Perpustakaan
Pelajaran 11: Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian


Pelajaran 11

Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian

Pendahuluan

Ajaran dan Perjanjian adalah bukti bahwa Allah berfirman kepada para nabi di zaman akhir dan bahwa Dia mempersiapkan dunia untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Ketika kita membaca wahyu-wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian, kita dapat mendengar suara Yesus Kristus. Ketika kita tiba pada pemahaman akan pentingnya Ajaran dan Perjanjian, kita akan menghargai ajaran-ajarannya melebihi segala kekayaan bumi.

Bacaan Latar Belakang

Saran untuk Pengajaran

Pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian

Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian

Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994). Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara kelas menyimak.

Gambar
Presiden Ezra Taft Benson

“Kitab Mormon membawa manusia kepada Kristus. Ajaran dan Perjanjian membawa manusia ke dalam kerajaan Kristus, yaitu Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi” [A&P 1:30]. Saya tahu itu.

Kitab Mormon adalah ‘batu kunci’ agama kita, dan Ajaran dan Perjanjian adalah batu tudung, dengan wahyu zaman akhir yang berkelanjutan. Tuhan telah membubuhkan cap persetujuan-Nya pada keduanya, batu kunci dan batu tudung tersebut” (“The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2005, 26).

  • Apa yang telah Anda temukan dalam Ajaran dan Perjanjian yang memperlihatkan pentingnya kitab tersebut bagi Gereja dan bagi anggota perorangan?

Mintalah kelas untuk membuka tulisan suci mereka pada pendahuluan untuk Ajaran dan Perjanjian, terdapat di awal Ajaran dan Perjanjian. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan paragraf satu dan tiga dengan lantang sementara kelas menyimak. Mintalah kelas untuk mencari cara-cara yang dengannya Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab tulisan suci lainnya dan untuk mencermati penekanan prakata tersebut pada mendengarkan suara Tuhan. Kemudian tanyakan:

  • Bagaimana Ajaran dan Perjanjian berbeda dari kitab standar lainnya?

  • Apa yang prakata katakan mengenai “suara Tuhan Yesus Kristus”? (Bantulah siswa memahami bahwa sewaktu kita menelaah Ajaran dan Perjanjian, kita dapat belajar untuk mengenali suara Tuhan Yesus Kristus. Jelaskan bahwa ungkapan “suara Tuhan,” atau variasi darinya, muncul lebih dari 40 kali dalam Ajaran dan Perjanjian [misalnya, lihat A&P 1:2; 18:35–36; 76:30]; ungkapan “demikianlah firman Tuhan” muncul lebih dari 60 kali dalam Ajaran dan Perjanjian [misalnya, lihat A&P 36:1; 56:14]). Mendengarkan suara Tuhan merupakan tema yang penting dalam Ajaran dan Perjanjian.

Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua Neal A. Maxwell (1926–2004) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara kelas menyimak.

Gambar
Penatua Neal A. Maxwell

“Jika ditanya kitab tulisan suci mana yang menyediakan kesempatan paling sering untuk ‘mendengarkan’ Tuhan berbicara, kebanyakan orang pertama-tama akan berpikir mengenai Perjanjian Baru. Perjanjian Baru adalah koleksi menakjubkan mengenai perbuatan dan banyak ajaran Mesias. Tetapi dalam Ajaran dan Perjanjian kita menerima suara dan juga perkataan Tuhan. Kita nyaris dapat ‘mendengar’ Dia berbicara” (“The Doctrine and Covenants: The Voice of the Lord,” Ensign, Desember 1978, 4).

  • Bagaimana belajar untuk mendengarkan dan mengenali suara Tuhan melalui menelaah Ajaran dan Perjanjian dapat menciptakan perbedaan dalam kehidupan Anda?

Berilah siswa beberapa menit untuk menelaah paragraf delapan dari prakata untuk Ajaran dan Perjanjian. Mintalah mereka mengidentifikasi ajaran-ajaran yang dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian. Setelah waktu yang memadai, tanyakan:

  • Apa yang menjadikan Ajaran Perjanjian “sepadan bagi Gereja dengan kekayaan seluruh bumi” [sebagaimana tercantum dalam prakata edisi tahun 2013]?

Pertimbangkan untuk berbagi apa yang Penatua Steven E. Snow dari Tujuh Puluh katakan mengenai wahyu-wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian:

Gambar
Penatua Steven E. Snow

“Melalui wahyu-wahyu yang mengilhami dan meneguhkan ini, Ajaran dan Perjanjian mengajarkan dan menggemakan ajaran yang penting. … Penatua John A. Widtsoe (1872–1952) menulis, ‘Setiap ajaran yang diajarkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir ditemukan, baik dijabarkan atau dibayang-bayangkan, dalam Kitab Ajaran dan Perjanjian. Sejauh pengetahuan saya, tidak ada ajaran yang diajarkan oleh Gereja yang tidak ditemukan dalam suatu cara atau bentuk dalam kitab ini.’ Dia menambahkan bahwa Ajaran dan Perjanjian adalah amat penting karena ‘tidak ada satu pun di antara kitab-kitab sakral kita yang lain yang dapat mengemukakan pengakuan yang sama menghadapi penyelidikan penuh terhadap semua ajaran Gereja’ [The Message of the Doctrine and Covenants (1969), 117]” (“Treasuring the Doctrine and Covenants,” Ensign, Januari 2009, 52).

Undanglah siswa untuk berbagi bagaimana menelaah Ajaran dan Perjanjian telah memberkati kehidupan mereka.

Ajaran dan Perjanjian 1:1–17; 5:10

Latar Belakang Ajaran dan Perjanjian

Jelaskan kepada siswa bahwa wahyu yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 1 awalnya diberikan oleh Tuhan sebagai kata pengantar bagi Kitab Perintah-Perintah, yang merupakan kompilasi pertama dari wahyu-wahyu Joseph Smith. Koleksi wahyu ini, bersama banyak lagi dari wahyu-wahyu Nabi dan Lectures on Faith, kemudian diterbitkan sebagai Ajaran dan Perjanjian. Bagian 1 membahas perlunya kitab tulisan suci ini di zaman kita. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 1. Bantulah siswa menganalisis uraian judul tersebut dengan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apa keputusan yang disepakati pada konferensi khusus para penatua tersebut? (Wahyu-wahyu yang Joseph Smith terima sampai saat itu akan diterbitkan dalam sebuah buku. Ingatkan siswa bahwa meskipun kitab ini pada awalnya disebut Kitab Perintah-Perintah, itu kelak akan disebut Ajaran dan Perjanjian).

Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 1:1–5. Kemudian tanyakan kepada kelas:

  • Kepada siapa Yesus Kristus berfirman dalam ayat-ayat?

  • Bagaimana Anda akan meringkas pesan utama yang dicatat dalam ayat-ayat ini?

  • Bagaimana Tuhan firmankan akan Dia sampaikan peringatan-Nya kepada semua orang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan menyuarakan peringatan-peringatan-Nya kepada semua orang melalui para murid pilihan-Nya.

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 1:12 dengan lantang. Kemudian tanyakan:

  • Menurut catatan kaki 12b [dalam edisi tahun 2013], Tuhan ingin dunia bersiap untuk peristiwa apa? (Setelah siswa menanggapi, Anda dapat mengimbau mereka untuk secara teratur merujuk pada catatan kaki untuk mengklarifikasi atau memperdalam pemahaman mereka akan teks tulisan suci tersebut).

Mintalah siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 1:14–16 dalam hati, mencari penggambaran Tuhan akan dunia yang kita diami. Setelah siswa berbagi apa yang mereka temukan, mintalah mereka membaca ayat 17 dan menjelaskan apa yang Tuhan lakukan untuk menanggapi masalah yang diuraikan dalam ayat 14–16.

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 5:10 dengan lantang sementara kelas menyimak. Kemudian bahaslah yang berikut:

  • Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai pemanggilan unik Joseph Smith? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tuhan memanggil Joseph Smith untuk menyampaikan firman-Nya kepada dunia).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:

Gambar
Penatua Jeffrey R. Holland

“Di antara segala hal lain yang dia capai … Joseph [Smith] meninggalkan bagi kita di atas segalanya warisan pasti berupa wahyu ilahi—bukan satu wahyu terisolasi tanpa bukti atau konsekuensi, dan bukan ‘sejenis ilham lemah yang merasuk ke dalam benak semua orang baik’ di mana pun, melainkan arahan yang spesifik, terdokumentasi, berkesinambungan dari Allah. Sebagaimana seorang teman baik dan cendekiawan OSZA yang setia secara ringkas nyatakan, ‘Pada waktu ketika asal-mula Kekristenan sedang berada di bawah serangan oleh kekuatan rasionalitas Pencerahan, Joseph Smith [secara tegas dan seorang diri] mengembalikan Kekristenan modern ke asal-mulanya dalam wahyu’ [Richard L. Bushman, “A Joseph Smith for the Twenty-First Century,” dalam Believing History (2004), 274]” (“Nabi, Pelihat, dan Pewahyu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 8).

  • Bagaimana pelajaran ini telah memperdalam pemahaman Anda akan tujuan dan signifikansi Ajaran dan Perjanjian?

  • Bagaimana Ajaran dan Perjanjian telah memperkuat kesaksian Anda mengenai pemanggilan ilahi Joseph Smith sebagai nabi Allah?

Akhiri dengan bertanya apakah ada siswa yang ingin berbagi kesaksian mereka mengenai ajaran, asas, dan kebenaran yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian.

Bacaan Siswa

Cetak