Tanya & Jawab
“Apa yang hendaknya saya lakukan ketika sebuah topik yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Injil, seperti aborsi, diketengahkan di sekolah?”
Ada banyak cara untuk merespons—atau tidak—bergantung pada situasi. Pertama, pikirkan tentang apa yang mungkin terjadi jika Anda melakukan atau tidak mengatakan sesuatu. Jika kebungkaman Anda akan menyebabkan orang lain berpikir Anda setuju dengan sesuatu yang Anda tahu salah, Anda dapat menemukan cara yang sederhana agar ketidaksetujuan Anda diketahui. Jika Anda berpikir komentar-komentar Anda hanya akan menyebabkan perselisihan, maka Anda dapat menemukan kesempatan lain untuk berkomentar. Tetapi, jika kelas Anda saling menaruh respek dan guru meminta peran serta, Anda dapat berdoa memohon inspirasi dan kemudian menjelaskan kepercayaan Anda.
Anda juga dapat mempersiapkan jauh sebelumnya jika Anda tahu kelas Anda akan membahas sebuah topik tertentu. Selain tulisan suci dan ceramah-ceramah konferensi mengenai topik itu, lihat di Teguh pada Iman, Asas-Asas Injil, atau Untuk Kekuatan Remaja. Anda juga dapat praktik menjelaskan topik itu dalam malam keluarga. Ketika Anda siap, berbicaralah dengan guru atau teman sekelas Anda.
Bagaimana respons Anda sepenting apa yang Anda katakan. Bersikaplah penuh respek dan cobalah untuk tidak menggunakan jargon Gereja. Teman sekelas Anda akan menghilang sesegera Anda mengatakan, “Seorang pembimbing Remaja Putri di lingkungan saya mengajari saya bahwa ….”
Apa yang paling penting bagi Anda untuk ketahui apa yang Gereja ajarkan dan apa yang Roh Kudus beri tahukan kepada Anda agar Anda tidak tertipu oleh kesalahan yang mungkin Anda dengar atau baca di kelas.
Ingatlah Siapa yang Anda Wakili
Ketika menghadapi situasi ini, cobalah untuk mengingat bahwa orang lain mungkin tidak berbagi perasaan yang sama terhadap masalah itu seperti Anda. Jangan sombong atau memaksa, namun jangan takut untuk membela kepercayaan Anda. Ingatlah bahwa Anda mewakili Kristus.
Madeline K., usia 16, Wyoming, AS
Bersikaplah Santun
Saya merasa sepertinya saya harus membagikan pandangan saya dalam cara yang santun dan juga menyatakan mengapa saya memercayainya. Saya tidak berpikir saya perlu membuat orang lain berbagi pandangan saya, namun saya pikir bahwa mereka hendaknya mengetahui di mana saya berpijak pada topik-topik tertentu dan memahami pendapat saya.
Sabrina S., usia 16, Oregon, AS
Bersikaplah Hormat
Adalah penting untuk membiarkan diri kita sendiri didengar, namun adalah juga sangat penting untuk bersikap hormat terhadap kepercayaan orang lain. Jangan berdebat. Berdebat menciptakan musuh dan kebingungan. Jika sebuah ide dikemukakan yang bertentangan dengan agama kita, tetaplah tenang, terfokus, dan penuh hormat, dan jangan lupa dengarkan Roh. Ada hal-hal yang tidak kita pahami yang Allah pahami. Kita hendaknya mendengarkan pada dan belajar dari Roh-Nya.
Hannah M., usia 18, Utah, AS
Bagikan Apa yang Gereja Ajarkan
Saya berusaha untuk menjawab pertanyaan semacam itu dengan kemampuan terbaik saya karena teman-teman dan guru-guru saya tidak tahu, kecuali saya memberitahukan kepada mereka, apa yang sikap Gereja mengenai topik-topik semacam itu. Dengan melakukan itu, mereka dapat mengetahui untuk referensi masa datang, dan Anda akan mendapat manfaat secara rohani. Ingatlah, “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Matius 5:16).
Joshua M., usia 16, Manchester, Inggris
Menolong Orang Lain Memikirkan tentang Apa yang Benar
Bagikan perasaan Anda secara jujur. Banyak topik di sekolah, seperti aborsi, sangat diperdebatkan, jadi jangan malu untuk bicara. Adalah kesempatan yang baik untuk membagikan Injil dan standar-standar yang kita percayai. Jika Anda membagikan kepercayaan Anda, Anda dapat menolong orang memikirkan tentang apa yang benar.
Madison R., usia 14, North Carolina
Koreksi Ajaran Palsu
Kita adalah bagian dari Gereja yang mendorong pekerjaan misionaris di mana kita semua dipanggil untuk berkhotbah; oleh karena itu, kita tidak bisa membiarkan ajaran palsu menyebar luas. Dalam situasi seperti itu, kita harus berbicara untuk mengoreksi ajaran palsu apa pun dan menolong orang-orang memahami pandangan Injil yang dipulihkan mengenai subjek tersebut.
David M., usia 16, Provinsi Kasaï-Occidental, Republik Demokrasi Kongo
Mengetahui Sikap Gereja
Saya dalam sebuah kursus di mana topik-topik yang kontroversial sering dibahas. Hal pertama yang harus dilakukan adalah merespek kepercayaan orang lain, sebagaimana yang Anda harapkan dari teman sekelas Anda. Jika topik itu bertentangan langsung dengan Gereja, leluasalah untuk menyatakan opini Anda. Anda tidak perlu menyebutkan Gereja dalam respons Anda. Meskipun demikian, yakinlah untuk mengetahui sikap Gereja mengenai hal-hal ini.
Joseph Z., usia 18, Maryland, AS
Hindari Perselisihan
Saya akan menjelaskan opini saya, membela asas-asas dan ajaran-ajaran saya tentang Gereja, menghormati gagasan orang lain. Saya tidak akan berselisih, yang akan mengusir Roh, yang dapat memengaruhi orang lain dalam cara yang positif.
Daiana V., usia 15, Buenos Aires, Argentina