diedit Clyde J. Williams (1997),8–9.

  5. “He Is Risen,” Ensign, Mei 1988, 16–17.

  6. “The Golden Thread of Choice,” Ensign, November 1989, 18.

  7. “He Is Risen,” 16–17.

  8. “He Is Risen,” 16.

  9. “An Apostle’s Witness of the Resurrection,” Ensign, Mei 1986, 16–17.

  10. “He Is Risen,” 17.

  11. Dalam Conference Report, April 1963, 106.

  12. “He Is Risen,” 17.

  13. “An Apostle’s Witness of the Resurrection,” 16.

  14. Dalam Conference Report, April 1969, 138–139.

  15. “An Apostle’s Witness of the Resurrection,” 15–16.w