2010
Imamat Harun
November 2010


Imamat Harun

Imamat yang Anda pegang adalah sebuah karunia istimewa, karena pemberinya adalah Tuhan, Sendiri. Gunakanlah, tingkatkanlah, dan hiduplah layak baginya.

Elder L. Tom Perry

Sewaktu saya berbicara dalam konferensi umum 25 tahun silam, saya memperkenalkan alat bantu visual yang berdiri di samping saya. Itu adalah cucu lelaki tertua saya. Dia baru saja menerima Imamat Harun dan telah ditahbiskan menjadi diaken. Saya mengambil kesempatan pada saat itu untuk menyampaikan ceramah saya kepadanya mengenai pentingnya menerima Imamat Harun.

Saya katakan kepada cucu lelaki saya:

“Saya tidak begitu senang dengan keadaan duniawi yang kamu dan remaja putra lainnya warisi sewaktu kamu memulai peranmu dalam maju menuju kedewasaan. Sementara di antara kami yang lebih tua telah matang dan dalam posisi untuk memengaruhi dunia, saya percaya bahwa kami telah sangat mengecewakanmu karena kami telah membiarkan keadaan-keadaan di dunia menjadi seperti ini. Ini menempatkanmu dalam posisi di mana banyak dari mereka yang dengannya kamu harus bergaul tidak diasuh dengan pemahaman tentang atau rasa hormat bagi nilai-nilai tradisional. Karenanya, tekanan teman sebaya menjadi jauh lebih sulit dan ekstrem.

Kita telah membawa ke dalam rumah kita radio, record player [pemutar musik], dan perangkat televisi. Sementara masing-masing berpotensi menyediakan hiburan yang sehat, sedemikian banyak yang telah diproduksi demi kesenangan mata dan telinga kita tidaklah mampu untuk mengilhami dan mendorong remaja putra. Kenyataannya, kebanyakan dari apa yang diproduksi adalah merendahkan. Ujung tombol yang ada di rumahmu sendiri berpotensi menghancurkan dalam dirimu kepekaan tentang apa yang benar dan yang salah” (Ensign, November 1985, 46).

Semakin hal-hal berubah, semakin itu tetap sama—kecuali untuk teknologi. Saya tergoda untuk bertanya kepada remaja putra Imamat Harun apakah mereka bahkan tahu apa record player [pemutar musik] itu. Bagi mereka yang tidak tahu, itu adalah sesuatu yang biasanya kita pergi ke ruang keluarga dan menyetelnya agar kita dapat mendengarkan musik. Bayangkan itu, kita harus pergi kepadanya, alih-alih membawanya bersama kita ke mana pun kita pergi.

Saya juga mengajarkan kepada cucu lelaki saya, Terry, empat pelajaran berdasarkan pada kisah tentang Daniel dalam Perjanjian Lama. Saya memberitahunya untuk (1) menjaga tubuhnya sehat dan bersih; (2) mengembangkan pikirannya dan menjadi bijaksana; (3) menjadi kuat dan menolak godaan di dunia yang penuh dengan godaan itu; dan (4) memercayai Tuhan, terutama ketika kamu membutuhkan perlindungan-Nya.

Itu akanlah sama menyenangkannya bagimu sewaktu kamu membacanya sebagai diaken, pengajar, imam, misionaris, pengajar ke rumah, presiden kuorum penatua, atau apa pun Tuhan memanggil untuk kamu lakukan. Hal itu akan mengajarmu untuk memiliki iman, keberanian, kasih bagi sesamamu, keyakinan, dan kepercayaan kepada Tuhan” (Ensign, November 1985, 46).

Saya senang melaporkan bahwa Terry telah setia pada tugas yang saya berikan kepadanya 25 tahun lalu. Dia kemudian menerima Imamat Melkisedek, melayani misi dengan setia, dan saat ini melayani sebagai presiden kuorum penatua, dan tentunya ayah dari seorang putri yang cantik.

Banyak yang telah berubah dalam kuartal terakhir abad ini. Hal lain yang telah terjadi adalah banyak dari cucu saya telah tumbuh dewasa dan memiliki anak-anak mereka sendiri. Musim panas ini saya berkesempatan berdiri dalam sebuah lingkaran dari para pemegang imamat dan menumpangkan tangan saya di atas kepala cicit tertua saya sewaktu ayahnya menahbiskan Imamat Harun kepadanya. Meskipun cicit lelaki saya tidak hadir untuk berdiri di sisi saya sekarang, saya ingin menyampaikan ceramah saya kepadanya dan Anda semua remaja putra yang luar biasa yang memegang Imamat Harun.

Adalah berkat yang sangat istimewa untuk menerima Imamat Harun. Sejarah mencatat hari mulia ketika imamat dipulihkan ke bumi yang memberi kaum pria hak untuk sekali lagi bertindak sebagai para agen Allah sewaktu mereka melaksanakan tata cara-tata cara imamat yang kudus. Saat itu tanggal 5 April 1829, Oliver Cowdery tiba di rumah Joseph Smith di Harmony, Pennsylvania. Oliver menanyakan kepada Nabi Joseph Smith tentang pekerjaannya menerjemahkan sebuah catatan kuno, Kitab Mormon. Percaya akan sifat ilahi pekerjaan itu, dia sepakat untuk bertindak sebagai juru tulis dalam menyelesaikan penerjemahan itu. Pekerjaan penerjemahan itu maju pesat ketika Oliver berkomitmen untuk bertindak sebagai juru tulis.

Pada tanggal 15 Mei 1829, Joseph dan Oliver telah mencapai 3 Nefi. Sejarah tentang Juruselamat yang telah bangkit mengunjungi Belahan Barat, dan ajaran-ajaran-Nya tentang pembaptisan menyentuh hati mereka. Sewaktu mereka membaca 3 Nefi benak mereka mulai mempertanyakan tentang pembaptisan. Seperti apa pembaptisan yang benar itu, dan siapa yang memiliki wewenang untuk melaksanakan tata cara kudus dan menyelamatkan ini? Mereka mencari jawaban bagi pertanyaan dasar yang bersifat ajaran ini. Mereka bertekad mencari jawabannya melalui doa, dan mereka pergi ke tempat terdekat di tepi Sungai Susquehanna. Mereka mencurahkan isi hati mereka, dan surga dibukakan kepada mereka. Seorang malaikat menampakkan diri memperkenalkan dirinya sebagai Yohanes Pembaptis, dan dia memberi tahu Joseph dan Oliver bahwa dia bertindak di bawah arahan Petrus, Yakobus dan Yohanes yang memegang imamat lebih tinggi (lihat Joseph Smith—Sejarah 1:72).

Menumpangkan tangannya di atas kepala mereka dia berkata: “Ke atas dirimu para hamba sesamaku, dalam nama Mesias aku menganugerahkan Imamat Harun, yang memegang kunci-kunci pelayanan para malaikat, dan Injil pertobatan, dan baptisan melalui pencelupan untuk pengampunan akan dosa-dosa; dan ini tidak akan pernah diambil lagi dari bumi, sampai para putra Lewi mempersembahkan lagi suatu persembahan bagi Tuhan dalam kesalehan” (A&P 13:1).

Kemudian, Oliver menguraikan peristiwa itu demikian, “Tetapi … pikirkanlah, lebih lanjut pikirkanlah untuk sesaat, betapa sukacita memenuhi hati kami, dan dengan alangkah terkejutnya kami mesti membungkuk, … ketika kami menerima di bawah tangannya Imamat Kudus” ( Joseph Smith—Sejarah 1:71, catatan kaki).

Setelah umat manusia menunggu selama berabad-abad bagi wewenang Allah untuk dipulihkan, kuasa serta kemuliaan dari Imamat Harun yang kudus dikembalikan ke bumi. Dalam bagian 107 dari Ajaran dan Perjanjian, kita belajar mengapa imamat yang lebih rendah disebut Imamat Harun:

“Imamat yang kedua disebut Imamat Harun, karena dianugerahkan ke atas Harun dan benih keturunannya, sepanjang segala angkatan mereka.

Mengapa itu disebut imamat yang lebih rendah karena itu adalah tambahan terhadap yang lebih tinggi, atau Imamat Melkisedek, dan memiliki kuasa dalam melaksanakan tata cara-tata cara lahiriah ….

Kuasa dan wewenang dari yang lebih rendah, atau Imamat Harun, adalah untuk memegang kunci-kunci pelayanan para malaikat, dan untuk melaksanakan tata cara-tata cara lahiriah, sisi lahiriah Injil, baptisan untuk pertobatan untuk pengampunan akan dosa-dosa, sejalan dengan perjanjian dan perintah” (D&C 107:13–14, 20).

Tidak saja para remaja putra Imamat Harun menerima kuasa dan wewenang untuk menjadi agen Tuhan dalam melaksanakan tanggung jawab imamat mereka, namun mereka juga menerima kunci-kunci pelayanan para malaikat.

Para remaja putra Imamat Harun, saya bersaksi kepada Anda bahwa Tuhan terikat oleh perjanjian kudus untuk memberkati kehidupan Anda sesuai dengan kesetiaan Anda. Jika Anda mau mengindahkan suara peringatan dari Roh Kudus dan mau mengikuti arahan-Nya, Anda akan diberkati dengan pelayanan para malaikat. Berkat ini akan menambah kebijaksanaan, pengetahuan, kuasa, dan kemuliaan dalam hidup Anda. Ini adalah berkat yang pasti yang dijanjikan kepada Anda oleh Tuhan.

Beberapa bulan lalu saya berkesempatan menghadiri sebuah pertemuan puasa dan kesaksian sebuah lingkungan. Orang yang berdiri untuk memberikan kesaksiannya adalah seorang pembimbing Imamat Harun. Kesaksiannya menyediakan bagi saya suatu penghargaan baru akan apa artinya bagi seorang pemegang Imamat Harun untuk memegang kunci-kunci pelayanan para malaikat.

Pembimbing ini menguraikan beberapa pengalamannya dengan Imamat Harun lingkungan pagi itu. Sewaktu dia berjalan ke gereja dia melihat dua diaken muda dengan amplop persembahan puasa pergi ke rumah-rumah anggota. Dia terkesan dengan cara mereka mengenakan pakaian hari Minggu mereka dan bagaimana mereka melakukan tugas mereka dengan bermartabat. Dia kemudian menyertai dua imam itu untuk melaksanakan sakramen di sebuah rumah tinggal bagi seorang pria yang cacat secara mental dan fisik. Itu kesempatan pertama bagi dua remaja putra ini untuk mengunjungi rumah ini, dan pembimbing mereka mengamati cara penuh hormat dan kepedulian ketika mereka melakukan tugas keimamatan mereka.

Lalu, pembimbing itu membagikan sebuah pengalaman singkat yang sungguh menyentuh hatinya, karena salah satu imam itu mengingatkannya tentang apa arti sesungguhnya menjadi pelayan sejati Yesus Kristus—secara harfiah, seorang malaikat yang melayani. Imam muda yang mengedarkan air kepada jemaat datang kepada seseorang yang kelihatannya memiliki Cacat Mental serius. Kondisi pria itu membuatnya sulit mengambil cawan kecil dari nampan untuk meminum darinya. Imam muda ini segera memahami situasi. Dia meletakkan tangan kanannya di belakang kepala pria itu agar dia akan berada dalam posisi minum, dan dengan tangan kanannya dia mengambil cawan kecil dari nampan dan dengan lembut serta perlahan-lahan mengangkatnya ke mulut pria itu. Suatu ungkapan penghargaan terlihat di wajah pria itu—ungkapan dari seseorang yang kepadanya orang lain telah melayaninya. Imam muda yang hebat ini kemudian melanjutkan tugasnya untuk mengedarkan air yang diberkati itu kepada para anggota jemaat lainnya.

Pembimbing itu mengungkapkan perasaan yang dimilikinya pada momen yang khusyuk itu dalam kesaksiannya. Dia menuturkan bahwa dia menangis diam-diam penuh sukacita, dan dia tahu Gereja ditangani dengan baik oleh para pemegang Imamat Harun yang muda, peduli dan patuh ini.

Presiden Ezra Taft Benson pernah berkata, “Beri saya seorang remaja putra yang menjaga dirinya bersih secara moral dan telah dengan setia menghadiri pertemuan-pertemuan Gerejanya. Beri saya seorang remaja putra yang telah meningkatkan imamatnya dan memperoleh Penghargaan Tugas kepada Allah dan seorang Penegak Garuda [pramuka]. Beri saya seorang remaja putra yang adalah lulusan seminari dan memiliki kesaksian yang membara tentang Kitab Mormon. Beri saya remaja putra semacam itu, dan saya akan memberi Anda seorang remaja putra yang dapat melaksanakan mukjizat-mukjizat bagi Tuhan di ladang misi dan di sepanjang kehidupan mereka” (“To the ‘Youth of the Noble Birthright,’” Ensign, Mei 1986, 43).

Para orang tua dari remaja putra dan remaja putri yang luar biasa, kami memberi Anda tanggung jawab kudus dalam mengajarkan kepada anak-anak Anda ajaran-ajaran tentang imamat kudus. Anak-anak Anda harus belajar sejak dini tentang berkat-berkat dari memiliki imamat kekal Tuhan dan apa yang harus mereka lakukan secara individu untuk memenuhi syarat bagi berkat-berkat ini.

Para uskup, Anda memiliki kunci-kunci imamat untuk mengawasi para remaja putra Imamat Harun, untuk duduk dalam berembuk bersama mereka dan mengajari mereka tugas-tugas imamat mereka. Mohon pastikan setiap remaja putra yang layak untuk menerima Imamat Harun memahami kewajiban dan berkat yang datang kepadanya sebagai pemegang imamat. Bantulah mereka belajar untuk meningkatkan keimamatan sekarang dengan memberi mereka tugas-tugas penting dan dengan menolong mereka melayani serta memelihara orang lain.

Remaja putra, saya menantang Anda untuk membangun kehidupan Anda pada landasan kebenaran dan kebajikan. Itulah satu-satunya landasan yang akan menahan tekanan-tekanan dari kehidupan ini dan bertahan di sepanjang kekekalan. Imamat yang Anda pegang adalah sebuah karunia istimewa, karena pemberinya adalah Tuhan, Sendiri. Gunakanlah, tingkatkanlah, dan hiduplah layak baginya. Saya ingin Anda tahu bahwa saya memiliki kesaksian khusus dan pribadi tentang kuasanya. Itu telah memberkati hidup saya dalam banyak cara.

Saya juga menantang Anda untuk bertekad hari ini bahwa Anda akan menghormati berkat besar ini dan bersiap untuk maju dalam setiap jabatan dari Imamat Harun—diaken, pengajar, dan imam. Persiapkan diri Anda bagi berkat besar menerima Imamat Melkisedek, dimana Anda akan perlu menjadi layak untuk menerimanya sebelum Anda melayani sebagai misionaris penuh-waktu. Tuhan memerlukan Anda mempersiapkan diri Anda bagi pelayanan-Nya, terutama tanggung jawab besar yang akan Anda miliki dalam mengkhotbahkan Injil-Nya kepada dunia. Saya berjanji kepada Anda jika Anda mau mempersiapkan diri untuk menerima imamat kudus-Nya, Dia akan secara harfiah mencurahkan berkat-berkat ke atas kepala Anda. Kesaksian ini saya tinggalkan kepada Anda dalam nama Tuhan dan Juruselamat kita, yaitu Yesus Kristus, amin.