Pelajaran 17
Ajaran Injil di Nauvoo
Pendahuluan
Beberapa tahun pertama yang Orang Suci luangkan di Nauvoo, Illinois, ditandai dengan kedamaian dan kemakmuran. Selama waktu ini, Joseph Smith menerima wahyu-wahyu dan kemudian mengajarkan serta mengklarifikasi ajaran-ajaran yang unik bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Ini mencakup tujuan bait suci, potensi ilahi kita untuk menjadi seperti Bapa Surgawi, dan beberapa ajaran yang diajarkan dalam Pasal-Pasal Kepercayaan. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami kebesaran Nabi Joseph Smith seperti juga potensi ilahi kita sendiri.
Bacaan Latar Belakang
-
“Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 41–50.
-
“Doctrinal Developments in Nauvoo,” bab 20 dalam Church History in the Fulness of Times Student Manual, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 251–262.
-
“Becoming Like God [Menjadi Seperti Allah],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.
Saran untuk Pengajaran
Pasal-Pasal Kepercayaan
Pernyataan penting ajaran Injil
Jelaskan bahwa di Nauvoo, Illinois, Joseph Smith menyusun sepucuk surat kepada John Wentworth, editor dari sebuah surat kabar bernama Chicago Democrat, yang telah meminta informasi mengenai orang Mormon. Dalam surat tersebut, Nabi memberi catatan kisah sejarah Orang Suci Zaman Akhir bersama dengan sebuah daftar singkat kepercayaan ajaran yang kelak dikenal sebagai Pasal-Pasal Kepercayaan. (Seluruh surat tersebut direproduksi dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 510–519).
Peragakan pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“[Pasal-Pasal Kepercayaan] berada di antara pernyataan terpenting dan pastilah tersingkat dari doktrin dalam Gereja. Apabila Anda akan menggunakannya sebagai pembimbing untuk mengarahkan penelaahan Anda akan Injil Yesus Kristus, Anda akan menemukan diri Anda sendiri siap untuk memaklumkan kesaksian Anda tentang kebenaran yang dipulihkan kepada dunia.. Anda akan mampu memaklumkan dengan cara yang sederhana, lugas, dan mendalam kepercayaan inti yang Anda hargai sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir” (“Doktrin dan Asas yang Tercakup dalam Pasal-Pasal Kepercayaan,” Ensign atau Liahona, November 2013, 48).
-
Bagaimana Anda akan meringkas apa yang Penatua Perry ajarkan? (Sewaktu siswa berbagi pernyataan ringkasan mereka, bantulah mereka memahami kebenaran ini: Sewaktu kita mempelajari ajaran-ajaran yang diajarkan dalam Pasal-Pasal Kepercayaan, kita akan lebih siap untuk memaklumkan kepercayaan kita kepada orang lain).
-
Kapankah Anda pernah menggunakan Pasal-Pasal Kepercayaan untuk membantu orang lain memahami Injil?
Undanglah kelas untuk membuka Pasal-Pasal Kepercayaan dan membacanya dalam hati. Setelah waktu yang memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut:
-
Manakah pasal-pasal kepercayaan yang khususnya Anda apresiasi dan mengapa?
-
Bagaimana ajaran-ajaran dalam Pasal-Pasal Kepercayaan membantu menuntun Anda dan memperkuat kesaksian Anda bahwa Joseph Smith adalah seorang nabi Allah?
Ajaran dan Perjanjian 124:25–28; 37–42.
Pemulihan tata cara-tata cara bait suci
Jelaskan bahwa setelah Orang Suci menempatkan diri mereka di Nauvoo, Illinois, Nabi Joseph Smith menerima perintah untuk membangun sebuah bait suci. Seperti juga dengan bait suci yang dibangun di Kirtland, Ohio, tugas ini menuntut pengurbanan besar dari Orang Suci Zaman Akhir.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Ajaran dan Perjanjian 124:25–28, 37–42 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti, mencari ajaran-ajaran Tuhan mengenai mengapa Orang Suci membutuhkan bait suci. Sebelum menganalisis ayat-ayat ini, jelaskan bahwa itu merujuk pada tabernakel yang dibangun oleh Musa dan umatnya. Umat Musa tidak melakukan baptisan bagi yang mati. Tidak ada pekerjaan bagi yang mati dilakukan sampai Juruselamat memberlakukan pekerjaan itu di dunia roh setelah kematian-Nya. Kemudian tanyakan kepada siswa:
-
Menurut ajaran-ajaran Tuhan dalam ayat-ayat ini, mengapa Orang Suci di Nauvoo membutuhkan bait suci? (Sewaktu siswa menanggapi, tekankan ajaran ini: Tata cara penyelamatan tertentu dapat diterima oleh Tuhan hanya jika itu dilaksanakan dalam bait suci).
Jelaskan kepada siswa bahwa Bait Suci Kirtland “dibangun terutama untuk pemulihan kunci-kunci wewenang” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation, dikompilasi Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 2:242). Di Bait Suci Nauvoo, kunci-kunci imamat ini digunakan untuk melaksanakan tata cara penyelamatan bagi yang hidup dan baptisan perwakilan bagi yang telah meninggal. Dalam dua tahun terakhir kehidupannya, Joseph Smith memperkenalkan pemberkahan bait suci kepada sekelompok kecil anggota yang setia. Dia juga memperkenalkan tata cara pemeteraian suami dan istri bersama untuk kekekalan.
-
Tata cara bait suci apa yang disebutkan dalam Ajaran dan Perjanjian 124:39?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang. Undanglah kelas untuk mendengarkan mengapa tata cara bait suci penting dalam rencana Bapa Surgawi:
“Sebagai tanggapan atas perintah Tuhan [untuk membangun bait suci di Nauvoo], Nabi dan para Orang Suci bergerak maju secepat mungkin untuk mulai membangun rumah Tuhan. Tetapi Nabi menyadari bahwa konstruksi tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun, dan dia tahu bahwa para Orang Suci membutuhkan berkat-berkat penuh bait suci. Karenanya, pada tanggal 4 Mei 1842, meskipun bait suci belum rampung, Joseph Smith melaksanakan pemberkahan bagi sekelompok kecil saudara yang setia.
Kelompok ini bertemu di ruangan atas yang besar d toko Red Brick milik Nabi, …
Sejarah Nabi mencatat ‘Saya menghabiskan hari tersebut di bagian atas toko, … dalam pertemuan dewan dengan Jenderal James Adams, dari Springfield, Bapa Bangsa Hyrum Smith, Uskup Newel K. Whitney dan George Miller, serta Presiden Brigham Young dan Penatua Heber C. Kimball dan Willard Richards, memberi mereka petunjuk mengenai asas-asas dan tata tertib Imamat, yang menyertai pembasuhan, pengurapan, pemberkahan, dan penyampaian kunci-kunci sehubungan dengan Imamat Harun, dan seterusnya hingga tata tertib tertinggi Imamat Melkisedek, menetapkan tata tertib sehubungan dengan Yang Lanjut Usianya, serta segala rencana dan asas itu yang melaluinya siapa pun dimungkinkan untuk memastikan kegenapan dari berkat-berkat itu yang telah dipersiapkan bagi Gereja Putra Sulung, dan maju serta berada d hadirat Elohim di dunia kekal’” (Ajaran-Ajaran: Joseph Smith, 479–481).
Tanyakan kepada siswa:
-
Mengapa pemulihan tata cara-tata cara bait suci perlu?
Sewaktu siswa menanggapi, tambahkan pada pemahaman mereka dengan berbagi pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Tujuan utama bait suci adalah untuk menyediakan tata cara yang perlu bagi permuliaan kita dalam kerajaan selestial kingdom. Tata cara bait suci menuntun kita kepada Juruselamat kita dan memberi kita berkat-berkat yang datang kepada kita melalui Penadmaian Yesus Kristus” (“Blessings of the Temple,” Ensign, Oktober 2009, 48).
-
Bagaimana kehidupan Anda telah diberkati oleh pemulihan tata cara bait suci?
Undanglah siswa untuk merenungkan selama minggu mendatang bagaimana mereka dapat menjadikan beribadat dalam rumah Tuhan suatu prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan mereka.
Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–20; 132:20
Potensi ilahi kita
Jelaskan bahwa Alkitab mencatat perkataan para nabi zaman dahulu yang menulis mengenai potensi ilahi kita. Tuliskan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan undanglah siswa untuk membaca beberapa di antaranya dan mencari apa yang diajarkannya tentang potensi kekal kita: Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3. Anda dapat mengimbau siswa untuk merujuk-silangkan atau menautkan rujukan-rujukan ini sewaktu mereka menelaahnya.
Setelah waktu yang memadai, tanyakan:
-
Apa yang dapat kita pelajari dari tulisan suci ini mengenai potensi kita? (Walaupun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya memahami ajaran ini: Sebagai anak Bapa Surgawi kita, kita memiliki potensi untuk menjadi seperti Dia).
-
Ungkapan-ungkapan apa dalam ayat-ayat itu menggambarkan potensi ilahi kita?
Jelaskan bahwa potensi ilahi kita juga diajarkan dalam tulisan suci modern. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 93:11–13, 19–20 dan Ajaran dan Perjanjian 132:20. Bantulah siswa memahami ajaran ini: Seperti Juruselamat, kita dapat tumbuh dari kasih karunia demi kasih karunia sampai kita menerima dari kegenapan Bapa.
Jelaskan bahwa salah satu khotbah Nabi Joseph Smith yang paling signifikan diberikan dalam konferensi umum Gereja di bulan April 1844. Dalam khotbah ini, Nabi menyatakan penghormatan terhadap Brother King Follett, yang baru saja meninggal dunia. Ceramah ini jadi dikenal sebagai khotbah King Follett. Sediakan salinan dari selebaran “Cuplikan dari Khotbah King Follett” bagi semua siswa. Undanglah mereka untuk membaca cuplikan tersebut serta menggarisbawahi kata dan ungkapan yang menjelaskan mengapa kita hendaknya mengupayakan untuk memahami karakter Allah.
Bantulah para siswa menganalisis ajaran-ajaran ini dengan bertanya:
-
Mengapa penting bagi kita untuk belajar mengenai karakter dan sifat Allah serta hubungan kita dengan-Nya sebagai Bapa Surgawi kita?
-
Apa prosesnya menjadi seperti Bapa Surgawi kita?
Untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai potensi ilahi mereka, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008). Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Seluruh rancangan Injil adalah untuk membawa kita ke depan dan ke atas untuk pencapaian yang lebih besar, bahkan, pada akhirnya, ke keilahian. Kemungkinan besar ini diutarakan oleh Nabi Joseph Smith dalam khotbah King Follett [lihat History of the Church, 6:302–317] dan ditekankan oleh Presiden Lorenzo Snow. Itu adalah konsep akbar dan tanpa tandingan ini: Sebagaimana Allah sekarang adanya, manusia boleh menjadi! [Lihat The Teachings of Lorenzo Snow, dikompilasi Clyde J. Williams (1984), 1].
“Musuh kita telah mengkritik kita karena percaya akan hal ini. Jawaban kita adalah bahwa konsep luhur ini sama sekali tidak mengecilkan Allah sang Bapa Kekal. Dia adalah Yang Mahakuasa. Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dia adalah yang terbesar di antara segalanya dan akan selalu demikian adanya. Tetapi sama seperti ayah mana pun di bumi mengharapkan bagi putra dan putrinya setiap keberhasilan dalam kehidupan, begitu pula saya percaya Bapa kita di Surga berharap bagi anak-anak-Nya agar mereka dapat menghampiri-Nya dalam sosok dan berdiri di samping-Nya gilang-gemilang dalam kekuatan dan kebijaksanaan yang ilahi” (“Don’t Drop the Ball,” Ensign, November 1994, 48).
Untuk meringkas, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut:
-
Apa perbedaan yang tercipta dalam kehidupan kita jika tahu kebenaran-kebenaran penting ini mengenai Bapa Surgawi dan potensi ilahi kita?
-
Sewaktu Anda merenungkan apa yang kita bahas hari ini (Pasal-Pasal Kepercayaan, tata cara bait suci, dan potensi ilahi kita), bagaimana memahami kebenaran-kebenaran ini dapat memberi Anda suatu apresiasi bagi Nabi Joseph Smith? Bagaimana memahami kebenaran-kebenaran ini dapat membantu Anda memahami karakter Allah dan hubungan Anda dengan-Nya sebagai Bapa Anda di Surga? (Berilah siswa waktu untuk mencatat kesan mereka secara tertulis).
Undanglah siswa untuk bersaksi atau berbagi beberapa kesan yang mereka tuliskan, jika itu tidak terlalu pribadi. Akhiri dengan berbagi kesaksian Anda mengenai ajaran-ajaran yang diajarkan dalam pelajaran ini dan mengenai Nabi Joseph Smith sebagai seorang pewahyu yang hebat.
Bacaan Siswa
-
Mazmur 82:6; Matius 5:48; Yohanes 10:32–34; Roma 8:16–17; 2 Petrus 1:3–4; 1 Yohanes 3:2–3; Ajaran dan Perjanjian 93:11–22; 124:25–28, 37–42; 132:20–24.
-
“Allah Bapa yang Kekal,” bab 2 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 41–50.