Liahona
Adalah Kebijaksanaan di dalam Tuhan bahwa Kita Hendaknya Memiliki Kitab Mormon
Mei 2024


11:13

Adalah Kebijaksanaan di dalam Tuhan bahwa Kita Hendaknya Memiliki Kitab Mormon

Merupakan doa saya bahwa membaca Kitab Mormon tahun ini akan menjadi sukacita dan berkat bagi kita masing-masing.

Brother dan sister terkasih, kami begitu bersyukur atas upaya Anda dalam membaca tulisan suci dengan Ikutlah Aku. Terima kasih untuk semua yang Anda lakukan. Hubungan setiap hari Anda dengan Allah dan firman-Nya memiliki konsekuensi mendalam. “Kamu sedang meletakkan landasan suatu pekerjaan besar. Dan dari hal-hal yang kecil mulailah apa yang besar.”

Membaca ajaran Juruselamat dalam tulisan suci membantu kita mentransformasi rumah kita menjadi suaka iman dan pusat pemelajaran Injil. Itu mengundang Roh ke dalam rumah kita. Roh Kudus mengisi jiwa kita dengan sukacita dan menginsafkan kita menjadi murid Yesus Kristus seumur hidup.

Selama beberapa tahun terakhir ini, sementara membaca kitab tulisan suci, kita telah mengamati panorama ajaran Allah kepada anak-anak-Nya dalam semua dispensasi Injil yang utama.

Dalam setiap dispensasi, kita telah melihat pola yang familier. Allah memulihkan atau mengungkapkan Injil Yesus Kristus melalui para nabi-Nya. Orang-orang mengikuti nabi dan amat diberkati. Namun, seiring waktu, sebagian orang berhenti mengindahkan perkataan para nabi dan menjauhkan diri mereka dari Tuhan dan Injil-Nya. Inilah yang kita sebut kemurtadan. Injil pertama kali diungkapkan kepada Adam, tetapi beberapa anak Adam dan Hawa berpaling dari Tuhan dalam kemurtadan. Kita melihat suatu pola pemulihan dan kemurtadan berulang dalam dispensasi Henokh, Nuh, Abraham, Musa, dan yang lainnya.

Nah, hari ini, kita hidup dalam dispensasi kegenapan waktu. Ini adalah satu-satunya dispensasi yang tidak akan berakhir dalam suatu kemurtadan. Dispensasi inilah yang akan mengantarkan Kedatangan Kedua Juruselamat Yesus Kristus dan pemerintahan milenium-Nya.

Jadi, apa yang berbeda mengenai dispensasi ini? Apa yang telah Allah sediakan bagi kita saat ini, khususnya untuk zaman kita, yang akan membantu kita mendekat kepada Juruselamat dan tidak pernah meninggalkan-Nya?

Satu jawaban yang muncul di benak saya adalah tulisan suci—dan khususnya Kitab Mormon: Satu Kesaksian Lagi tentang Kitab Mormon.

Sementara Allah telah menjanjikan tidak akan ada lagi kemurtadan secara umum, kita perlu menyadari dan berhati-hati untuk menghindari suatu kemurtadan pribadi—mengingat, sebagaimana telah Presiden Russell M. Nelson ajarkan, “Kita masing-masing bertanggung jawab untuk pertumbuhan rohani individu kita.” Menelaah Kitab Mormon, seperti yang kita lakukan tahun ini, selalu membawa kita lebih dekat kepada Juruselamat—dan membantu kita tetap dekat kepada-Nya.

Kita menyebutnya “penelaahan,” dan itu baik karena itu menyiratkan upaya. Tetapi kita tidak selalu perlu mempelajari beberapa fakta baru. Terkadang membaca Kitab Mormon hanyalah mengenai merasa terhubung kepada Allah hari ini—memelihara jiwa, dikuatkan secara rohani sebelum keluar untuk menghadapi dunia, atau menemukan kesembuhan setelah hari yang berat di dunia.

Kita menelaah tulisan suci agar Roh Kudus, sang guru yang hebat, dapat memperdalam keinsafan kita kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus serta membantu kita menjadi lebih seperti Mereka.

Dengan pemikiran ini di benak kita, kita dapat mempertimbangkan, “Apa yang telah Roh Kudus ajarkan kepada kita minggu ini dalam penelaahan Kitab Mormon kita?” dan “Bagaimana ini membawa kita lebih dekat kepada Juruselamat?”

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan bagus untuk penelaahan tulisan suci kita di rumah. Itu juga pertanyaan bagus untuk memulai kelas hari Minggu di gereja. Kita meningkatkan pengajaran kita di gereja pada hari Minggu dengan meningkatkan pemelajaran kita di rumah sepanjang minggu. Dengan demikian, dalam kelas hari Minggu kita, “dia yang berkhotbah dan dia yang menerima, saling mengerti, dan keduanya diteguhkan dan bersukacita bersama.”

Ini beberapa ayat yang telah Roh tinggalkan kesannya dalam benak saya dari penelaahan Kitab Mormon minggu ini:

  • Nefi menyuruh Yakub untuk “melindungi lempengan-lempengan ini dan menurunkannya … dari generasi ke generasi. Dan jika ada pengkhotbahan yang sakral, atau wahyu …, atau penubuatan,” Yakub hendaknya “mengukirkan[nya] di atas lempengan-lempengan ini … demi kepentingan bangsa [mereka].”

  • Yakub kemudian bersaksi, “Kami menyelidiki [tulisan suci] dan memiliki semua kesaksian ini kami mendapatkan harapan, dan iman kami menjadi tak terguncangkan.”

Nah ayat-ayat ini membuat saya teringat apa yang Nefi katakan sebelumnya mengenai lempengan-lempengan tembaga,

“Kami telah mendapatkan catatan-catatan … dan menyelidikinya dan mendapati bahwa itu … amat berharga bagi kami, sedemikian rupa sehingga kami dapat melestarikan perintah-perintah Tuhan bagi anak-anak kami.

Karenanya, adalah kebijaksanaan di dalam Tuhan bahwa kami hendaknya membawanya bersama kami, sewaktu kami melakukan perjalanan di padang belantara menuju tanah yang dijanjikan.”

Sekarang, jika merupakan kebijaksanaan bagi Lehi dan keluarganya untuk memiliki tulisan suci, itu juga sama bijaknya bagi kita dewasa ini. Nilai besar dan kuasa rohani tulisan suci berlanjut tidak meredup dalam kehidupan kita dewasa ini.

Belum pernah ada suatu bangsa dalam sejarah dengan akses ke Kitab Mormon dan tulisan suci lainnya yang kita nikmati hari ini. Ya, Lehi dan keluarganya diberkati membawa lempengan-lempengan tembaga tersebut bersama mereka, tetapi mereka tidak memiliki salinan untuk setiap kemah! Salinan Kitab Mormon terpenting adalah salinan pribadi kita. Itu adalah salinan yang kita baca.

Dalam penglihatan Lehi akan pohon kehidupan, Lehi mengajari kita pentingnya pengalaman pribadi dengan kasih Allah. Setelah dia memakan buah, Lehi melihat istrinya, Saria, dan putranya Nefi dan Sam agak jauh darinya.

“Mereka berdiri seolah-olah mereka tidak tahu ke mana mereka hendaknya pergi.

Aku mengisyaratkan kepada mereka,” kata Lehi, “dan aku juga berkata kepada mereka dengan suara yang nyaring bahwa mereka hendaknya datang kepadaku, dan makan buah itu, yang patut dihasratkan melebihi segala buah yang lain.

Dan … mereka datang kepadaku dan makan buah itu.”

Saya menyukai teladan Lehi berupa pengasuhan orang tua yang intensional. Saria, Nefi, dan Sam menjalani hidup yang baik dan saleh. Tetapi Tuhan memiliki sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih manis bagi mereka. Mereka tidak tahu harus ke mana menemukannya, tetapi Lehi tahu. Maka dia memanggil mereka “dengan suara yang nyaring” untuk datang ke pohon kehidupan dan mengambil buah itu sendiri. Arahannya jelas. Tidak mungkin ada salah paham.

Saya adalah produk dari pengasuhan orang tua yang intensional. Ketika saya masih muda, mungkin usia 11 atau 12 tahun, ibu saya bertanya kepada saya, “Mark, apakah kamu tahu bagi dirimu sendiri, melalui Roh Kudus, bahwa Injil benar?”

Pertanyaannya mengejutkan saya. Saya senantiasa berusaha menjadi “anak lelaki yang baik,” dan saya kira itu cukup. Tetapi ibu saya, seperti Lehi, tahu bahwa diperlukan sesuatu yang lebih. Saya perlu bertindak dan mengetahui bagi diri saya sendiri.

Saya menjawab bahwa saya belum mendapat pengalaman itu. Dia sama sekali tidak tampak terkejut oleh jawaban saya.

Lalu dia mengatakan sesuatu yang tidak pernah saya lupakan. Saya ingat kata-katanya sampai hari ini, “Bapa Surgawi ingin kamu tahu bagi dirimu sendiri. Tetapi kamu harus mengerahkan upaya. Kamu perlu membaca Kitab Mormon dan berdoa untuk tahu melalui Roh Kudus. Bapa Surgawi akan menjawab doa-doamu.”

Nah, saya belum pernah membaca Kitab Mormon sebelumnya. Saya pikir saya belum cukup umur untuk melakukannya. Tetapi ibu saya lebih tahu.

Pertanyaannya menyulut dalam diri saya hasrat untuk mengetahui bagi diri sendiri.

Maka, setiap malam, di kamar tidur yang saya tempati bersama dua saudara laki-laki saya, saya menghidupkan lampu di atas tempat tidur saya dan membaca satu pasal dalam Kitab Mormon. Kemudian, mematikan lampu, saya turun dari tempat tidur untuk berlutut dan berdoa. Saya berdoa lebih tulus dan dengan hasrat yang lebih besar daripada sebelumnya. Saya meminta Bapa Surgawi untuk memberi tahu saya kebenaran dari Kitab Mormon.

Dari waktu saya mulai membaca Kitab Mormon, saya merasa bahwa Bapa Surgawi tanggap akan upaya saya. Saya merasa bahwa saya berarti bagi-Nya. Sewaktu saya membaca dan berdoa, perasaan nyaman dan damai menyertai saya. Pasal demi pasal, terang iman tumbuh semakin cemerlang dalam jiwa saya. Seiring waktu, saya menyadari bahwa perasaan ini adalah konfirmasi akan kebenaran dari Roh Kudus. Saya mengetahui bagi diri sendiri bahwa Kitab Mormon adalah benar dan Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia. Betapa bersyukurnya saya atas ajakan terilhami ibu saya.

Pengalaman membaca Kitab Mormon sebagai seorang anak lelaki ini memulai pola penelaahan tulisan suci yang berlanjut untuk memberkati saya sampai hari ini. Saya masih membaca Kitab Mormon dan berlutut dalam doa. Dan Roh Kudus memberi konfirmasi akan kebenarannya berulang-ulang.

Nefi mengatakannya dengan tepat. Merupakan kebijaksanaan dalam Tuhan bahwa kita hendaknya membawa tulisan suci bersama kita sepanjang kehidupan kita. Kitab Mormon adalah “batu kunci” yang menjadikan dispensasi ini berbeda dari semua dispensasi sebelumnya. Sewaktu kita menelaah Kitab Mormon dan mengikuti nabi yang hidup, tidak akan ada kemurtadan pribadi dalam kehidupan kita.

Undangan untuk datang ke pohon kehidupan dengan berpegang erat pada firman Allah bukanlah sekadar ajakan dari Lehi kepada keluarganya, dan itu bukan sekadar ajakan dari ibu saya kepada saya untuk membaca dan berdoa mengenai Kitab Mormon. Itu juga merupakan ajakan dari nabi Kita, Presiden Russell M. Nelson, kepada kita masing-masing.

“Saya berjanji” ujarnya, “bahwa saat Anda dengan doa yang sungguh-sungguh menelaah Kitab Mormon setiap hari, Anda akan membuat keputusan yang lebih baik—setiap hari. Saya berjanji bahwa sewaktu Anda merenungkan apa yang Anda telaah, jendela surga akan terbuka, dan Anda akan menerima jawaban atas pertanyaan Anda sendiri dan arahan untuk kehidupan Anda sendiri.”

Merupakan doa saya bahwa membaca Kitab Mormon tahun ini akan menjadi sukacita dan berkat bagi kita masing-masing dan akan semakin mendekatkan kita kepada Juruselamat.

Bapa Surgawi hidup. Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Penebus kita. Kitab Mormon memuat firman-Nya dan menyampaikan kasih-Nya. Presiden Russell M. Nelson adalah nabi Tuhan yang hidup di bumi sekarang. Saya tahu hal-hal ini adalah benar karena kesaksian yang menegaskan dari Roh Kudus, yang merupakan kesaksian pertama yang saya terima sementara membaca Kitab Mormon ketika kecil. Dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Ajaran dan Perjanjian 64:33.

  2. “Kurikulum terpadu yang dipusatkan di rumah dan didukung Gereja memiliki potensi untuk memaksimalkan kuasa keluarga, sewaktu setiap keluarga mengikuti dengan sungguh-sungguh dan cermat untuk mengubah rumah mereka menjadi tempat perlindungan iman. Saya berjanji ketika Anda dengan tekun berusaha untuk merombak rumah Anda menjadi pusat pemelajaran Injil, seiring waktu hari Sabat Anda akan menjadi kenikmatan. Anak-anak Anda akan bersemangat untuk belajar dan mengamalkan ajaran-ajaran Juruselamat, dan pengaruh si musuh dalam kehidupan Anda dan rumah Anda akan berkurang. Perubahan dalam keluarga Anda akan dramatis dan mendukung” (Russell M. Nelson, “Menjadi Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang Patut Diteladani,” Liahona, November 2018, 113).

  3. “Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku berfirman kepadamu, Aku akan memberi kepadamu dari Roh-Ku, yang akan menerangi pikiranmu, yang akan mengisi jiwamu dengan sukacita” (Ajaran dan Perjanjian 11:13).

  4. “Dispensasi adalah suatu periode waktu yang di dalamnya Tuhan memiliki setidaknya satu orang hamba yang berwenang di atas bumi yang menyandang imamat kudus beserta kunci-kunci, dan yang memiliki kewenangan ilahi untuk menyebarkan Injil kepada penduduk bumi” (Topics and Questions, “Dispensations,” Gospel Library).

  5. Lihat Musa 5:12–16.

  6. Nabi Daniel melihat zaman kita, dispensasi kita, ketika dia menafsirkan mimpi Nebukadnezar. Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir adalah batu dalam mimpi tersebut, dilepaskan dari gunung tanpa bantuan tangan, bergulir maju untuk memenuhi seluruh bumi (lihat Daniel 2:34–35, 44–45; Ajaran dan Perjanjian 65:2).

  7. “Allah Bapa dan Yesus Kristus mengunjungi Nabi Joseph Smith untuk menjadi nabi atas masa kelegaan ini. Semua kuasa ilahi dari masa kelegaan sebelumnya harus dipulihkan melaluinya. Masa kelegaan kegenapan zaman ini tidak akan dibatasi waktu maupun tempatnya. Itu tidak akan berakhir dengan kemurtadan, dan itu akan memenuhi dunia” (Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerah-berai,” Liahona, November 2006, 79–80).

  8. Russell M. Nelson, “Ceramah Pembuka,” Liahona, November 2018, 8.

  9. Lihat “Keinsafan adalah Gol Kita,” Ikutlah Aku—Untuk di Rumah dan di Gereja: Kitab Mormon 2024, v.

  10. Ajaran dan Perjanjian 50:22; lihat juga ayat 17–21.

  11. Yakub 1:3–4.

  12. Yakub 4:6.

  13. 1 Nefi 5:21–22.

  14. Baru-baru ini diumumkan bahwa 200 juta Kitab Mormon telah didistribusikan dalam dispensasi ini. Itu sungguh luar biasa. Kitab Mormon kini telah diterjemahkan ke dalam 113 bahasa, dengan lebih dari 17 terjemahan baru yang sedang diproses. Merupakan sebuah berkat untuk memiliki Kitab Mormon dalam cetakan, digital, audio, video, dan format lainnya. (Lihat Ryan Jensen, “Church Distributes 200 Millionth Copy of the Book of Mormon,” Church News, 29 Desember 2023, thechurchnews.com.)

  15. 1 Nefi 8:14–16; penekanan ditambahkan.

  16. “Pengaruh rohani terkuat dalam kehidupan seorang anak adalah teladan saleh orang tua dan kakek nenek yang penuh kasih yang dengan setia menepati perjanjian-perjanjian sakral mereka sendiri. Orang tua sengaja mengajari anak-anak mereka iman kepada Tuhan Yesus Kristus agar mereka pun ‘boleh mengetahui pada sumber apa mereka boleh memandang untuk pengampunan akan dosa-dosa mereka’ [2 Nefi 25:26]. Santai dan tidak konsisten dalam menepati perjanjian menuntun pada kemalangan rohani. Kerusakan rohani sering kali terbesar dialami oleh anak-anak dan cucu-cucu kita” (Kevin W. Pearson,“Apakah Anda Masih Bersedia?,” Liahona, November 2022, 69).

  17. Lihat Ajaran dan Perjanjian 6:22–24.

  18. Nabi Joseph Smith bertutur, “Berkenaan dengan Kitab Mormon, Nabi Joseph Smith menyatakan, “Saya memberi tahu saudara-saudara bahwa Kitab Mormon adalah yang paling benar dari kitab apa pun di atas bumi, dan batu kunci agama kita, dan seseorang akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti ajaran-ajarannya, daripada melalui kitab lain apa pun” (dalam prakata untuk Kitab Mormon).

  19. Russell M. Nelson, “Kitab Mormon: Akan Seperti Apa Hidup Anda Tanpa Kitab Ini?,” Liahona, November 2017, 62–63.