Seminari dan Institut
Pelajaran 16: Kuasa Sakral Prokreasi


Pelajaran 16

Kuasa Sakral Prokreasi

Pendahuluan

“Allah telah memerintahkan agar kuasa penciptaan yang kudus ini digunakan hanya antara pria dan wanita, yang telah dinikahkan secara resmi sebagai suami dan istri” (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Bagi semua anak Allah, menjalankan hukum kesucian memerlukan kita untuk menjadi bajik dalam tindakan-tindakan kita demikian juga pikiran kita. Hubungan intim di antara suami dan istri adalah indah dan sakral, dan itu ditahbiskan oleh Allah untuk prokreasi dan untuk mengungkapkan kasih.

Bacaan Latar Belakang

Saran untuk Pengajaran

Mazmur 24:3–4; Matius 5:8; Yakub 2:31–35; Alma 39:3–5, 9; Ajaran dan Perjanjian 42:22–24; 121:45–46

Hukum Tuhan akan kesucian

Tulislah kalimat berikut di papan tulis dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan melengkapinya:

“Dosa yang melanda angkatan ini adalah .”

Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

Presiden Ezra Taft Benson

“Dosa yang melanda angkatan ini adalah pelanggaran moral. Ini, Nabi Joseph katakan, akan menjadi sumber dari lebih banyak godaan, lebih banyak hajaran, dan lebih banyak kesulitan bagi para penatua Israel daripada apa pun lainnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 259).

  • Bagaimana pernyataan Presiden Benson berlaku bagi masyarakat kita saat ini?

Perlihatkan pernyataan berikut dari Untuk Kekuatan Remaja, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Sewaktu mereka mendengarkan, mintalah siswa untuk memikirkan bagaimana mereka akan menerangkan hukum Tuhan akan kesucian dalam satu kalimat.

“Standar-standar Tuhan mengenai kemurnian akhlak adalah jelas dan tidak berubah. Jangan melakukan hubungan seksual apa pun sebelum menikah, dan setialah sepenuhnya kepada pasangan Anda setelah menikah. …

… Sebelum menikah, jangan melakukan ciuman penuh nafsu, berbaring di atas orang lain, atau menyentuh bagian-bagian pribadi serta suci dari tubuh orang lain, dengan atau tanpa pakaian. Jangan melakukan apa pun yang membangkitkan berahi. Jangan membangkitkan emosi-emosi tersebut dalam tubuh Anda sendiri” (Untuk Kekuatan Remaja [buklet, 2011], 35–36).

  • Bagaimana Anda menerangkan hukum Tuhan akan kesucian dalam satu kalimat? (Sewaktu siswa merespons, tekankan ajaran berikut dari maklumat keluarga: “Allah telah memerintahkan agar kuasa penciptaan yang kudus ini digunakan hanya antara pria dan wanita, yang telah dinikahkan secara resmi sebagai suami dan istri” [“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129]).

  • Bagaimana peringatan awal yang dijelaskan dalam paragraf kedua dari kutipan tersebut dari Untuk Kekuatan Remaja dapat membantu mencegah seseorang dari melakukan dosa moral yang lebih serius?

Salinlah bagan berikut di papan tulis. Bagilah kelas menjadi dua dan mintalah satu kelompok untuk menelaah petikan-petikan di bawah judul “konsekuensi” dan kelompok lainnya untuk menelaah petikan-petikan di bawah judul “berkat.” Imbaulah siswa untuk merujuk pada catatan kaki tulisan suci sewaktu mereka menelaah.

Konsekuensi dari melanggar hukum kesucian:

Yakub 2:31–35

Alma 39:3–5, 9

A&P 42:22–24

Berkat-berkat dari menjalankan hukum kesucian

Mazmur 24:3–4.

Matius 5:8

A&P 121:45–46

Setelah waktu yang memadai, bahaslah dengan kelas apa yang mereka pelajari. Ajukan pertanyaan seperti yang berikut:

  • Bagaimana konsekuensi dari melanggar hukum kesucian mengindikasikan pentingnya mematuhi perintah ini?

  • Bagaimana Anda telah mengalami berkat-berkat dari mematuhi hukum kesucian?

Perlihatkan kebenaran berikut dari maklumat keluarga:

“Kami menyatakan cara yang dengannya kehidupan fana diciptakan telah ditetapkan secara ilahi. (“Keluarga: Maklumat kepada Dunia,” Ensign atau Liahona, November 2010, 129).

  • Apa arti pernyataan ini bagi Anda?

Gunakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul untuk memperdalam pemahaman siswa tentang kebenaran ini. Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan tersebut dengan lantang sementara kelas mendengarkan mengapa hukum kesucian penting secara kekal.

Penatua Jeffrey R. Holland

Tubuh merupakan bagian yang penting dari jiwa. Ajaran Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang berbeda dan amat penting ini menggariskan mengapa dosa seksual begitu serius. Kita menyatakan bahwa orang yang menggunakan tubuh pemberian Allah milik orang lain tanpa restu ilahi merundung bahkan jiwa dari individu tersebut, merundung tujuan dan proses inti kehidupan ‘kunci utama’ dari kehidupan, sebagaimana Presiden Boyd K. Packer menyebutnya. dalam mengekploitasi tubuh milik orang lain—yang berarti mengeksploitasi jiwanya—orang mencemarkan Pendamaian Kristus, yang telah menyelamatkan jiwa itu dan yang memungkinkan karunia kehidupan kekal” (Jeffrey R. Holland, “Personal Purity,” Ensign, November 1998, 76).

Penatua David A. Bednar

“Pernikahan antara pria dan wanita adalah metode yang diwenangkan yang melaluinya roh-roh prafana memasuki kefanaan. Pemantangan seksual yang sepenuhnya sebelum pernikahan dan kesetiaan total dalam pernikahan melindungi kekudusan dari metode sakral ini.

Kuasa prokreasi adalah signifikan secara rohani. Penyalahgunaan dari kuasa ini mengusik tujuan dari rencana Bapa dan dari keberadaan fana kita. Bapa Surgawi kita dan Putra Terkasih-Nya adalah Pencipta dan telah mempercayakan kita masing-masing dengan sebagian dari kuasa penciptaan Mereka. … Bagaimana perasaan kita mengenai dan bagaimana kita menggunakan kuasa ilahi itu akan menentukan secara umum kebahagiaan kita dalam kefanaan dan nasib kita dalam kekekalan.” (David A. Bednar, “Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 42).

  • Mengapa hukum kesucian memiliki kepentingan kekal?

  • Bagaimana penggunaan kita akan kuasa prokreasi memengaruhi kebahagiaan kita dalam kefanaan dan dalam kekekalan?

Berilah siswa waktu sejenak untuk menuliskan peringatan awal yang dapat mereka ambil untuk membantu mereka mematuhi hukum kesucian?

Matius 5:27–28; Roma 8:6; Ajaran dan Perjanjian 63:16

Bahaya pornografi

Mintalah siswa untuk membaca ayat-ayat berikut: Matius 5:27–28; Roma 8:6; dan Ajaran dan Perjanjian 63:16. Pertimbangkan meminta siswa untuk mempraktikkan keterampilan penelaahan tulisan suci membuat mata rantai tulisan suci dengan memulai dengan petikan pertama, menuliskan rujuk-silang di sampingnya, dan seterusnya sampai petikan terakhir.

  • Apa perilaku yang petikan-petikan ini larang? (Satu perilaku yang siswa hendaknya identifikasi adalah penggunaan pornografi).

  • Apa konsekuensi dari melihat atau membaca pornografi yang tulisan suci ini identifikasi?

Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dan Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul serta Sister Linda S. Reeves, penasihat kedua dalam presidensi umum Lembaga Pertolongan. Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang, dan undanglah kelas untuk mencari konsekuensi tambahan dari penggunaan pornografi.

Penatua Dallin H. Oaks.

“Pornografi menghancurkan kemampuan seseorang untuk menikmati hubungan emosional, romantis, dan rohani yang manis dengan seseorang yang berlawanan jenis” (Dallin H. Oaks, “Pornografi,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 89).

Penatua Richard G. Scott

“Setan telah menjadi ahli dalam menggunakan kekuatan pornografi yang mencandukan untuk membatasi kemampuan individu untuk dipimpin oleh Roh. Serangan pornografi dalam semua bentuknya yang brutal, sadis, dan menghancurkan telah menyebabkan dukacita, penderitaan, sakit hati yang mendalam, dan telah menghancurkan pernikahan” (Richard G. Scott, “Untuk Memperoleh Bimbingan Rohani,” Ensign atau Liahona, November 2009, 8).

Linda S. Reeves

“[Anak-anak dan para remaja] perlu mengetahui bahaya pornografi dan bagaimana itu mengendalikan kehidupan, menyebabkan hilangnya Roh, mengganggu perasaan, menipu, merusak hubungan, menghilangkan pengendalian diri, dan menyita hampir seluruh waktu, pikiran, dan tenaga” (Linda S. Reeves, “Perlindungan dari Pornografi—Rumah Tangga yang Berfokus pada Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 15).

Imbaulah siswa yang bergumul dengan penggunaan pornografi atau jenis-jenis tindakan amoralitas lainnya untuk menemui uskup atau presiden cabang mereka. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat menemukan cara kembali pada kedamaian dan kebahagiaan melalui pertobatan. Bersaksilah tentang kebenaran berikut: Menghindari pornografi akan menuntun pada kebahagiaan yang lebih besar dalam kehidupan ini dan dalam kekekalan. Pertimbangkan mendaftar situs-situs web Gereja berikut di papan tulis untuk membantu siswa yang terlibat dalam penggunaan pornografi.

overcomingpornography.org

addictionrecovery.lds.org

Kejadian 2:21–24

Peranan hubungan intim dalam pernikahan

Catatan: Karena sifat peka bagian pelajaran ini, bersandarlah pada ajaran-ajaran kenabian dan hindari mengajar melampaui apa yang terdapat di sini, termasuk membagikan perincian tentang hubungan Anda dengan pasangan Anda.

Bersaksilah bahwa hubungan intim fisik adalah sakral, pantas, dan khusus ketika itu terjadi dalam ikatan pernikahan, cara yang Tuhan telah tetapkan.

Mintalah seorang siswa untuk membacakan Kejadian 2:21–24 dengan lantang.

  • Meskipun tidak secara spesifik disebutkan, apa yang ayat-ayat ini siratkan merupakan tujuan dari hubungan intim fisik di antara suami dan istri? (Untuk menjadi satu dengan pasangan kita).

Perlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Jeffrey R. Holland:

Penatua Jeffrey R. Holland

“Keintiman manusia dimaksudkan bagi pasangan yang telah menikah karena itu merupakan simbol utama dari kesatuan yang total, suatu ketotalan dan suatu kesatuan yang ditetapkan dan didefinisikan oleh Allah. Sejak taman Eden, pernikahan dimaksudkan untuk berarti penggabungan yang utuh dari seorang pria dan seorang wanita—hati, harapan, hidup, kasih, keluarga, masa depan mereka, segala sesuatunya” (“Personal Purity,” Ensign, November 1998, 76).

  • Bagaimana pernyataan Penatua Holland membantu Anda memahami dengan lebih baik tujuan-tujuan hubungan intim fisik di antara suami dan istri? (Siswa hendaknya memahami yang berikut: Hubungan intim dalam pernikahan memperkuat ikatan rohani dan emosi di antara suami dan istri).

Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut sebagai selebaran. Sediakan salinan untuk setiap siswa, dan mintalah siswa untuk menggarisbawahi tujuan-tujuan dari hubungan intim fisik dalam pernikahan.

Presiden Spencer W. Kimball

“Penggabungan seksual, suami dan istri (dan hanya suami dan istri), adalah untuk tujuan utama mendatangkan anak-anak ke dalam dunia. Pengalaman seksual tidak pernah dimaksudkan oleh Tuhan untuk menjadi permainan belaka atau hanya untuk memuaskan nafsu dan birahi” (Spencer W. “The Lord’s Plan for Men and Women,” Ensign, Oktober 1975, 4).

Penatua David A. Bednar

“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir memiliki satu standar moralitas seksual yang tidak dapat dibelokkan: hubungan intim hanya tepat antara suami dan istri yang dipersatukan dalam ikatan pernikahan sebagaimana diarahkan dalam rencana Allah. Hubungan semacam itu bukanlah sekadar suatu keingintahuan untuk dijajaki, suatu nafsu untuk dipuaskan, atau sejenis rekreasi atau hiburan untuk dikejar secara egois. … Alih-alih, dalam kefanaan itu adalah salah satu ekspresi puncak dari kodrat dan potensi ilahi kita serta sebuah cara untuk memperkuat ikatan emosi dan rohani antara suami dan istri. ” (David A. Bednar, “Kami Percaya Harus Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 42).

Bahaslah apa tujuan-tujuan yang siswa garis bawahi.

Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka pelajari mengenai hukum kesucian dan kemudian tulislah jawaban terhadap pertanyaan berikut dalam jurnal mereka:

  • Bagaimana memahami hukum kesucian memperkuat tekad Anda untuk menjalani kehidupan yang bersih secara moral?

  • Apa alasan Anda menjalankan hukum kesucian?

Akhiri dengan membagikan kesaksian Anda mengenai asas-asas yang dibahas di kelas.

Bacaan Siswa