Sisekelo Q.

15, Afrika Selatan

Saya terus berdoa untuk keberhasilan dan kesejahteraan keluarga saya. Tetapi beberapa hal belum berhasil dengan cara yang saya harapkan. Saya mulai bertanya-tanya apakah Allah mendengar doa-doa saya. Sewaktu ketidakpastian saya memburuk, saya semakin jarang berdoa. Saya berpikir, “Mengapa saya harus berdoa ketika saya tidak merasakan apa pun?”

Tetapi kemudian suatu hari, saya menyadari bahwa saya meragukan Allah. Dia senantiasa telah menjadi Bapa saya di Surga, dukungan dan kekuatan terbesar saya. Saya mulai menangis. Ketika saya tiba di rumah hari itu, saya berlutut untuk berdoa karena saya merasa tersesat secara rohani dan emosi.

Setelah berdoa, saya merasakan penghiburan, kehangatan, dan kasih. Saya tahu Dia menyertai saya. Saya tahu Bapa Surgawi melihat pergumulan kita dan mendengar tangisan kita. Sejak hari itu, saya memahami bahwa Dia memiliki rencana besar bagi keluarga saya—rencana yang mensyaratkan waktu-Nya dan kesabaran saya.