Kisah-Kisah dari Konferensi
Berkat-Berkat Imamat
Presiden Thomas S. Monson, “Bersedia dan Layak untuk Melayani,” Liahona, Mei 2012, 67, 68.
Selama Perang Dunia II, di awal tahun 1944, sebuah pengalaman yang melibatkan keimamatan terjadi [dan] diceritakan oleh seorang koresponden—nonanggota Gereja—yang bekerja untuk sebuah surat kabar di Hawaii … Dia dan para koresponden lainnya dalam rombongan kedua di belakang para marinir di Kwajalein Atoll. Sewaktu mereka mendekat, mereka melihat seorang marinir muda mengambang dengan posisi telungkup di atas air, ternyata terluka parah. Air dangkal di sekitar dia menjadi merah dengan darahnya. Dan kemudian mereka melihat marinir lainnya bergerak menuju kawan yang terluka itu. Marinir kedua pun terluka, dengan lengan kirinya terkulai tak berdaya di sisinya. Dia mengangkat kepala marinir yang mengambang di air itu untuk menjaganya agar tidak tenggelam. Dengan suara panik dia meminta bantuan. Para koresponden itu melihat lagi pada pemuda yang dia bantu dan berteriak kembali, “Nak, tidak ada yang bisa siapa pun lakukan untuk pemuda itu.”
“Kemudian,” tulis koresponden itu, “Saya melihat sesuatu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya.” Pemuda ini, yang juga terluka parah, berupaya sendiri menuju ke pantai dengan tubuh kawan marinirnya yang nyaris mati. Dia menaruh kepala rekannya di atas lututnya … Sungguh pemandangan yang luar biasa—dua pemuda yang terluka parah ini—keduanya … bersih, pemuda berwajah tampan, bahkan dalam situasi sulit mereka. Dan salah satu pemuda itu menundukkan kepalanya di atas pemuda lainnya dan berkata, ‘Aku memerintahkanmu, dalam nama Yesus Kristus dan dengan kuasa imamat, untuk tetap hidup sampai aku dapat memperoleh bantuan medis.’” Koresponden itu mengakhiri artikelnya: “Kami bertiga, [dua marinir dan saya], di sini di rumah sakit. Dokter tidak tahu [bagaimana mereka dapat tetap hidup], namun saya tahu.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
-
Apa berkat-berkat yang datang kepada para Orang Suci Zaman Akhir melalui kuasa imamat?
-
Bagaimana iman dan imamat terhubung—bagi pemegang imamat dan bagi penerima berkat itu?
Pertimbangkan untuk menuliskan gagasan Anda dalam jurnal atau membahasnya dengan orang lain.