Mosia 12–13

Memiliki Perintah-Perintah Tertulis dalam Hati Anda

Nuh dan para imamnya seharusnya menjadi pemimpin rohani. Namun, mereka hidup dalam dosa dan mengajari rakyat mereka untuk melakukan hal yang sama. Abinadi mengajari mereka mengenai peranan Yesus Kristus dalam keselamatan mereka dan pentingnya memiliki perintah-perintah Allah tertulis dalam hati mereka. Sepanjang pelajaran ini, Anda akan belajar untuk mengikuti Yesus Kristus dengan lebih baik sewaktu Anda menuliskan perintah-perintah dalam hati Anda.

Kepatuhan dan kasih. Juruselamat mengajarkan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Ketika kepatuhan dimotivasi oleh kasih, itu menjadi lebih alami dan bermakna. Bantulah para siswa melihat hubungan penting antara mengamalkan Injil dan mengasihi Juruselamat.

Persiapan siswa: Para siswa dapat meminta seorang anggota keluarga atau teman untuk berbagi pengalaman saat sebuah perintah menjadi bermakna secara pribadi bagi mereka.

Kemungkinan Kegiatan Pemelajaran

Bagaimana Anda menilai kepatuhan Anda?

Anda dapat menuliskan dua pernyataan berikut di papan tulis dan kemudian meminta para siswa menilai dalam hati seberapa baik pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan mereka dari skala 1–10 (10 artinya itu menggambarkan diri mereka dengan sangat baik).

• Saya MERASAKAN pentingnya perintah-perintah Allah

• Saya MEMATUHI perintah-perintah Allah

• Apa yang mungkin menjadi kekhawatiran jika seseorang merasakan pentingnya perintah-perintah Allah tetapi tidak patuh?

• Apa yang mungkin menjadi kekhawatiran jika seseorang mematuhi perintah-perintah Allah tetapi tidak merasakan pentingnya perintah-perintah itu?

Sewaktu Anda menelaah pelajaran ini, renungkan perasaan dan kepatuhan Anda terhadap perintah-perintah Allah.

Kepatuhan dari hati

Setelah dilemparkan ke dalam penjara karena bersaksi tentang kejahatan Raja Nuh (lihat Mosia 12:9–17), Abinadi dibawa ke hadapan Nuh dan para imamnya. Abinadi menghardik mereka karena berpura-pura memahami dan mengajarkan firman Allah sementara mereka tidak menerapkan hati mereka pada pengertian. Para imam Nuh mengaku mengajarkan hukum Musa, tetapi mereka tidak menaati Hukum Musa dan tidak juga mematuhi Sepuluh Perintah. Abinadi mengajari Nuh dan para imamnya pentingnya menaati perintah-perintah (lihat Mosia 12:25–37).

Anda dapat memilih untuk menggunakan sebagian atau seluruh video “Abinadi Testifies before King Noah and His Priests” (4:35), tersedia di ChurchofJesusChrist.org, selama pelajaran.

Sebelum para siswa membaca petikan-petikan berikut, Anda dapat meminta mereka untuk membuat daftar dari Sepuluh Perintah sebanyak yang mampu mereka ingat. Sewaktu para siswa mengucapkan perintah-perintah, tulislah itu di papan tulis. Mereka kemudian dapat menggunakan penyelidikan tulisan suci berikut untuk melengkapi daftar tersebut.

Bacalah Mosia 12:34–36; 13:15–24 dan identifikasikan masing-masing dari Sepuluh Perintah. Pertimbangkan untuk menomori perintah-perintah itu dalam tulisan suci Anda.

Bacalah Mosia 13:11 dan carilah salah satu alasan Abinadi mengajarkan Sepuluh Perintah kepada Nuh dan para imamnya.

• Apa saja kebenaran yang dapat kita pelajari dari ayat ini?

Satu kebenaran yang dapat kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa perintah-perintah Allah perlu tertulis dalam hati kita.

• Menurut Anda apa artinya memiliki perintah-perintah tertulis dalam hati kita?

• Dapatkah orang patuh pada sebuah perintah tanpa memilikinya tertulis dalam hati mereka? Mengapa ya atau mengapa tidak?

• Menurut Anda bagaimana memiliki perintah-perintah tertulis dalam hati kita membantu kita mengikuti Yesus Kristus?

Presiden Bonnie L. Oscarson, mantan Presiden Umum Remaja Putri, mengajarkan kebenaran-kebenaran penting yang dapat membantu kita memahami apa artinya memiliki perintah-perintah tertulis dalam hati kita:

Kita perlu mengambil Injil dari kepala kita dan memasukkannya ke dalam hati kita! Adalah mungkin bagi kita untuk sekadar melakukan gerakan menjalankan Injil karena itu diharapkan atau karena itulah budaya di mana kita tumbuh atau karena itu merupakan kebiasaan .…

Kita semua perlu mengupayakan agar hati dan kodrat kita diubah agar kita tidak lagi memiliki hasrat untuk mengikuti jalan-jalan dunia melainkan untuk menyenangkan Allah. (Bonnie L. Oscarson, “Apakah Saya Percaya?” Liahona, Mei 2016, 88)

• Menurut Anda bagaimana orang dapat mengambil Injil dari kepala mereka dan memasukkannya ke dalam hati mereka?

Pertimbangkan untuk mencontohkan kegiatan berikut dengan memilih salah satu dari Sepuluh Perintah dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan bersama anggota kelas. Misalnya, perintah “Jangan mencuri,” ketika tertulis dalam hati seseorang, dapat menuntun seseorang untuk bekerja keras dan untuk tidak berbuat curang. Demikian juga, “Jangan membunuh” dapat menuntun seseorang untuk menghormati orang lain dan berusaha untuk tidak menanggapi dengan amarah. Anda kemudian dapat meminta para siswa menyelesaikan kegiatan tersebut secara individu, secara berpasangan, atau dalam kelompok-kelompok kecil.

Opsi alternatif adalah menugaskan perintah-perintah yang berbeda kepada para siswa dan meminta mereka berbagi jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan seorang rekan, rekan-rekan yang dirotasi ketika mereka selesai. Atau, para siswa dapat melakonkan bagaimana seseorang akan bertindak jika perintah itu tertulis di dalam hatinya.

Pilih dua atau tiga dari Sepuluh Perintah. Untuk masing-masing perintah, gambarlah sebuah hati dan tulislah perintah di atas hati tersebut. Kemudian tulislah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut di dalam setiap hati.

• Apa yang mungkin orang lakukan atau tidak lakukan jika perintah ini tertulis dalam hati mereka?

• Apa yang dapat orang lakukan untuk membantu perintah ini menjadi lebih sepenuhnya tertulis dalam hati mereka?

Mengingat Yesus Kristus

Selain tidak memiliki Sepuluh Perintah tertulis dalam hati mereka, Nuh dan para imamnya tidak memahami tujuan dari hukum Musa.

Bacalah Mosia 13:28–32, mencari tujuan dari Hukum Musa.

• Apa yang Abinadi inginkan untuk para imam Nuh pahami mengenai Hukum Musa?

Presiden Dallin H. Oaks dari Presidensi Utama mengajarkan tentang perlunya Yesus Kristus:

Pria dan wanita … dapat mendatangkan hal-hal yang hebat. Tetapi setelah segenap kepatuhan dan pekerjaan baik kita, kita tidak dapat diselamatkan dari kematian atau dampak-dampak dari dosa individu kita tanpa kasih karunia yang diulurkan oleh pendamaian Yesus Kristus. Kitab Mormon menjadikan ini jelas. Itu mengajarkan bahwa “keselamatan tidaklah datang melalui hukum itu saja” (Mosia 13:28). Dengan perkataan lain, keselamatan tidak datang semata-mata melalui menaati perintah-perintah. “Melalui hukum tidak ada daging dibenarkan” (2 Nefi 2:5) … Manusia tidak dapat memperoleh keselamatannya sendiri. (Dallin H. Oaks, “Another Testament of Jesus Christ,” Ensign, Maret 1994, 67)

• Bagaimana perintah-perintah dapat membantu kita mengingat Yesus Kristus?

• Menurut Anda bagaimana mengingat Yesus Kristus dapat membantu perintah-perintah tertulis dalam hati kita?

Pikirkan tentang sebuah perintah yang sulit untuk Anda taati atau yang Anda rasa tidak tertulis dalam hati Anda. Sewaktu Anda merenungkan perintah ini, Anda dapat mencari dalam Untuk Kekuatan Remaja (buklet, 2022). Upayakan ilham melalui Roh Kudus dan jawablah pertanyaan berikut dalam jurnal penelaahan:

Pertimbangkan untuk memutar musik instrumental yang lembut sewaktu para siswa merenungkan dan menanggapi pertanyaan berikut. Anda dapat memberi para siswa guntingan gambar hati untuk pertanyaan yang dapat mereka jawab. Kemudian ajaklah mereka untuk menempatkannya di suatu tempat untuk mengingatkan mereka akan gol mereka. Sebagai alternatif, mereka dapat menggambar hati dalam jurnal mereka, menulis di atasnya, mengambil foto gambar hati itu dengan ponsel mereka, dan menggunakan foto tersebut sebagai wallpaper ponsel mereka selama seminggu.

• Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti Yesus Kristus dengan lebih baik dan memiliki perintah ini lebih sepenuhnya tertulis dalam hati Anda?

Ulasan dan Informasi Latar Belakang

Mengapa Sepuluh Perintah masih relevan dewasa ini?

Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) mengajarkan bahwa Sepuluh Perintah (lihat Keluaran 20:3–17) adalah bagian penting dari Injil Yesus Kristus di setiap generasi:

Sepuluh Perintah dituliskan oleh jari Yehova pada loh batu untuk keselamatan dan keamanan, untuk pertahanan dan kebahagiaan anak-anak Israel, dan untuk semua generasi yang akan datang setelah mereka. (Gordon B. Hinckley, “Our Solemn Responsibilities,” Ensign, November 1991, 51)

Dalam video “Obedience to the Ten Commandments” (3:10), tersedia di ChurchofJesusChrist.org, Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan tentang kebahagiaan yang datang dari menaati Sepuluh Perintah.

Mosia 12:27. Apa artinya menerapkan hati Anda pada pengertian?

Penatua Kim B. Clark, saat melayani sebagai anggota Tujuh Puluh, mengajarkan:

Para imam [dari Raja Nuh] memiliki tulisan suci, dan mereka mengetahui tentang hukum dan para nabi, tetapi mereka belum menerapkan hati mereka pada pengertian. Hati adalah pusat simbolis dari kehendak kita, hasrat kita, komitmen, nilai dan prioritas, perasaan, dan kesaksian kita tentang kebenaran.

Memahami Injil adalah lebih dari sekadar pengalaman kognitif. Ini adalah pengalaman rohani di mana Roh Kudus bersaksi tentang kebenaran, menerangi benak kita, dan mengubah hati kita. Pengertian hati adalah karunia dari Roh.

Ketika [seorang siswa] berhasrat untuk menerapkan hatinya pada pengertian asas Injil seperti iman kepada Yesus Kristus, dia harus menjalankan hak pilihannya untuk memilih Yesus Kristus dan menjalankan asas tersebut. Pengalamannya dengan asas-asas adalah pintu gerbang menuju hatinya. Tindakannya mewenangkan Roh Kudus untuk bersaksi, mencerahkan, dan mengubah cara hatinya memeluk Tuhan dan asas tersebut. Sewaktu dia terus menjalankan asas, merenungkan pengalamannya, dan bersaksi tentang apa yang dia ketahui adalah benar, pengertiannya tentang iman akan bertumbuh, dan hatinya akan berubah.” (Kim B. Clark, “Menerapkan Hati Anda pada Pengertian” [malam bersama Pembesar Umum, 8 Februari 2019], Tabernakel Salt Lake City)

Kegiatan Pemelajaran Tambahan

Mosia 12:27. “Kamu telah tidak menerapkan hatimu pada pengertian”

Satu cara untuk mengajarkan isi dari ayat ini adalah dengan mengajak para siswa memikirkan tentang cara-cara berbeda kita memperoleh pengertian, seperti melalui penelaahan atau pengalaman. Ajaklah para siswa untuk membaca Mosia 12:27 dan mencari apa yang Abinadi ajarkan kepada Nuh dan para imamnya mengenai pengertian pada tulisan suci. Anda dapat bertanya kepada para siswa apa menurut mereka arti dari frasa “menerapkan hatimu pada pengertian.” Pernyataan dari Penatua Kim B. Clark di bagian Ulasan dan Informasi Latar Belakang dapat bermanfaat.

Musik Injil

Saat melayani sebagai anggota Tujuh Puluh, Penatua Wilford W. Andersen membandingkan mematuhi perintah-perintah Allah dengan langkah-langkah tarian serta merasakan sukacita dari mengamalkan Injil dengan mendengarkan musik (“Musik Injil,” Liahona, Mei 2015, 54–56). Pertimbangkan untuk menggunakan bagian-bagian dari ceramahnya atau video berikut untuk membantu para siswa memahami apa artinya memiliki Injil tertulis dalam hati mereka.

Kemudian ajaklah para siswa untuk membahas beberapa atau semua pertanyaan berikut secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil:  

• Apa artinya mendengarkan musik Injil bagi Anda? 

• Bagaimana ini dapat serupa dengan memiliki perintah-perintah tertulis dalam hati kita?

• Bagaimana mendengarkan musik Injil dapat mengubah bagaimana Anda melihat mengamalkan Injil?