Bab 3
Memupuk Sikap Kebahagiaan dan Semangat Optimisme
“Jadilah percaya. Jadilah bahagia. Janganlah putus asa. Segalanya akan beres.”
Dari Kehidupan Gordon B. Hinckley
Ibu Presiden Gordon B. Hinckley, Ada Bitner Hinckley, sering mengatakan bahwa “sikap bahagia dan wajah yang tersenyum dapat menyemangati seseorang hampir dari kemalangan apa pun dan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri.”1 Ayahnya, Bryant S. Hinckley, juga memiliki sebuah “pandangan yang pada hakikatnya positif.”2 Presiden Hinckley mengenang, “Ketika saya seorang pemuda dan cenderung berbicara kritis, ayah saya akan mengatakan: ‘Sikap sinis tidak memberikan kontribusi apa pun, sikap skeptis tidak menciptakan apa pun, orang yang ragu tidak mencapai apa pun.’”3 Dipengaruhi oleh nasihat dan teladan orangtuanya, pemuda Gordon Hinckley belajar menjalani hidup dengan optimisme dan iman.
Sebagai misionaris di Inggris, Elder Hinckley bekerja keras untuk mengikuti nasihat orangtuanya. Dia dan rekannya saling berjabat tangan setiap pagi dan saling mengatakan, “Kehidupan ini baik.”4 Hampir 70 tahun kemudian, dia menyarankan agar sekelompok misionaris di Filipina mengikuti praktik yang sama ini. “Kemarin adalah hari yang baik dalam kehidupan saya,” dia mengatakan kepada mereka. “Setiap hari adalah hari yang baik dalam kehidupan saya. Saya harap setiap hari adalah hari yang baik dalam kehidupan Anda—setiap dari Anda. Saya harap Anda dapat bersiap pergi di pagi hari dan menjabat tangan rekan Anda dan mengatakan, ‘Brother (Sister), kehidupan adalah baik. Mari kita pergi dan menikmati hari yang baik.’ Dan ketika Anda pulang di waktu malam, saya harap Anda dapat mengatakan kepada satu sama lain, ‘Hari ini adalah hari yang baik. Kita telah menikmatinya. Kita telah menolong seseorang sepanjang hari ini .… Kita akan menindaklanjutinya dan berdoa dan berharap semoga mereka akan datang ke Gereja.’ Setiap hari seharusnya merupakan hari yang baik di ladang misi.”5
Nasihat ini merupakan cerminan dari pendekatan Presiden Hinckley terhadap kehidupan. Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul membagikan pengamatan berikut mengenai Presiden Hinckley dan istrinya, Marjorie: “Mereka tidak membuang waktu merenungkan masa lalu atau meresahkan mengenai masa yang akan datang. Dan mereka bertahan terlepas dari kemalangan.”6 Penatua Jeffrey R. Holland, juga dari Kuorum Dua Belas, memberikan komentar: “‘Segalanya akan beres’ mungkin merupakan jaminan yang paling sering diulang oleh Presiden Hinckley kepada keluarga, teman-teman, dan rekan-rekan. ‘Teruslah mencoba,’ dia akan mengatakan. ‘Jadilah percaya. Jadilah bahagia. Janganlah putus asa. Segalanya akan beres.’”7
Ajaran-Ajaran Gordon B. Hinckley
1
Bahkan ketika banyak orang bersikap negatif dan pesimis, kita dapat memupuk semangat kebahagiaan dan optimisme.
Terdapat penyakit pesimisme yang mengerikan di negeri. Itu hampir endemis. Kita terus-menerus diberi makanan buruk yang membunuh karakter, mencari-cari kesalahan orang lain, dan berbicara jahat terhadap satu sama lain ….
Saya datang … dengan permohonan agar kita berhenti mencari badai dan menikmati sinar matahari yang lebih cerah. Saya menyarankan agar kita menonjolkan hal-hal yang positif. Saya meminta agar kita lebih banyak mencari kebaikan, agar kita menghentikan ucapan yang menghina dan mencemoohkan, agar kita lebih banyak lagi memuji kebajikan dan usaha.
Saya tidak meminta agar semua kritik diredam. Pertumbuhan datang disertai dengan koreksi. Kekuatan datang disertai dengan pertobatan. Adalah bijaksana bagi pria atau wanita yang, ketika diberi tahu orang lain bahwa mereka melakukan kesalahan, untuk mengubah perilakunya. Saya bukan menyarankan agar semua percakapan kita manis. Ungkapan cerdas yang tulus dan jujur adalah keterampilan yang harus diupayakan dan dipupuk. Hal yang saya sarankan dan minta adalah agar kita berubah dari bersikap negatif yang begitu memengaruhi masyarakat kita dan mencari kebaikan yang manis di tempat dan waktu di mana kita tinggal, agar kita lebih banyak membicarakan kebajikan satu sama lain daripada kita membicarakan kesalahan orang lain, agar optimisme menggantikan pesimisme. Biarkan iman menggantikan ketakutan kita.8
Kita memiliki setiap alasan untuk bersikap optimis di dunia ini. Tragedi ada di sekeliling kita, ya. Masalah ada di mana-mana, ya. Tetapi … Anda tidak bisa, Anda hendaknya tidak, membangun dari pesimisme atau kesinisan Anda. Anda memandang dengan sikap optimis, bekerja dengan iman, dan segala sesuatu akan terjadi.9
Jangan putus asa. Jangan menyerah. Carilah sinar matahari melalui awan. Kesempatan pada akhirnya akan terbuka bagi Anda. Jangan biarkan peramal membahayakan potensi Anda.10
Pupuklah sikap kebahagiaan. Pupuklah semangat optimisme. Berjalanlah dengan iman, bersukacitalah dalam keindahan alam, dalam kebaikan orang-orang yang Anda kasihi, dalam kesaksian yang Anda bawa di dalam hati Anda mengenai hal-hal ilahi.11
Rencana Tuhan adalah rencana kebahagiaan. Jalannya akan lebih terang, rasa khawatir akan berkurang, konfrontasi akan menjadi tidak terlalu sulit jika kita memupuk semangat kebahagiaan.12
2
Alih-alih memikirkan masalah kita, kita dapat membiarkan semangat bersyukur menuntun dan memberkati kita.
Betapa kita akan diberkati dengan luar biasa! Betapa kita seharusnya bersyukur! … Pupuklah sikap bersyukur untuk memberkati kehidupan dan untuk karunia indah dan kesempatan istimewa yang dapat kita masing-masing nikmati. Tuhan telah berfirman bahwa yang lemah lembut akan memiliki bumi. (Lihat Matius 5:5.) Saya tidak dapat mengabaikan interpretasi bahwa kelembutan hati berarti sikap bersyukur alih-alih sikap mandiri, pengakuan akan kuasa yang lebih besar melebihi dirinya sendiri, pengakuan akan Allah, dan penerimaan akan perintah-perintah-Nya. Ini adalah awal dari kebijaksanaan. Berjalanlah dengan rasa syukur di hadapan-Nya yang adalah pemberi kehidupan dan setiap karunia yang baik.13
Tidak pernah ada zaman yang lebih besar dalam sejarah dunia untuk hidup di bumi daripada zaman ini. Betapa bersyukur seharusnya perasaan kita masing-masing untuk hidup di zaman yang luar biasa ini dengan segala berkat menakjubkan yang kita miliki.14
Ketika saya memikirkan mengenai keajaiban-keajaiban yang telah datang dalam seumur hidup saya—lebih banyak daripada dalam kurun waktu seluruh gabungan sejarah umat manusia—saya berdiri dengan khidmat dan rasa syukur. Saya memikirkan mengenai kendaraan dan pesawat, komputer, mesin faks, surat elektronik, dan Internet. Semua itu begitu menakjubkan dan luar biasa. Saya memikirkan tentang langkah-langkah besar yang dibuat dalam kedokteran dan sanitasi .… Dan disertai dengan semua ini telah ada pemulihan Injil murni Yesus Kristus. Anda dan saya adalah bagian dari mukjizat dan keajaiban dari tujuan dan kerajaan besar ini yang melanda seluruh bumi memberkati kehidupan orang-orang di mana pun mereka berada. Betapa dalam rasa syukur yang saya rasakan.15
Kita hidup dalam kegenapan zaman. Tandailah ungkapan itu. Tandailah kata kegenapan. Itu menggambarkan segala yang baik yang telah dikumpulkan bersama [dari] masa lalu dan dipulihkan ke bumi dalam dispensasi akhir ini.
Hati saya … dipenuhi dengan puji syukur kepada Allah Yang Mahakuasa. Melalui karunia Putra-Nya, yang adalah Allah dunia ini, kita telah diberkati dengan begitu luar biasa. Hati saya bergetar dengan kata-kata dari nyanyian pujian kita, “Hitung satu, hitung berkatmu; pasti kau ‘kan heran kasih-Nya penuh. (Nyanyian Rohani, no. 111).16
Dengan rasa syukur di dalam hati kita, marilah kita tidak mengingat beberapa masalah yang kita miliki. Alih-alih, marilah kita menghitung berkat-berkat kita dan dalam semangat agung mengucap syukur, yang didorong oleh iman yang kuat, untuk maju membangun kerajaan Allah di bumi.17
Biarkan semangat bersyukur menuntun dan memberkati hari-hari dan malam-malam Anda. Upayakanlah itu. Anda akan mendapati itu akan memberikan hasil yang luar biasa.18
3
Injil Yesus Kristus memberi kita alasan untuk bersukacita.
Tuhan berfirman: “Karenanya, angkatlah hatimu dan bersukacitalah, dan ikatkanlah diri pada perjanjian-perjanjian yang telah engkau buat” [A&P 25:13]. Saya percaya Dia mengatakan kepada kita masing-masing, berbahagialah. Injil adalah sesuatu yang memberikan sukacita. Itu memberi kita alasan untuk bergembira.19
Janganlah lupa jati diri Anda .… Anda sesungguhnya adalah anak Allah .… Dia adalah Bapa Kekal Anda. Dia mengasihi Anda .… Dia ingin para putra dan putri-Nya berbahagia. Dosa tidak pernah merupakan kebahagiaan. Pelanggaran tidak pernah merupakan kebahagiaan. Ketidakpatuhan tidak pernah merupakan kebahagiaan. Jalan kebahagiaan ditemukan dalam rencana Bapa kita di Surga dan dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah Putra Terkasih-Nya, Tuhan Yesus Kristus.20
Terlepas jalan yang Anda tempuh dalam melakukan segala sesuatu di masa lalu, saya menawarkan kepada Anda sebuah tantangan … untuk menyelaraskan kehidupan Anda dengan ajaran-ajaran Injil, untuk memandang Gereja ini dengan kasih dan hormat dan penghargaan sebagai patokan iman Anda, untuk menjalani kehidupan Anda sebagai teladan dari apa yang Injil Yesus Kristus akan lakukan dalam mendatangkan kebahagiaan bagi individu.21
Pertobatan adalah salah satu asas utama Injil. Pengampunan adalah tanda keilahian. Ada pengharapan bagi Anda. Kehidupan Anda adalah yang akan datang, dan kehidupan dapat diisi dengan kebahagiaan, walaupun masa lalu mungkin telah dicemari dengan dosa. Ini adalah pekerjaan menyelamatkan dan membantu orang dengan masalah-masalah mereka. Ini adalah tujuan Injil.22
Saya bertemu begitu banyak orang yang terus-menerus mengeluh mengenai beban tanggung jawab mereka. Tentu saja tekanan itu berat. Ada banyak, terlalu banyak hal, untuk dilakukan. Ada beban keuangan sebagai tambahan dari semua tekanan ini, dan dengan segala hal ini kita cenderung sering mengeluh di rumah, seringkali di tempat umum. Baliklah pemikiran Anda. Injil adalah kabar baik. Manusia ada, agar mereka boleh merasakan sukacita [lihat 2 Nefi 2:25]. Jadilah bahagia! Biarkan kebahagiaan itu bersinar melalui wajah Anda dan berbicara melalui kesaksian Anda. Anda dapat mengharapkan masalah-masalah. Mungkin saja ada tragedi sesekali. Tetapi bersinar melalui semua ini adalah permohonan dari Tuhan.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28–30).
Saya menyukai perkataan dari Jenkins Lloyd Jones yang saya kutip dari sebuah kolom dalam Deseret News beberapa tahun yang lalu. Saya akan membagikannya kepada Anda .… Dia berkata:
“Siapa pun yang membayangkan bahwa kebahagiaan adalah biasa, akan membuang banyak waktu dengan berkeliling berteriak bahwa dia telah dirampok dari kebahagiaan.
Kebanyakan bola golf yang dipukul tidak jatuh ke lubang. Kebanyakan daging sapi alot. Kebanyakan anak-anak tumbuh dewasa hanya untuk menjadi orang biasa. Kebanyakan pernikahan yang berhasil memerlukan tingkat toleransi bersama yang tinggi. Kebanyakan pekerjaan lebih sering membosankan daripada sebaliknya ….
Kehidupan adalah bagaikan perjalanan dengan kereta api di masa lalu—tertunda, tergelincir, asap, debu, abu, dan guncangan-guncangan, hanya diselingi sekali-sekali dengan pemandangan indah dan suara kecepatan yang menggetarkan.
Kiatnya adalah berterima kasih kepada Tuhan karena mengizinkan Anda untuk menjalaninya.” (Deseret News, 12 Juni 1973.)
Saya ulangi, brother dan sister yang terkasih, kiatnya adalah berterima kasih kepada Tuhan karena mengizinkan Anda untuk menjalaninya; dan sesungguhnya, bukankah itu perjalanan yang menakjubkan? Nikmatilah! Tertawalah mengenai hal itu! Bernyanyilah mengenai hal itu! Ingatlah perkataan dari penulis Amsal:
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22.)23
Biarlah sesuatu yang ceria mengisi kehidupan Anda. Biarlah Anda menikmati kesenangan dan kebahagiaan, rasa humor, sekali-sekali tertawa akan hal-hal yang lucu.24
Dalam segala kehidupan ada banyak kesenangan dan tawa. Kehidupan adalah untuk dinikmati, bukan hanya untuk ditanggung.25
4
Injil adalah pesan mengenai kemenangan untuk dinikmati dengan antusiasme, kasih sayang, dan optimisme.
Saya berdiri di sini hari ini sebagai orang yang optimis mengenai pekerjaan Tuhan. Saya tidak bisa memercayai bahwa Allah telah menetapkan pekerjaan-Nya di bumi untuk gagal. Saya tidak bisa memercayai bahwa pekerjaan itu semakin melemah. Saya tahu bahwa pekerjaan itu semakin kuat .… Saya memiliki iman yang sederhana dan takzim bahwa yang benar akan berjaya dan kebenaran akan menang.26
Kisah tentang Kaleb dan Yosua dan para pengintai lain dari Israel selalu membangkitkan minat saya. Musa memimpin anak-anak Israel ke padang belantara. Di tahun kedua pengembaraan mereka, dia memilih seorang wakil dari setiap dua belas suku untuk mencari tanah Kanaan dan membawa kembali laporan mengenai sumber-sumber dan rakyatnya. Kaleb mewakili suku Yehuda, Yosua suku Efraim. Dua belas dari mereka pergi ke tanah Kanaan. Mereka menemukan tanah itu subur. Mereka telah pergi selama empat puluh hari. Mereka membawa kembali beberapa dari “hasil anggur” sebagai bukti produktivitas negeri itu (Bilangan 13:20).
Mereka datang menghadap Musa dan Harun dan semua umat dari anak-anak Israel dan mereka mengatakan mengenai negeri Kanaan, “Memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya” (ayat 27).
Tetapi sepuluh dari pengintai menjadi korban dari keraguan dan ketakutan mereka sendiri. Mereka memberikan laporan yang negatif mengenai jumlah dan perawakan tinggi orang-orang Kanaan. Mereka berkesimpulan bahwa “mereka lebih kuat dari pada kita” (ayat 31). Mereka membandingkan mereka sendiri sebagai belalang dibandingkan dengan orang-orang raksasa yang telah mereka lihat di negeri itu. Mereka adalah korban dari sifat penakut mereka sendiri.
Lalu Yosua dan Kaleb berdiri di hadapan orang-orang dan berkata, “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka” (14:7–9).
Tetapi orang-orang lebih memercayai sepuluh orang yang ragu itu daripada memercayai Kaleb dan Yosua.
Maka Tuhanlah yang menyatakan bahwa anak-anak Israel harus mengembara di padang belantara selama empat puluh tahun sampai generasi dari mereka yang telah berjalan dengan keraguan dan ketakutan meninggal. Tulisan suci mencatat bahwa “orang-orang itu mati, kena tulah di hadapan Tuhan.
Tetapi yang tinggal hidup dari orang-orang yang telah pergi mengintai negeri itu hanyalah Yosua … dan Kaleb” (ayat 37–38). Hanya dua orang dari kelompok itu yang selamat melewati empat dekade pengembaraan mereka dan yang memiliki hak istimewa memasuki tanah perjanjian yang mengenainya mereka telah melaporkan dengan cara yang positif.
Kita melihat beberapa di sekeliling kita yang tidak peduli mengenai masa depan pekerjaan ini, yang apatis, yang berbicara mengenai keterbatasan-keterbatasan, yang mengungkapkan rasa takut, yang meluangkan waktu mereka mencari-cari dan menulis mengenai apa yang mereka anggap kelemahan-kelemahan yang sebenarnya tidak memiliki konsekuensi. Dengan keraguan mengenai masa lalu, mereka tidak memiliki pandangan mengenai masa depannya.
Hal yang baik dikatakan mengenai masa lalu, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29:18). Tidak ada tempat dalam pekerjaan ini bagi mereka yang hanya percaya pada Injil keputusasaan. Injil adalah kabar baik. Injil adalah pesan kemenangan. Injil adalah asas untuk dianut dengan antusiasme.
Tuhan tidak pernah berfirman bahwa tidak akan ada kesulitan-kesulitan. Umat kita telah mengenal kesengsaraan dalam segala bentuk sebagaimana orang-orang yang telah menentang pekerjaan ini telah alami juga. Tetapi iman telah menunjukkan melalui segala kesedihan mereka. Pekerjaan ini telah bergerak maju secara konsisten dan tidak pernah mundur satu langkah pun sejak awal ….
… Ini adalah pekerjaan dari Yang Mahakuasa. Apakah kita sebagai individu mau bergerak maju itu akan bergantung pada kita. Tetapi Gereja tidak akan pernah gagal untuk bergerak maju ….
Ketika Tuhan membawa Musa untuk menghadap-Nya, Dia kemudian berfirman kepada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi” (Yosua 1:9). Ini adalah pekerjaan-Nya. Jangan pernah melupakan itu. Terimalah itu dengan antusiasme dan kasih sayang.27
5
Dengan pengetahuan bahwa kita semua adalah anak-anak Allah, kita dapat berdiri sedikit lebih tinggi, bangkit sedikit lebih tinggi, dan menjadi sedikit lebih baik.
Terdapat kecenderungan yang menyedihkan dalam dunia sekarang bagi orang-orang untuk saling menjatuhkan. Pernahkah Anda menyadari bahwa tidak diperlukan banyak kecerdasan untuk melontarkan pernyataan yang dapat melukai hati orang lain? Cobalah untuk melakukan hal yang sebaliknya. Cobalah berikan pujian-pujian ….
Ada pula dalam masyarakat kita kecenderungan yang menyedihkan di antara banyak dari kita yang meremehkan diri kita sendiri. Bagi kita orang lain mungkin terlihat memiliki kepercayaan diri, tetapi faktanya adalah bahwa kebanyakan dari kita memiliki perasaan rendah diri. Hal yang penting adalah untuk tidak mengatakan pada diri sendiri mengenai itu .… Hal yang penting adalah untuk memanfaatkan sebaik mungkin semua yang kita miliki.
Jangan membuang waktu untuk mengasihani diri Anda sendiri. Jangan menyepelekan diri Anda sendiri. Jangan pernah lupa bahwa Anda adalah anak Allah. Anda memiliki hak kesulungan ilahi. Sesuatu yang berhubungan dengan kodrat Allah ada di dalam diri Anda.28
Kita menyanyikan, “Aku Anak Allah,” (Nyanyian Rohani, no. 144). Itu bukan khayalan belaka, khayalan yang puitis—itu adalah kebenaran yang hidup. Ada sesuatu yang ilahi di dalam diri kita masing-masing yang perlu dipupuk, yang perlu dimunculkan, yang perlu diungkapkan. Anda para ayah dan ibu, ajarkanlah kepada anak-anak Anda bahwa mereka, dalam arti yang sebenar-benarnya, adalah putra dan putri Allah. Tidak ada kebenaran yang lebih mulia di seluruh bumi daripada itu—untuk memikirkan bahwa kita memiliki sifat keilahian di dalam diri kita.29
Percayalah pada diri Anda sendiri. Percayalah akan kemampuan Anda untuk melakukan hal-hal yang hebat dan baik. Percayalah bahwa tidak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki. Percayalah bahwa tidak ada badai yang terlalu besar yang tidak dapat Anda lewati. … Anda adalah anak Allah, yang memiliki kemampuan tak terbatas.30
Berdirilah sedikit lebih tinggi, bangkitlah sedikit lebih tinggi, dan jadilah sedikit lebih baik. Berusahalah lebih keras lagi. Anda akan lebih bahagia. Anda akan memiliki kepuasan baru, kegembiraan baru dalam hati Anda.31
Tentu saja akan ada beberapa masalah dalam proses itu. Akan ada kesulitan-kesulitan untuk diatasi. Tetapi itu tidak akan berlangsung selamanya. [Allah] tidak akan meninggalkan Anda ….
Pandanglah pada hal yang positif. Ketahuilah bahwa Dia mengawasi Anda, bahwa Dia mendengar doa-doa Anda dan akan menjawabnya, bahwa Dia mengasihi Anda dan akan menyatakan kasih itu.32
Ada begitu banyak hal yang manis dan layak dan indah untuk dibangun. Kita adalah pengambil bagian dari Injil Yesus Kristus. Injil berarti “kabar baik!” Pesan Tuhan adalah pesan pengharapan dan keselamatan! Suara Tuhan adalah suara kabar gembira! Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan pencapaian yang agung!
Di saat-saat yang gelap dan sulit Tuhan berfirman kepada mereka yang Dia kasihi: “Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27).
Kata-kata agung untuk memberikan keyakinan ini adalah suar bagi kita semua. Kepada-Nyalah kita boleh menaruh kepercayaan. Karena Dia dan janji-janji-Nya tidak akan pernah gagal.33
Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran
Pertanyaan
-
Pikirkanlah mengenai nasihat Presiden Hinckley untuk “mencari lebih dalam” hal-hal yang baik dan untuk “memupuk sikap kebahagiaan [dan] semangat optimisme” (bagian 1). Mengapa kita membutuhkan nasihat ini sekarang? Bagaimanakah kita dapat memupuk sikap kebahagiaan?
-
Presiden Hinckley mengatakan bahwa “hasil yang luar biasa” datang ketika kita membiarkan “semangat bersyukur menuntun dan memberkati [kita]” (bagian 2). Menurut Anda mengapa “hasil yang luar biasa ini” datang? Bagaimana Anda telah diberkati ketika Anda memiliki semangat bersyukur?
-
Apa pendapat Anda mengenai analogi kehidupan “bagaikan perjalanan dengan kereta api di masa lalu”? (Lihat bagian 3.) Bagaimana “kabar baik” Injil memengaruhi cara Anda mendekati perjalanan itu?
-
Bagaimana menurut Anda kisah tentang Kaleb dan Yosua berlaku dalam kehidupan Anda? (Lihat bagian 4.) Apa contoh-contoh yang telah Anda lihat untuk orang-orang yang menerima Injil dengan bersemangat? Jika kita mendapati diri kita sendiri merasa putus asa, bagaimanakah kita dapat memulihkan optimisme kita? Pengalaman-pengalaman apa yang telah meningkatkan optimisme Anda mengenai pekerjaan Tuhan?
-
Mengapa menurut Anda terdapat kecenderungan untuk menyepelekan orang lain dan diri kita sendiri? Bagaimana kita dapat mengatasi kecenderungan ini? Apa yang dapat kita lakukan, sebagai individu dan keluarga, untuk menolong orang lain “berdiri sedikit lebih tinggi” dan “bangkit sedikit lebih tinggi”? (Lihat bagian 5.)
Tulisan Suci Terkait
Yohanes 16:33; Filipi 4:13; Mosia 2:41; Alma 34:38; Eter 12:4; A&P 19:38–39; 128:19–23
Bantuan Belajar
“Bertindak atas apa yang telah Anda pelajari akan mendatangkan pengertian yang bertambah dan langgeng (lihat Yohanes 7:17)” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 19). Pertimbangkanlah untuk menanyakan pada diri Anda sendiri bagaimana Anda dapat menerapkan ajaran-ajaran Injil di rumah, di tempat kerja, dan dalam tanggung jawab Gereja Anda.