“Allah Dapat Membantu Kita di Masa-Masa Sulit,” Liahona, Maret/April 2022.
Asas-Asas Pemberian Pelayanan
Allah Dapat Membantu Kita di Masa-Masa Sulit
Dan kita dapat menggunakan apa yang kita peroleh dari cobaan-cobaan kita untuk menolong orang lain.
Marcela Endrek, seorang warga asli Córdoba, Argentina, sedang sakit dan sedih. Itu sangat membebani baginya. Di tengah perasaan tidak ada jalan keluar, dia mendengarkan sebuah ceramah konferensi yang berbicara tentang doa. Gagasan datang secara langsung ke dalam hatinya untuk berdoa dengan sungguh-sungguh tentang persoalannya.
Dia mulai berdoa secara teratur memohon kelegaan. Berdoa mendatangkan kedamaian dan penghiburan kepadanya meskipun kesehatannya tidak membaik. Faktanya, kondisinya memburuk hingga dia tidak bisa lagi bekerja. Sekarang dia mengalami stres tambahan karena tidak mampu membayar biaya medis.
Karena keadaan, dia mulai menyelidiki bagaimana dia mungkin mengatasi masalah kesehatannya dengan suatu cara lain. Dia merasa terdorong untuk berfokus pada perubahan beberapa kebiasaan pola makan dan terkejut atas berapa banyak hal itu membantu. Pemulihannya sangat berkesan sehingga dia mulai mempelajari tentang gizi secara mendalam.
Beberapa waktu kemudian, dia bertemu dengan seorang wanita muda bernama Evelyn dalam kondisi yang sama seperti yang Marcela telah rasakan—sakit, sedih, dan putus asa menanti jawaban. Marcela melihat dirinya dalam diri teman barunya. Dia membagikan beberapa dari apa yang telah dia pelajari tentang pilihan makanan dan gizi. Dia juga berbagi dengan Evelyn kesaksiannya tentang kekuatan doa. Dia mengajak Evelyn untuk berdoa agar dia juga akan merasakan kasih Allah dan tahu bahwa Dia mengetahui tentang dia.
Beberapa hari kemudian, Marcela sangat senang melihat Evelyn lagi. Sebuah perubahan telah terlihat secara jasmani maupun rohani. Evelyn memberi tahu dia bahwa kehidupannya sedang berubah dan bahwa dia dapat merasakan kasih Allah baginya.
Dari cobaan dan tantangannya, Marcela memperoleh baik rasa iba maupun informasi yang dia butuhkan untuk membantu orang lain.
Dibebaskan Agar Kita Dapat Membebaskan
Kisah Yusuf di Mesir adalah contoh lainnya mengenai apa yang dapat terjadi ketika kita bertekad untuk memercayai Allah dalam cobaan kita: bukan saja Dia dapat membebaskan kita, tetapi Dia dapat menempatkan kita untuk menggunakan pengalaman kita guna membantu orang lain (lihat Kejadian 37–45).
Yusuf bertekad untuk memercayai Allah dan menaati perintah-perintah-Nya terlepas dari pengkhianatan, kehilangan, dan pemenjaraan. Karena iman Yusuf kepada Allah serta kesediaannya untuk menanggung cobaannya dengan sabar dan tanpa dendam, “Tuhan menyertai Yusuf” (Kejadian 39:21) dan menempatkan dia pada jabatan untuk memberkati banyak orang (lihat Kejadian 45:5–8).
Asas-Asas untuk Dipikirkan
Sewaktu Anda memikirkan kesempatan Anda untuk memberikan pelayanan kepada orang lain, pertimbangkan asas-asas ini yang diilustrasikan dalam kisahnya:
-
Tantangan kita dapat menjadi berkat. Jika kita akan “berdoa selalu, dan percaya” sewaktu kita menjalani tantangan kita, Bapa Surgawi dapat mengubahnya demi kebaikan kita (lihat Ajaran dan Perjanjian 90:24; lihat juga Roma 8:28).
-
Tantangan kita dapat mempersiapkan kita. Jika kita akan menjadi lembut hati dalam cobaan, Allah dapat menggunakan pengalaman kita untuk mengajari kita dan mengubah kita (lihat Ajaran dan Perjanjian 112:13).
-
Tantangan kita dapat menjadi kesempatan untuk memberikan pelayanan. Jika kita bersedia untuk memercayai-Nya, Bapa Surgawi akan menempatkan kita dalam posisi untuk menggunakan apa yang telah kita pelajari dalam pengalaman-pengalaman kita sendiri untuk membantu orang lain (lihat Mosia 24:13–14).
Apa yang Dapat Kita Lakukan?
Berdoalah untuk mengetahui bagaimana pengalaman Anda dapat membantu Anda untuk memberkati mereka yang kepadanya Anda memberikan pelayanan. Kemudian ulurkan tangan.