2019
Mata Iman
Mei 2019


2:3

Mata Iman

Jika kita mengambil dan memilih apa yang kita terima dalam pernyataan itu, kita mengaburkan pandangan kekal, menempatkan terlalu banyak kepentingan pada pengalaman kita di sini dan saat ini.

Tidak lama sebelum penyaliban-Nya, Yesus dibawa ke hadapan Pilatus di gedung pengadilan. “Engkau inikah raja orang Yahudi?” Dengan merendahkan Pilatus bertanya. Yesus menjawab: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. … Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Dengan sinis Pilatus bertanya, Apakah kebenaran itu?”1

Di dunia saat ini, pertanyaan “Apakah kebenaran itu?” dapatlah sulit bagi orang-orang yang tidak memercayai agama.

Penelusuran Google untuk “Apakah kebenaran itu?” menghasilkan lebih dari satu juta respons. Kita memiliki lebih banyak informasi yang tersedia di telepon seluler kita daripada dalam semua buku di sebuah perpustakaan fisik. Kita hidup dengan terlalu banyak informasi dan opini. Suara yang membujuk dan memikat mengejar kita di setiap kesempatan.

Terperangkap dalam kebingungan saat ini, tidak mengherankan bahwa begitu banyak orang menyerah diri pada kata-kata yang diucapkan 2.500 tahun lalu oleh Protagoras kepada Socrates: “Apa yang benar untukmu,” katanya, “adalah benar untukmu, dan apa yang benar untukku adalah benar bagiku.”2

Kebenaran melalui Injil Yesus Kristus yang Dipulihkan

Diberkati dengan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan, kita dengan rendah hati menyatakan bahwa ada beberapa hal yang sepenuhnya dan secara absolut benar. Kebenaran-kebenaran kekal adalah sama bagi setiap putra dan putri Allah.

Tulisan suci mengajarkan, “Kebenaran adalah pengetahuan tentang hal-hal sebagaimana adanya, dan sebagaimana adanya dahulu, dan sebagaimana adanya yang akan datang.”3 Kebenaran melihat ke belakang dan ke depan, memperluas perspektif kita pada apa yang terjadi saat ini.

Yesus berfirman, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”4 Kebenaran menunjukkan kepada kita jalan menuju kehidupan kekal, dan itu datang hanya oleh dan melalui Juruselamat kita, Yesus Kristus. Tidak ada jalan lain.

Yesus Kristus mengajari kita bagaimana untuk hidup dan, melalui Pendamaian dan Kebangkitan-Nya, Dia menawarkan kepada kita pengampunan dari dosa-dosa kita serta kebakaan melampaui tabir. Ini secara absolut benar.

Dia mengajari kita bahwa tidaklah masalah jika kita kaya atau miskin, terkenal atau tidak terkenal, canggih atau sederhana. Tetapi, pencarian fana kita adalah untuk memperkuat iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, memilih yang baik dari yang jahat, dan untuk menaati perintah-perintah-Nya. Sementara kita memuji inovasi ilmu pengetahuan dan pengobatan, kebenaran-kebenaran dari Allah mencakup lebih dari penemuan-penemuan ini.

Dalam pertentangan dengan kebenaran kekal, selalu ada tipuan untuk mengalihkan anak-anak Allah dari kebenaran. Argumen tentang sang musuh selalu sama. Dengarkan ini yang disuarakan 2.000 tahun silam:

… [Anda] tidak dapat mengetahui tentang apa yang tidak [Anda] lihat. … Apa pun yang seseorang lakukan bukanlah tindak kejahatan.

[Allah tidak memberkati Anda, tetapi] setiap orang makmur menurut kecerdasan pikirannya [sendiri].”5

“Tidaklah masuk akal bahwa makhluk seperti Kristus … [akan] menjadi Putra Allah.”6

“[Apa yang Anda percayai adalah tradisi bodoh dan] kekalutan [pikiran] Anda.”7 Terdengar seperti dewasa ini, bukan?

Dengan Pemulihan Injil, Allah telah memberi kita cara untuk belajar dan mengetahui kebenaran-kebenaran rohani yang penting: kita mempelajarinya melalui kitab suci kudus, doa pribadi kita, pengalaman kita sendiri, melalui nasihat dari nabi dan rasul yang hidup, dan melalui bimbingan Roh Kudus, yang dapat menolong kita untuk “mengetahui kebenaran akan segala hal.”8

Kebenaran Dibedakan Secara Rohani

Kita dapat mengetahui hal-hal dari Allah sewaktu kita mengupayakannya secara rohani. Paulus mengatakan, “Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. … Sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”9

Lihatlah karya seni ini dari Michael Murphy. Dari perspektif ini, Anda akan sulit memercayai bahwa ini adalah tampilan artistik dari mata manusia. Namun, sewaktu Anda melihat titik-titik itu dari perspektif yang berbeda, Anda melihat kreasi yang indah dari sang artis.

Demikian juga, kita melihat kebenaran-kebenaran rohani dari Allah melalui perspektif mata iman. Paulus mengatakan, “Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”10

Tulisan suci, doa kita, pengalaman kita sendiri, para nabi modern, dan karunia Roh Kudus memberi kita perspektif rohani akan kebenaran yang diperlukan untuk perjalanan kita di bumi ini.

Pernyataan melalui Mata Iman

Mari kita lihat pernyataan mengenai keluarga melalui mata iman.

Presiden Gordon B. Hinckley memperkenalkan “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia” dengan pernyataan berikut, “Dengan sedemikian banyak penyesatan yang disampaikan sebagai kebenaran, dengan sedemikian banyak penipuan perihal standar-standar dan nilai-nilai, dengan sedemikian banyak pikatan serta bujukan untuk mengambil noda dunia, kami merasa harus memperingatkan [Anda].”11

Pernyataan itu dimulai dengan, “Seluruh umat manusia—pria dan wanita—diciptakan menurut rupa Allah. Masing-masing adalah putra atau putri roh terkasih dari orangtua surgawi, dan, karenanya, masing-masing memiliki sifat dan tujuan yang ilahi.”

Ini adalah kebenaran-kebenaran kekal. Anda dan saya bukanlah suatu kecelakaan alam.

Saya menyukai kata-kata ini: “di dunia prafana, putra dan putri roh mengenal dan menyembah Allah sebagai Bapa Kekal mereka dan menerima rencana-Nya.”12

Kita telah hidup sebelum kelahiran kita. Identitas individu kita adalah bagian dari diri kita selamanya. Dalam cara yang tidak sepenuhnya kita pahami, pertumbuhan rohani kita di sana di dunia prafana memengaruhi jati diri kita di sini.13 Kita menerima rencana Allah. Kita mengetahui bahwa kita akan mengalami kesulitan, rasa sakit, dan dukacita di atas bumi.14 Kita juga mengetahui bahwa Juruselamat akan datang dan bahwa sewaktu kita membuktikan diri kita layak, kita akan bangkit dalam Kebangkitan, memperoleh “kemuliaan ditambahkan ke atas kepala [kita] untuk selama-lamanya.”15

Pernyataan tersebut mengarahkan, “Kami menyatakan cara yang dengannya kehidupan fana diciptakan telah ditetapkan secara ilahi. Kami menegaskan kekudusan kehidupan dan tentang pentingnya itu dalam rencana kekal Allah.”

Rencana Bapa kita mengimbau suami dan istri untuk mendatangkan anak-anak ke dalam dunia dan mewajibkan kita untuk berbicara membela bayi-bayi yang belum dilahirkan.

Asas-Asas dari Pernyataan Itu Secara Indah Terhubung

Jika kita mengambil dan memilih apa yang kita terima dalam pernyataan itu, kita mengaburkan pandangan kekal, menempatkan terlalu banyak kepentingan pada pengalaman kita di sini dan saat ini. Dengan merenungkan pernyataan itu secara sungguh-sungguh melalui mata iman, kita memahami dengan lebih baik bagaimana asas-asas tersebut secara indah terkait, saling mendukung, mengungkapkan rencana Allah kita bagi anak-anak-Nya.16

Haruskah kita terkejut ketika para nabi Tuhan memaklumkan kehendak-Nya dan, bagi beberapa orang, masih meragukannya? Beberapa menolak suara para nabi secara langsung,17 sementara yang lain dengan doa yang sungguh-sungguh merenungkan pertanyaan jujur mereka—pertanyaan yang akan diselesaikan dengan kesabaran dan mata iman. Jika pernyataan tersebut telah diwahyukan pada abad yang berbeda, maka masih akan ada pertanyaan, pertanyaan yang berbeda dari pertanyaan zaman sekarang. Satu tujuan dari para nabi adalah untuk membantu kita menjawab pertanyaan yang tulus.18

Sebelum menjadi Presiden Gereja, Presiden Russell M. Nelson menuturkan, “Para nabi melihat masa depan. Mereka melihat bahaya-bahaya mengganggu yang musuh tempatkan atau masih akan tempatkan di jalan kita. Nabi juga meramalkan kemungkinan-kemungkinan dan privilese besar yang menanti mereka yang mendengarkan dengan maksud untuk mematuhi.19

Saya bersaksi akan kebenaran dan kuasa rohani dari suara yang bersatu dari Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul.

Dunia Berjalan Menjauh

Dalam hidup saya, kita telah melihat perubahan yang dramatis dalam kepercayaan dunia mengenai banyak dari asas-asas yang diajarkan dalam pernyataan itu. Selama masa remaja dan tahun-tahun awal pernikahan saya, banyak orang di dunia yang menjauh dari standar Tuhan yang kita sebut hukum kesucian, bahwa hubungan seksual hanya terjadi antara pria dan wanita yang secara hukum telah menikah. Ketika usia saya 20-an hingga 30-an, banyak orang menjauh dari perlindungan sakral bayi-bayi yang belum dilahirkan, sewaktu aborsi menjadi semakin dapat diterima. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang menjauh dari hukum Allah bahwa pernikahan adalah penyatuan sakral antara pria dan wanita.20

Melihat banyak orang menjauh dari batasan yang telah Tuhan tetapkan mengingatkan kita akan hari itu di Kapernaum ketika Juruselamat menyatakan keilahian-Nya dan dengan menyedihkan “banyak murid-murid-Nya [mengundurkan diri].”

Juruselamat kemudian bertanya kepada Dua Belas: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Petrus menjawab:

“Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”21

Tidak Sepenuhnya Sesuai dengan Pernyataan

Ada banyak orang, muda dan tua, yang setia dan sungguh-sungguh pada Injil Yesus Kristus, meski pengalaman mereka saat ini tidak sepenuhnya sesuai dengan pernyataan [mengenai] keluarga itu: anak-anak yang hidupnya terguncang karena perceraian; remaja yang teman-temannya mencemooh hukum kesucian; wanita dan pria yang terluka secara mendalam oleh ketidaksetiaan pasangannya; suami dan istri yang tidak memiliki anak-anak; wanita dan pria yang menikah dengan pasangan yang berbeda kepercayaan dalam Injil yang dipulihkan; wanita dan pria lajang yang, karena berbagai alasan, tidak dapat menikah.

Seseorang yang menjadi teman selama 20 tahun, yang saya kagumi, tidak menikah karena ketertarikan terhadap sesama jenis. Dia telah setia terhadap perjanjian bait suci, telah mengembangkan bakat kreatif dan profesionalnya, dan telah melayani secara terhormat di Gereja dan masyarakat. Baru-baru ini dia berkata kepada saya, “Saya dapat bersimpati terhadap mereka yang ada dalam situasi saya yang memilih untuk tidak menaati hukum kesucian di dunia di mana kita hidup. Tetapi tidakkah Kristus meminta kita untuk tidak menjadi ‘bagian dari dunia ini’? Adalah jelas bahwa standar Allah berbeda dari dunia.”

Hukum manusia sering kali berpindah melewati batas yang ditetapkan oleh hukum Allah. Bagi mereka yang berhasrat untuk berkenan kepada Allah, iman, kesabaran, dan ketekunan pastilah diperlukan.22

Istri saya, Kathy, dan saya telah mengenal seorang sister, yang sekarang berusia 40-an, yang memiliki karunia dalam kemampuan profesionalnya dan melayani dengan gagah berani di lingkungannya. Dia juga telah menaati hukum-hukum Allah. Dia menulis:

“Saya memimpikan hari ketika saya akan diberkati dengan seorang suami dan anak-anak. Saya masih menunggu. Terkadang, situasi saya mendatangkan perasaan dilupakan dan sendirian, tetapi saya berusaha untuk tidak berfokus pada apa yang saya tidak miliki dan alih-alih pada apa yang saya miliki dan bagaimana saya dapat menolong orang lain.

Pelayanan kepada keluarga besar saya, di lingkungan saya, dan di bait suci telah membantu saya. Saya tidak dilupakan atau sendirian karena saya adalah bagian dari, dan kita semua adalah bagian dari, keluarga yang lebih besar.

Ada Seorang Yang Memahami

Beberapa orang akan berkata, “Anda tidak mengerti situasi saya.” Saya mungkin tidak mengerti, tetapi saya bersaksi bahwa ada Seorang yang mengerti.23 Ada Seorang yang mengetahui beban Anda karena pengurbanan-Nya di taman dan di kayu salib. Sewaktu Anda mencari Dia dan menaati perintah-perintah-Nya, saya berjanji kepada Anda bahwa Dia akan memberkati Anda dan mengangkat beban yang terlalu berat untuk Anda tanggung sendirian. Dia akan memberi Anda teman-teman kekal dan kesempatan untuk melayani. Yang lebih penting, Dia akan mengisi Anda dengan Roh penuh kuasa dari Roh Kudus dan menyinari persetujuan surgawi-Nya ke atas Anda. Tidak ada pilihan, tidak ada alternatif yang menolak penemanan Roh Kudus atau berkat-berkat kekekalan adalah layak bagi pertimbangan kita.

Saya tahu Juruselamat hidup. Saya bersaksi bahwa Dia adalah sumber dari segala kebenaran yang paling penting dan bahwa Dia akan memenuhi semua berkat yang Dia telah janjikan kepada mereka yang menaati perintah-perintah-Nya. Dalam nama Yesus Kristus, amin

Catatan

  1. Yohanes 18:33, 36–38.

  2. William S. Sahakian and Mabel Lewis Sahakian, Ideas of the Great Philosophers (1966), 28.

  3. Ajaran dan Perjanjian 93:24.

  4. Yohanes 14:6

  5. Alma 30:15, 17.

  6. Helaman 16:18.

  7. Lihat Alma 30:14, 23, 27.

  8. Moroni 10:5.

  9. Terjemahan Joseph Smith, 1 Korintus 2:11 [dalam 1 Korintus 2:11, catatan kaki c]; 1 Korintus 2:14.

  10. 1 Korintus 2:14.

  11. Gordon B. Hinckley, “Stand Strong against the Wiles of the World,” Ensign, November 1995, 100. Presiden Russell M. Nelson baru-baru ini menjelaskan beberapa sejarah dari pernyataan tersebut, sebagaimana diringkas oleh Sheri Dew dalam Insights from a Prophet’s Life: Russell M. Nelson (2019), 208:

    “Suatu hari pada tahun 1994, Kuorum Dua Belas meluangkan satu hari di ruangan dewan mereka di Bait Suci Salt Lake membahas masalah seputar keluarga. Mereka memikirkan segala sesuatu mulai dari sifat pornografi yang semakin meningkat di mana-mana hingga bermacam-macam undang-undang anti-keluarga potensial. Ini bukan suatu diskusi baru, namun hari itu seluruh agenda berkisar seputar satu topik yang vital ini.

    Dua Belas meninjau ajaran dan kebijakan, mempertimbangkan hal-hal tersebut yang tidak bisa diubah—ajaran—dan hal-hal tersebut yang kemungkinan dapat—kebijakan. Mereka membahas isu-isu yang mereka lihat muncul, termasuk dorongan sosial yang semakin intensif untuk pernikahan homoseksual dan hak-hak transgender. ‘Namun itu bukanlah akhir dari apa yang kami lihat,’ Penatua Nelson menjelaskan. ‘Kami dapat melihat upaya dari beragam komunitas untuk menghilangkan semua standar dan batasan aktivitas seksual. Kami melihat kegingungan gender. Kami dapat melihat itu semua muncul.’

    Diskusi yang panjang ini, bersama dengan yang lain selama periode waktu tertentu, menuntun pada kesimpulan bahwa Dua Belas hendaknya mempersiapkan sebuah dokumen, mungkin bahkan sebuah pernyataan, yang menjelaskan pendirian Gereja mengenai keluarga untuk disampaikan kepada Presidensi Utama sebagai pertimbangan.”

  12. Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” Liahona, Mei 2017, 145.

  13. Presiden Dallin H. Oaks menuturkan: “Semua berjuta-juta manusia yang telah dilahirkan ke bumi ini telah memilih rencana Bapa dan memperjuangkannya. Banyak juga dari kita telah membuat perjanjian dengan Bapa mengenai apa yang akan kita lakukan di kefanaan. Dalam cara yang belum terungkap, tindakan kita di dunia roh memengaruhi kita di kefanaan” (“The Great Plan of Happiness,” Ensign, November 1993, 72).

  14. See Dallin H. Oaks, “Kebenaran dan Rencana,” Liahona, November 2018, 25–28.

  15. Abraham 3:26.

  16. Penatua Dallin H. Oaks pernah mengatakan:

    “Orang Suci Zaman Akhir yang insaf percaya bahwa ajaran dalam maklumat keluarga, yang diterbitkan hampir seperempat abad yang lalu, merupakan penekanan kembali Tuhan akan kebenaran-kebenaran Injil yang kita perlukan untuk mendukung kita melewati tantangan-tantangan terkini terhadap keluarga. …

    Saya bersaksi bahwa pernyataan tentang keluarga merupakan suatu pernyataan kebenaran kekal, kehendak Tuhan bagi anak-anak-Nya yang mengupayakan kehidupan kekal. Itu telah merupakan dasar dari ajaran dan praktik Gereja selama 22 tahun dan akan terus demikian untuk masa depan. Pertimbangkanlah itu sebagai yang demikian, ajarkanlah itu, hiduplah sesuai dengannya, dan Anda akan diberkati sewaktu Anda maju terus ke arah kehidupan kekal. …

    … Saya percaya sikap kita terhadap dan penggunaan kita akan pernyataan keluarga itu merupakan salah satu ujian bagi generasi ini. Saya berdoa agar semua Orang Suci Zaman Akhir berdiri teguh dalam ujian itu” (“The Plan and the Proclamation,” Liahona, November 2017, 30–31).

  17. Presiden Russell M. Nelson telah menuturkan: “Ada orang-orang yang menyebut kita sebagai fanatik, namun fanatik adalah mereka yang tidak membiarkan kita merasakan apa yang kita rasakan namun ingin kita membiarkan mereka merasakan apa yang mereka rasakan. Pendirian kita pada akhirnya bermuara pada hukum kesucian. Sepuluh Perintah masih valid. Itu tidak pernah dicabut . … Adalah bukan hak prerogatif kita untuk mengubah hukum yang telah Allah tetapkan” (dalam Dew, Insights from a Prophet’s Life, 212).

  18. “Sementara keluarga sedang diserang di seluruh dunia, kebenaran-kebenaran dari pernyataan keluarga tersebut akan membentengi Anda.

    Anda kaum muda yang luar biasa dengan hak kesulungan mulia, Anda perlu memahami konsekuensi jangka panjang dari konflik terkini masyarakat terhadap definisi pernikahan. Perdebatan saat ini mencakup pertanyaan apakah dua orang dengan gender yang sama dapat menikah. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang posisi Gereja mengenai hal ini atau isu penting lain apa pun, dengan doa yang sungguh-sungguh renungkanlah itu, dan kemudian indahkanlah pesan-pesan kenabian pada konferensi umum Gereja Oktober mendatang ini. Ceramah-ceramah yang terilhami itu, ditambah ilham dari Roh Kudus, akan mendatangkan pemahaman yang lebih penuh dan lebih benar ke dalam benak Anda” (Russell M. Nelson, “Youth of the Noble Birthright: What Will You Choose?” [Kebaktian Church Educational System untuk dewasa muda, 6 September 2013], broadcasts.ChurchofJesusChrist.org).

  19. Russell M. Nelson, “Berdiri sebagai Generasi Milenial Sejati,” Liahona, Oktober 2016, 53.

  20. Presiden Nelson telah menyatakan: “Tetapi pemerintahan sipil amat terpengaruh oleh kecenderungan sosial dan filosofi sekuler ketika mereka menulis, menuliskan ulang, dan memberlakukan hukum. Terlepas dari apa peraturan sipil yang mungkin diberlakukan, ajaran Tuhan mengenai pernikahan dan moralitas tidaklah dapat diubah. Ingat: dosa, bahkan jika dilegalkan oleh manusia, tetaplah merupakan dosa di mata Allah!” (“Keputusan-Keputusan untuk Kekekalan,” Liahona, November 2013, 108).

  21. Yohanes 6:66–69.

  22. Lihat Alma 32:41–43; saya telah senantiasa terkesan bahwa dalam pasal yang hebat mengenai pertumbuhan iman kita ini, kebajikan-kebajikan akan iman, kesabaran, dan ketekunan disebutkan di masing-masing tiga ayat terakhir.

  23. Lihat Alma 7:12; Yesus Kristus tidak hanya menderita bagi dosa-dosa kita tetapi bagi kelemahan kita juga, “Dia akan mengambil ke atas diri-Nya kematian, agar Dia boleh melepaskan ikatan kematian yang mengikat umat-Nya; dan Dia akan mengambil ke atas diri-Nya kelemahan mereka, agar sanubari-Nya boleh dipenuhi dengan belas kasihan, secara daging, agar Dia boleh mengetahui secara daging bagaimana menyokong umat-Nya menurut kelemahan mereka.” (Sinonim untuk kelemahan akanlah penyakit, kelemahan, penderitaan, kekurangan.) Lihat Ajaran dan Perjanjian 88:6: “Dia turun di bawah segala sesuatu, dimana Dia memahami segala sesuatu, agar Dia boleh berada dalam segalanya dan melalui segala sesuatu, terang kebenaran.”