2010
Mengenai Apa yang Paling Berarti
November 2010


Mengenai Apa yang Paling Berarti

Jika kehidupan dan gerak pacunya yang sibuk serta stresnya yang banyak menjadikannya sulit bagi Anda untuk merasa ingin bersukacita, maka mungkin sekarang adalah waktu yang baik untuk berfokus kembali pada apa yang paling berarti.

President Dieter F. Uchtdorf

Adalah luar biasa seberapa banyak kita dapat belajar tentang hidup dengan menelaah alam. Misalnya, ilmuwan dapat melihat dari lingkar di pohon dan membuat perkiraan terpelajar mengenai iklim dan kondisi tumbuhnya ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Salah satu yang kita telaah dari pertumbuhan pohon adalah bahwa di musim ketika keadaan ideal, pohon tumbuh dengan kecepatan normal. Namun, selama musim ketika keadaan tumbuh tidaklah ideal, pohon memperlambat pertumbuhannya dan memusatkan energinya pada elemen-elemen dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup.

Di sini Anda mungkin berpikir, “Itu semuanya amat bagus dan baik tetapi apa hubungannya dengan menerbangkan pesawat terbang?” Nah, perkenankan saya

Pernahkah Anda berada dalam pesawat dan mengalami turbulensi? Penyebab turbulensi yang paling umum adalah perubahan mendadak dalam pergerakan udara yang menyebabkan pesawat terhempas, oleng, dan berguling. Sementara pesawat dibangun untuk bertahan terhadap turbulensi yang jauh lebih besar daripada apa pun yang akan Anda alami dalam penerbangan biasa, itu tetap saja bisa mengguncangkan bagi penumpang.

Apa menurut Anda yang pilot lakukan ketika mereka mengalami turbulensi? Seorang pilot siswa mungkin berpikir bahwa meningkatkan kecepatan adalah strategi yang bagus karena itu akan membawa mereka melalui turbulensi dengan lebih cepat. Tetapi itu mungkin hal yang keliru untuk dilakukan. Pilot profesional mengerti bahwa ada kecepatan penembusan turbulensi optimal yang akan meminimalkan dampak negatif dari tubulensi. Dan sering kali itu berarti mengurangi kecepatan Anda. Asas yang sama berlaku juga pada ‘polisi tidur’ di jalanan.

Karenanya, adalah nasihat yang baik untuk memperlambat kecepatan sedikit, memantapkan arah, dan berfokus pada yang paling penting ketika mengalami keadaan yang merugikan.

Gerak Pacu Kehidupan Modern

Ini adalah pelajaran yang sederhana namun penting dipelajari. Mungkin tampak logis ketika dikaitkan dengan pohon dan turbulensi tetapi mengejutkan betapa mudahnya mengabaikan pelajaran ini ketika berhubungan dengan menerapkan asas-asas ini dalam kehidupan sehari-hari kita sendiri. Ketika level stres meningkat, ketika kemasygulan muncul, ketika tragedi menyerang, terlalu sering kita berusaha untuk mengikuti gerak pacu heboh yang sama, atau bahkan mempercepatnya, berpikir kira-kira bahwa semakin bergegas gerak pacu kita, akan semakin baiklah keadaan kita.

Salah satu karakteristik kehidupan modern tampaknya adalah bahwa kita bergerak dengan kecepatan yang semakin tinggi, terlepas dari turbulensi atau rintangannya.

Jujur saja, amatlah mudah untuk menjadi sibuk. Kita semua dapat memikirkan daftar tugas yang akan memadati jadwal kita. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa nilai diri mereka bergantung pada daftar hal yang harus mereka lakukan. Mereka membanjiri ruang kosong dalam waktu mereka dengan daftar pertemuan dan hal-hal sepele—bahkan di saat-saat stres dan kelelahan. Karena mereka secara tidak perlu memperumit hidup mereka, mereka sering merasakan meningkatnya frustrasi, hilangnya sukacita, dan terlalu sedikit makna dalam hidup mereka.

Dikatakan bahwa kebajikan apa pun, ketika dibawa ke titik ekstrim, dapat menjadi suatu kejahatan. Menjadwalkan hidup kita secara berlebihan tentunya memenuhi syarat untuk ini. Ada titik di mana batu penanda dapat menjadi batu kilangan dan ambisi, beban berat di punggung kita.

Apa Solusinya?

Yang bijaksana mengerti dan menerapkan pelajaran tentang lingkar pohon dan turbulensi udara. Mereka menolak godaan untuk terperangkap dalam kesibukan heboh kehidupan sehari-hari.1 Pendeknya, mereka berfokus pada apa yang paling berarti.

Penatua Dallin H. Oaks, dalam konferensi umum baru-baru ini, mengajarkan, “Kita harus melewatkan beberapa hal baik agar memilih yang lain yang lebih baik atau terbaik karena itu mengembangkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus serta menguatkan keluarga kita.”2

Pencarian terhadap apa yang terbaik tidak dapat tidak menuntun pada asas-asas mendasar Injil Yesus Kristus—kebenaran yang sederhana dan indah yang diungkapkan kepada kita oleh seorang Bapa di Surga yang peduli, kekal, dan mahatahu. Ajaran-ajaran dan asas-asas inti ini, meski cukup sederhana untuk dimengerti seorang anak, menyediakan jawaban atas pertanyaan kehidupan yang paling rumit.

Ada keindahan dan kejelasan yang datang dari kesederhanaan yang kadang tidak kita hargai dalam kehausan kita akan solusi yang berbelit-belit.

Misalnya, tidaklah lama setelah astronot dan kosmonot mengorbit bumi bahwa mereka menyadari bolpen tidak dapat digunakan di ruang angkasa. Dan beberapa orang yang sangat cerdas bekerja mengatasi masalah tersebut. Dibutuhkan ribuan jam dan jutaan dolar, tetapi pada akhirnya mereka mengembangkan sebuah pena yang dapat menulis di mana pun, dalam suhu berapa pun, dan di permukaan nyaris apa pun. Tetapi bagaimana astronot dan kosmonot bertahan sampai masalah itu terselesaikan? Mereka dengan sederhana menggunakan pensil.

Leonardo da Vinci dikutip pernah mengatakan, “Kesederhanaan adalah kecanggihan yang tertinggi.”3 Ketika kita melihat asas-asas mendasar dari Rencana Kebahagiaan, Rencana Keselamatan, kita dapat mengenali dan menghargai dalam kegamblangan dan kesederhanaannya keanggunan serta keindahan kebijaksanaan Bapa Surgawi. Kemudian memalingkan jalan kita menuju jalan-Nya merupakan awal dari kebijaksanaan kita.

Kekuatan dari Yang Dasar

Kisah diceritakan bahwa pelatih football legendaris Vince Lombardi memiliki suatu ritual yang dia lakukan pada hari pertama pelatihan. Dia akan mengangkat tinggi sebuah bola football, memperlihatkannya kepada atlet yang telah memainkan sport itu selama bertahun-tahun, dan berkata, “Tuan-tuan, … ini adalah sebuah football.” Dia berbicara mengenai ukuran dan bentuknya, bagaimana itu dapat ditendang, dibawa, atau dilemparkan. Dia membawa tim ke lapangan yang kosong dan berkata, “Ini adalah sebuah lapangan football.” Dia membawa mereka berkeliling, menguraikan dimensinya, bentuknya, peraturannya, dan bagaimana permainan tersebut dimainkan.4

Pelatih ini tahu bahwa bahkan para pemain yang berpengalaman ini, dan bahkan tim tersebut, hanya dapat menjadi hebat dengan menguasai apa yang mendasar. Mereka dapat menghabiskan waktu mereka berlatih trik permainan yang berbelit-belit, tetapi sampai mereka menguasai dasar-dasar permainan, mereka tidak akan pernah menjadi tim juara.

Saya pikir kebanyakan dari kita secara intuitif memahami betapa pentingnya dasar-dasar itu. Hanya saja kita kadang teralihkan oleh begitu banyak hal yang tampaknya lebih menawan.

Materi cetakan, sumber-sumber media yang menjangkau luas, peralatan dan pernak-pernik elektronik—yang semuanya berguna jika digunakan secara patut—dapat menjadi pembelokan yang menyakitkan atau ruang isolasi tanpa ampun.

Namun di antara banyaknya suara dan pilihan, Orang Galilea yang rendah hati itu berdiri dengan tangan terulur. Menunggu. Pesan-Nya adalah pesan yang sederhana: “Mari, ikut Aku.”5 Dan Dia tidak berbicara dengan pengeras suara yang kuat namun dengan suara yang tenang, yang kecil.6 Begitu mudahnya bagi pesan Injil yang mendasar untuk hilang di tengah siraman lebat informasi yang menghantam kita dari semua sisi.

Tulisan Suci yang Kudus dan firman yang diucapkan para nabi yang hidup memberikan penekanan pada asas-asas dan doktrin-doktrin dasar Injil. Alasan kita kembali ke asas-asas dasar ini, ke doktrin yang murni, adalah karena itu adalah pintu gerbang menuju kebenaran dengan makna yang mendalam. Itu adalah pintu menuju pengalaman dengan kepentingan luhur yang dalam keadaan lain berada di luar kapasitas kita untuk paham. Asas-asas yang sederhana, yang mendasar ini merupakan kunci menuju hidup dalam keselarasan dengan Allah dan manusia. Itu adalah kunci-kunci dari membuka tingkap-tingkap langit. Itu menuntun kita ke kedamaian, dukacita, dan pengertian yang Bapa Surgawi telah janjikan kepada anak-anak-Nya yang mendengar dan mematuhi-Nya.

Brother dan sister, akan baik keadaan kita jika memperlambat sedikit, melanjutkan dengan kecepatan optimal untuk keadaan kita, berfokus pada yang signifikan, mengangkat mata kita, dan sungguh-sungguh melihat apa yang paling berarti. Marilah kita menyadari ajaran-ajaran dasar yang Bapa Surgawi kita telah berikan kepada anak-anak-Nya yang akan menegakkan dasar dari kehidupan fana yang kaya dan subur dengan janji-janji kebahagiaan kekal. Itu akan mengajari kita untuk melakukan segala hal ini dalam kebijaksanaan dan ketertiban; karena tidaklah dituntut bahwa kita hendaknya berlari lebih cepat daripada kita memiliki kekuatan, tetapi adalah perlu bahwa kita hendaknya tekun, dan dengan demikian memenangi hadiahnya.7

Brother dan sister, tekun melakukan apa yang paling berarti akan menuntun kita kepada Juruselamat dunia. Itulah sebabnya kita “berbicara tentang Kristus, kita bersukacita di dalam Kristus, kita berkhotbah tentang Kristus, kita bernubuat tentang Kristus, … agar kita boleh mengetahui pada sumber mana kita boleh berpaling untuk pengampunan akan dosa-dosa kita.”8 Dalam kerumitan, kekacauan, dan kesibukan kehidupan modern, ini adalah “jalan yang lebih utama lagi.”9

Maka Apa Saja Dasar-Dasar itu?

Saat kita berpaling kepada Bapa Surgawi kita dan mengupayakan kebijaksanaan-Nya mengenai apa yang paling berarti, kita belajar berulang kali pentingnya empat hubungan kunci: dengan Allah kita, dengan keluarga kita, dengan sesama kita, dan dengan diri kita sendiri. Saat kita mengevaluasi hidup kita sendiri dengan pikiran yang ikhlas kita akan melihat di mana kita telah menyimpang dari jalan yang lebih utama lagi itu. Mata pengertian kita akan dibukakan, dan kita akan mengenali apa yang perlu dilakukan untuk memurnikan hati kita dan memfokuskan kembali hidup kita.

Pertama, hubungan kita dengan Allah adalah yang paling sakral dan penting. Kita adalah anak-anak roh-Nya. Dia adalah Bapa kita. Dia menghasratkan kebahagiaan kita. Saat kita mencari Dia, saat kita belajar tentang Putra-Nya, Yesus Kristus, saat kita membuka hati kita terhadap pengaruh Roh Kudus, kehidupan kita menjadi lebih stabil dan mapan. Kita mengalami kedamaian, sukacita, dan kepuasan yang lebih besar saat kita memberikan usaha terbaik kita untuk hidup menurut rencana kekal Allah serta menaati perintah-perintah-Nya.

Kita meningkatkan hubungan kita dengan Bapa Surgawi kita dengan belajar mengenai Dia; dengan bersekutu dengan Dia, bertobat dari dosa-dosa kita, dan secara aktif mengikuti Yesus Kristus; karena “tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui [Kristus].”10 Untuk menguatkan hubungan kita dengan Allah kita membutuhkan waktu bermakna sendirian dengan-Nya. Dengan tenang berfokus pada doa dan penelaahan tulisan suci setiap hari, selalu dengan sasaran untuk layak akan rekomendasi bait suci yang berlaku—ini akan menjadi beberapa investasi bijaksana dari waktu dan upaya kita untuk mendekat kepada Bapa Surgawi kita. Mari kita indahkan undangan pemazmur itu, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.”11

Hubungan kunci kita yang kedua adalah dengan keluarga kita. Karena “tidak ada keberhasilan yang dapat mengompensasi kegagalan”12 di sini, kita mesti menempatkan prioritas tinggi pada keluarga kita. Kita membangun hubungan keluarga yang dalam dan penuh kasih dengan melakukan hal-hal sederhana bersama-sama, seperti makan malam keluarga, dan malam keluarga, serta sekadar bersenang-senang. Dalam hubungan keluarga kasih sebenarnya dieja sebagai w-a-k-t-u, waktu. Meluangkan waktu untuk satu sama lain adalah kunci keharmonisan di rumah. Kita berbicara dengan, alih-alih tentang, satu sama lain. Kita belajar dari satu sama lain dan kita menghargai perbedaan-perbedaan kita seperti juga kesamaan-kesamaan kita. Kita menegakkan ikatan ilahi dengan satu sama lain saat kita menghampiri Allah bersama melalui doa keluarga, penelaahan tulisan suci, dan ibadat hari Minggu.

Hubungan kunci ketiga yang kita miliki adalah dengan sesama kita. Kita membangun hubungan ini dengan satu orang setiap kalinya—dengan bersikap peka terhadap kebutuhan orang lain, melayani mereka, dan memberi waktu serta bakat kita. Saya terkesan oleh seorang sister yang terbebani dengan tantangan usia dan penyakit tetapi memutuskan bahwa meskipun dia tidak dapat melakukan banyak, dia dapat mendengarkan. Dan begitulah setiap minggu dia memerhatikan orang yang tampak kesusahan atau putus asa dan dia meluangkan waktu dengan mereka, mendengarkan. Betapa dia menjadi berkat dalam kehidupan begitu banyak orang.

Hubungan kunci keempat adalah dengan diri kita sendiri. Mungkin tampak janggal untuk berpikir tentang memiliki hubungan dengan diri sendiri, tetapi kita memilikinya. Sebagian orang tidak dapat serasi dengan dirinya sendiri. Mereka mengecam dan merendahkan diri sendiri sepanjang hari sampai mereka mulai membenci diri mereka sendiri. Perkenankan saya menyarankan agar Anda mengurangi kesibukan dan meluangkan sedikit waktu tambahan untuk mengenal diri Anda dengan lebih baik. Berjalanlah di alam, saksikanlah matahari terbit, nikmati ciptaan Allah, renungkan kebenaran dari Injil yang dipulihkan, dan cari tahu apa artinya itu bagi Anda secara pribadi. Belajarlah untuk memandang diri Anda sebagaimana Bapa Surgawi memandang diri Anda—sebagai putra atau putri-Nya yang berharga dengan potensi ilahi.

Bersukacita dalam Injil yang Murni

Brother dan sister, marilah kita bijaksana. Marilah kita berpaling kepada air doktrin murni Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. Marilah kita dengan penuh sukacita mengambil bagian di dalamnya dalam kesederhanaan dan kegamblangannya. Surga terbuka lagi. Injil Yesus Kristus ada di bumi sekali lagi, dan kebenarannya yang sederhana merupakan sumber sukacita yang berlimpah!

Brother dan sister, sesungguhnya kita memiliki alasan besar untuk bersukacita. Jika kehidupan dan gerak pacunya yang sibuk serta stresnya yang banyak menjadikannya sulit bagi Anda untuk merasa ingin bersukacita, maka mungkin sekarang adalah waktu yang baik untuk berfokus kembali pada apa yang paling berarti.

Kekuatan datang bukan dari kegiatan yang heboh melainkan dari menetap pada landasan yang teguh dari kebenaran dan terang. Itu datang dari menempatkan perhatian dan usaha kita pada dasar-dasar dari Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. Itu datang dari memberikan perhatian pada hal-hal ilahi yang paling berarti.

Marilah kita sederhanakan hidup kita sedikit. Marilah kita membuat perubahan yang dibutuhkan untuk memfokuskan kembali hidup kita pada keindahan luhur dari jalan kemuridan Kristen yang sederhana, yang rendah hati—jalan yang menuntun selalu menuju kehidupan dengan makna, kegembiraan, dan kedamaian. Untuk ini saya berdoa saat saya meninggalkan bersama Anda berkat saya, di dalam nama Yesus Kristus, amin

Catatan

  1. Mahatma Gandhi, dalam Larry Chang, Wisdom for the Soul (2006), 356.

  2. Dallin H. Oaks, “Good, Better, Best,” Liahona, November 2007, 107.

  3. Leonardo da Vinci, in John Cook, kumpulan The Book of Positive Quotations, edisi ke-2 (1993), 262.

  4. Vince Lombardi, dalam Donald T. Phillips, Run to Win: Vince Lombardi on Coaching and Leadership (2001), 92.

  5. Lukas 18:22.

  6. Lihat 1 Raja-Raja 19:12.

  7. Mosia 4:27.

  8. 2 Nefi 25:26.

  9. 1 Korintus 12:31; Eter 12:11.

  10. Yohanes 14:6.

  11. Mazmur 46:10.

  12. J. E. McCulloch, Home: The Savior of Civilization (1924), 42; lihat juga Conference Report, April 1935, 116.