2012
Selalu di Tengah
Juli 2012


Pesan Presidensi Utama

Selalu di Tengah

Presiden Dieter F. Uchtdorf

Menurut banyak penanggalan dunia, Juli menandai tengah tahun. Sementara awal dan akhir dari segala sesuatu dirayakan dan dikenang, tengah [pertengahan] dari segala sesuatu sering kali berlalu tanpa dikenali.

Awal adalah waktu untuk membuat resolusi, untuk menciptakan rencana, untuk mengeluarkan energi. Akhir adalah waktu untuk menuntaskan dan dapat melibatkan perasaan pencapaian atau kehilangan. Namun dengan pandangan yang benar, dengan memikirkan diri kita sendiri seolah berada di tengah dari segala sesuatu dapat membantu kita bukan hanya untuk memahami kehidupan sedikit lebih baik namun juga untuk menjalani hidup itu sedikit lebih bermakna.

Tengah dari Pekerjaan Misionaris

Sewaktu saya berbicara kepada para misionaris muda kita, saya sering memberi tahu mereka [bahwa] mereka berada di tengah misi mereka. Baik mereka baru saja tiba pada hari sebelumnya atau harus pulang ke rumah pada hari sesudahnya, saya meminta mereka untuk memikirkan tentang diri mereka sendiri sebagai yang selalu berada di tengah.

Para misionaris baru mungkin merasa mereka begitu tidak berpengalaman untuk menjadi efektif, dan karenanya mereka menunda berbicara atau bertindak dengan keyakinan serta keberanian. Misionaris berpengalaman yang segera menuntaskan misi mereka mungkin merasa sedih misi mereka akan segera berakhir, atau mereka mungkin memperlambat sewaktu mereka memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah misi mereka.

Apa pun keadaannya dan di mana pun mereka melayani, kebenarannya adalah bahwa misionaris Tuhan setiap hari memanen banyak benih akan kabar kesukaan. Memikirkan diri mereka sendiri sebagai selalu berada di tengah misi mereka akan membesarkan hati dan menyemangati para wakil setia Tuhan ini. Sama halnya dengan misionaris penuh-waktu, demikian juga dengan kita semua.

Kita Selalu Berada di Tengah

Perubahan dalam perspektif ini lebih dari sekadar trik sederhana pikiran. Ada kebenaran agung di balik gagasan bahwa kita selalu berada di tengah. Jika kita melihat lokasi kita pada peta, kita terdorong untuk mengatakan kita berada di suatu awal. Namun jika kita memandang lebih dekat, di mana pun kita berada sesungguhnya kita ada di tengah-tengah sebuah tempat yang besar.

Sama halnya dengan ruang, demikian juga dengan waktu. Kita mungkin merasa kita berada di awal atau akhir dari kehidupan kita, namun ketika kita melihat di mana kita berada dalam keadaan kekekalan—ketika kita menyadari bahwa roh kita telah ada selama waktu diluar kapasitas kita untuk mengukurnya dan, karena pengurbanan dan Pendamaian sempurna Yesus Kristus, bahwa jiwa kita akan ada selama kekekalan yang akan datang—kita dapat mengenali bahwa kita benar-benar berada di tengah.

Baru-baru ini saya merasa terkesan untuk memperbaiki batu nisan pada makam orang tua saya. Waktu tidak berbaik hati terhadap tanah makam, dan saya merasa bahwa sebuah batu nisan baru akan lebih pantas untuk kehidupan mereka yang penuh teladan. Ketika saya melihat tanggal kelahiran dan tanggal kematian pada batu nisan itu yang dihubungkan dengan garis kecil biasa yang tak berarti, simbol kecil akan rentang kehidupan ini tiba-tiba mengisi benak dan hati saya dengan begitu banyak kenangan. Setiap kenangan berharga ini mencerminkan suatu momen di tengah-tengah kehidupan orang tua saya dan di tengah-tengah kehidupan saya.

Berapa pun usia kita, di mana pun lokasi kita, ketika segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita, kita senantiasa berada di tengah. Terlebih lagi, kita akan senantiasa berada di tengah.

Harapan Berada di Tengah

Ya, akan ada momen-momen awal dan momen-momen akhir di sepanjang kehidupan kita, namun ini hanyalah penanda di sepanjang jalan dari pertengahan besar kehidupan kekal kita. Baik kita berada di awal maupun akhir, baik kita tua maupun muda, Tuhan dapat menggunakan kita demi tujuan-tujuan-Nya jika kita benar-benar mengesampingkan pikiran apa pun yang membatasi kemampuan kita untuk melayani serta mengizinkan kehendak-Nya membentuk kehidupan kita.

Pemazmur menyatakan, “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita [hendaknya] bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” (Mazmur 118:24). Amulek mengingatkan kita bahwa “kehidupan ini adalah waktu bagi manusia untuk bersiap menemui Allah; ya, lihatlah masa kehidupan ini adalah masa bagi manusia untuk melaksanakan kerja mereka” (Alma 34:32; penekanan ditambahkan). Dan seorang penyair menuliskan, “Selamanya—terdiri dari Saat (-Saat) Ini.”1

Selalu berada di tengah artinya bahwa permainan tidaklah pernah usai, harapan tidaklah pernah sirna, kekalahan bukanlah akhir. Karena terlepas di mana pun kita berada atau apa pun keadaan kita, suatu kekekalan dari awal dan kekekalan dari akhir terbentang di hadapan kita.

Kita selalu berada di tengah.

Catatan

  1. Emily Dickinson, “Forever—is composed of Nows,” dalam The Complete Poems of Emily Dickinson, diedit oleh Thomas H. Johnson (1960), 624.

Mengajarkan Pesan Ini

Pertimbangkan membahas bersama keluarga bagaimana mereka “selalu berada di pertengahan,” bahkan jika mereka adalah awal atau akhir dari sesuatu. Imbaulah mereka untuk melakukan yang terbaik dalam kegiatan mereka saat ini, bukan terpaku pada masa lalu atau menanti kegiatan atau proyek berikutnya. Anda dapat menyarankan mereka memilih satu hal yang dapat mereka lakukan sebagai keluarga untuk menerapkan nasihat ini dan menetapkan tanggal yang karenanya mereka berharap untuk mencapai gol mereka.

Foto © Shutterstock

The Lord’s Harvest, OLEH Marilee B. Campbell;; ilustrasi oleh Bryan Beach