2015
Rasul Menawarkan Nasihat tentang Media Sosial
Januari 2015


Rasul Menawarkan Nasihat tentang Media Sosial

Gambar
Screen shot of Elder Bednar speaking at CES Devo

“Dimulai di tempat ini pada hari ini, saya menasihati Anda untuk menyapu bumi dengan pesan-pesan yang dipenuhi kebajikan dan kebenaran, pesan-pesan yang otentik, meneguhkan, patut dipuji, dan benar-benar menyapu bumi bagaikan banjir,” Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menyatakannya selama sebuah Pekan Pendidikan di Universitas Week at Brigham pada 19 Agustus 2014.

“Saya berdoa kita tidak akan sekadar berperan serta dalam banjir bandang yang naik dengan cepat dan kemudian surut sama cepatnya,” dia bertutur dalam sebuah pesan yang berfokus pada kekuatan media sosial untuk mengomunikasikan kebenaran. Penatua Bednar menyebut zaman kita “suatu musim yang unik dalam sejarah dunia,” di mana kita diberkati dengan “kemajuan menakjubkan akan inovasi dan penemuan yang memungkinkan dan meningkatkan pekerjaan keselamatan.

Kira-kira 40 persen dari kekuatan misionaris seluruh dunia kita segera akan menggunakan perangkat digital sebagai alat dalam pekerjaan keinsafan, retensi, dan pengaktifan,” dia berujar. “Saya yakin kita semua juga mengenal bagaimana teknologi telah meningkatkan pekerjaan sejarah keluarga dan bait suci, penelaahan individu dan keluarga kita akan Injil yang dipulihkan, dan memungkinkan bagi kita untuk belajar tentang, melihat, serta mengalami dunia dalam cara-cara yang luar biasa.”

Dia menunjuk pada upaya media sosial baru-baru ini termasuk video Paskah yang diproduksi oleh Gereja, Because of Him, yang ditayangkan lebih dari lima juta kali di 191 negara dan wilayah, dan #didyouthinktopray hashtag, yang menuntun pada lebih dari 40.000 percakapan mengenai pentingnya berdoa.

Upaya ini dan yang lainnya “hanyalah tetesan kecil,” tuturnya, dengan meminta Orang-Orang Suci untuk “membantu mengubah tetesan ini menjadi sebuah banjir.” Dia juga menyatakan bahwa ketika menggunakan media sosial:

  • “Kita hendaknya tidak melebih-lebihkan, membumbui, atau berpura-pura menjadi seseorang, atau sesuatu yang bukan kita. Konten kita hendaknya patut dipuji dan konstruktif.”

  • “Pesan-pesan kita hendaknya berupaya untuk meneguhkan dan mengangkat, alih-alih berargumen, berdebat, mengutuk, atau meremehkan.”

  • “Jadilah berani dan tegar, namun tidak sombong, dalam mendukung dan membela kepercayaan kita, dan hindarilah pertentangan. Sebagai murid, tujuan kita hendaknya untuk menggunakan saluran media sosial sebagai alat dalam memproyeksikan terang dan kebenaran dari Injil Yesus Kristus yang dipulihkan.”

  • “Terlalu banyak waktu dapat terbuang, terlalu banyak hubungan dapat dirugikan atau dihancurkan, dan pola berharga kebenaran dapat terganggu ketika teknologi digunakan dengan tidak semestinya. Kita hendaknya tidak membiarkan bahkan aplikasi yang baik dari media sosial untuk mengatur penggunaan yang lebih baik dan terbaik dari waktu, energi, dan sumber-sumber kita.”

  • “Kita tidak perlu menjadi ahli atau fanatik media sosial. Dan kita tidak perlu menghabiskan waktu membuat dan menyebarkan pesan-psean yang rumit.”

Cetak