Siapa yang Berada di Pihak Tuhan? Siapa?
Tuhan perlu mengetahui siapa yang dapat Dia andalkan.
Malam ini saya ingin memusatkan ulasan saya pada seruan bersemangat sebuah nyanyian rohani kesukaan untuk melayani, “Siapa yang berada di pihak Tuhan? Siapa? Sekaranglah saatnya untuk menunjukkan” (Hymns, no. 260, diterjemahkan secara bebas).
Dalam masa kelegaan kegenapan waktu ini, sewaktu kita bersiap untuk peperangan terakhir melawan kejahatan dalam penantian akan kembalinya Kristus ke bumi, sangatlah penting untuk mengetahui siapa yang berada di pihak Tuhan. Tuhan perlu mengetahui siapa yang dapat Dia andalkan.
Anda akan mengharapkan bahwa setiap pemegang imamat dapat diandalkan tampil untuk pelayanan dalam barisan tentara Tuhan. Saat ini, dalam Gereja ada sekitar tiga juta pemegang imamat, terbagi merata antara Imamat Harun dan Imamat Melkisedek.
Sayangnya, terlalu banyak dari para pria ini, yang muda dan yang tidak begitu muda, hilang dan tidak hadir tanpa izin.
Suatu hari mereka masing-masing duduk dengan rendah hati, sementara para pria dengan wewenang menumpangkan tangan ke atas kepala mereka dan menganugerahkan imamat ke atas mereka. Hari itu mereka semua membuat sebuah perjanjian kepatuhan dan pelayanan dengan Tuhan
Untuk mengerti pentingnya perjanjian-perjanjian ini kita perlu bertanya kepada diri kita, “Apakah imamat itu?” Setiap diaken yang waspada mengetahui jawaban pertanyaan ini: Imamat adalah kuasa untuk bertindak dalam nama Allah.
Apa artinya ini bagi Anda para diaken, pengajar, dan imam? Pertama, itu berarti Anda diberi wewenang untuk mengedarkan, mempersiapkan, dan memberkati sakramen. Apakah ini tugas penting? Benar sekali!
Siapa yang pertama kali menyelenggarakan pelayanan sakramen yang kita miliki catatannya? Tentu saja jawabannya adalah Tuhan Yesus Kristus. Pada malam sebelum penderitaan-Nya di Taman Getsemani, Kristus mempersiapkan, memberkati dan mengedarkan sakramen kepada murid-murid-Nya. Dengan demikian ketika kita menyelenggarakan tata cara kudus ini, kita sebenarnya menggantikan Juruselamat Sendiri. Itu istimewa!
Yohanes Pembaptis menumpangkan tangannya di atas kepala Joseph Smith dan Oliver Cowdery serta menganugerahkan kepada mereka imamat Harun dan menyatakan, “Aku menganugerahkan Imamat Harun, yang memegang kunci-kunci pelayanan para malaikat, dan Injil pertobatan, dan pembaptisan melalui pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa” (A&P 13:1). Itu adalah sebuah tanggung jawab penting bagi para pria dari berbagai usia. Dengan tanggung jawab ini, kita dengan jelas, berada di pihak Tuhan.
Bagaimana dengan Imamat Melkisedek? Bagian ke 84 Ajaran dan Perjanjian berbunyi, “Dan imamat yang lebih tinggi ini melayani Injil dan memegang kunci rahasia kerajaan, yaitu kunci pengetahuan Allah” (ayat 19). Imamat ini memegang kuasa untuk melayani dan memimpin, untuk memberkati dan menyembuhkan, untuk mengajar dan memeteraikan. Kegiatan-kegiatan pelayanan keimamatan ini dengan jelas menempatkan para saudara yang mengambil bagian di dalamnya di pihak Tuhan.
Salah satu contoh yang paling besar dari kuasa pemeteraian imamat adalah kisah Nefi, putra Helaman. Karena ketekunannya dalam memaklumkan firman Allah, Tuhan memberikan kepadannya kuasa pemeteraian sehingga “apa pun yang akan engkau meteraikan di atas bumi, akan dimeteraikan di dalam surga, dan apa pun yang akan engkau lepaskan di atas bumi, akan dilepaskan di surga” (Helaman 10:7). Nefi akan menjadi pemimpin yang kuat dalam barisan tentara Tuhan di setiap masa kelegaan.
Betapa merupakan sebuah tindakan kepercayaan yang besar di pihak Bapa kita di Surga untuk berbagi dengan kita sebagian dari kuasa-Nya, agar kita dapat membantu Dia dalam pekerjaan besar-Nya sewaktu pekerjaan ini menggelinding maju memenuhi bumi.
Perhatikan betapa hati-hatinya kita telah diajar mengenai bagaimana menganugerahkan wewenang imamat. Ketika saya berusia 12 tahun, ayah saya, Charles Oaks, dan uskup saya, George Collard, menumpangkan tangan mereka di atas kepala saya, dan menganugerahkan kepada saya Imamat Harun serta menahbiskan saya sebagai seorang diaken.
Beberapa tahun kemudian, ketika itu Penatua Gordon B. Hinckley menggunakan prosedur yang sama yang diarahkan dari surga ini untuk menahbiskan saya sebagai seorang Tujuh Puluh. Setiap penahbisan mencerminkan kepercayaan ilahi tambahan dan kesempatan baru untuk melayani di pihak Tuhan.
Ketika bala tentara dibentuk, peperangan umumnya berlangsung di medan perang yang besar. Tetapi perang bagi jiwa ini sungguh berbeda. Pertentangan terjadi setiap hari dalam kehidupan perorangan dan mengadu tentara Tuhan melawan kekuatan ketamakan, mementingkan diri, dan hawa nafsu dari Setan.
Para pemuda berotot dalam kelompok 2.060 teruna Helaman, berbaris bahu bersentuhan bahu, menunjukkan perlunya kekuatan fisik yang besar untuk bergabung dengan barisan mereka. Tetapi ada tempat bagi setiap jiwa pemberani dalam upaya ini.
Kami memiliki seorang cucu laki- laki berusia 11 tahun, Andrew, yang terkekang di kursi roda, barangkali selama sisa hidupnya. Dia akan ditahbiskan menjadi diaken pada musim gugur ini, dan akan bergabung dalam tentara imamat Tuhan. Cacat fisiknya tidak akan membatasinya dalam peperangan ini, karena senjata pilihannya bukanlah tombak dan pedang yang digunakan di medan perang yang kacau-balau.
Melainkan, senjata bernilai kekal yang menggambarkan seluruh perlengkapan perang Allah adalah kebenaran, kesalehan, iman, doa, dan firman Allah (lihat Efesus 6:13–18). Senjata-senjata ini digunakan dalam pikiran, mulut, dan gerakan kita. Setiap pemikiran, perkataan, dan perbuatan yang saleh merupakan sebuah kemenangan bagi Tuhan.
Itulah sebabnya Andrew tidak memiliki kelemahan dalam peperangan ini. Orang tuanya telah mengajarnya dengan baik. Dia berdiri siap untuk bergabung dengan barisan persaudaraan keimamatan.
Taruhannya luar biasa tinggi. Hadiahnya adalah jiwa-jiwa putra dan putri Allah, keselamatan kekal mereka. Dan jiwa-jiwa ini akan dimenangkan atau dikalahkan berdasarkan pada kebajikan dan kebersihan, berdasarkan pada kasih amal dan pelayanan, serta berdasarkan pada iman dan pengharapan.
Andrew akan bergabung dengan kuorum diaken di lingkungan asalnya. Mereka akan mengajarkannya untuk mengedarkan sakramen dan untuk mengumpulkan persembahan puasa. Mereka akan menjaganya, karena begitulah kuorum imamat itu—memelihara satu sama lain. Pada kenyataannya, demikianlah tentara imamat Tuhan diorganisasi, yaitu dalam kuorum- kuorum.
Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya sebagai seorang pilot di Angkatan Udara Amerika. Para pria dari skuadron saya masih tetap, hingga saat ini, kelompok yang erat bersatu, terus dalam berhubungan dekat setelah 40 tahun.
Dalam pelatihan kami sebagai pilot pesawat tempur, salah satu peraturan yang paling utama dan mendasar adalah, “Jagalah rekan pilot lain yang berada di luar dan di belakang dalam sebuah formasi penerbangan. Secara tetap periksalah posisi jam 6-nya untuk memastikan tidak ada musuh yang menyelinap di belakangnya.”
Jika merupakan saran yang baik untuk melindungi rekan dalam sebuah skuadron tempur, maka merupakan saran yang baik untuk tetap berada berdekatan dan melindungi para anggota kuorum kita ketika kita berusaha untuk berdiri teguh di pihak Tuhan. Kita hendaknya bersemangat untuk pergi ke luar dan mencari mereka ketika mereka tersesat.
Berdiri teguh di pihak Tuhan khususnya amatlah bernilai pada saat ini. Nabi kita secara teratur menegaskan bahwa ini adalah hari-hari terakhir. Kita mengetahuidari tanda-tanda zaman bahwa akhir itu semakin dekat. Setan mengetahui dari juga. Dia dan tentaranya tampaknya tidak pernah tidur.
Dalam sebuah pertemuan pelatihan kepemimpinan imamat sedunia, Presiden Hinckley, yang melihat kondisi amoral dunia, menyatakan, “Saya tidak mengetahui bahwa hal-hal menjadi lebih buruk daripada zaman Sodom dan Gomora.”
Dia selanjutnya mengatakan, “Kota-kota itu dan penduduknya yang jahat dibinasakan. Kita melihat kondisi yang sama pada zaman sekarang. Hal itu masih seperti itu di seluruh dunia. Saya pikir Bapa kita pastilah menangis sewaktu Dia memandang ke bawah ke arah para putra dan putri-Nya yang menyimpang” (“Berdiri Kukuh dan Tak Tergoyahkan,” Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia, 10 Januari 2004, 20).
Saya tidak tahu seberapa banyak lagi nabi kita harus berkata-kata kepada kita untuk menganggap diri kita diperingatkan.
Dalam sebuah ceramah konferensi baru-baru ini, Penatua Dallin H. Oaks menyatakan, “Tanda-tanda Kedatangan Kedua ini ada di sekeliling kita dan kelihatannya meningkat dalam frekuensi dan intensitasnya …. Sementara kita tidak berdaya untuk mengubah kenyataan dari Kedatangan Kedua dan tidak dapat mengetahui waktunya yang tepat, kita dapat mempercepat persiapan kita sendiri dan mencoba untuk memengaruhi persiapan mereka yang berada di sekitar kita. Kita perlu melakukan baik persiapan jasmani maupun persiapan rohani untuk peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan yang akan terjadi pada Kedatangan Kedua”(“Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Liahona, Mei 2004, 7–10).
Dan pernyataan-pernyataan peringatan ini datang jauh sebelum waktu kehancuran oleh angin topan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Karibia dan kerusakan oleh tsunami di Asia Timur.
Nyanyian rohani kita “Siapa yang berada di pihak Tuhan?” mengajarkan kita, “Sekaranglah saatnya untuk menunjukkan. “Sekarang waktunya untuk berdiri teguh dalam iman kita dan pada asas-asas kita, seperti Kapten Moroni. Kita dibutuhkan sekarang, para diaken, pengajar, imam, uskup penatua, imam besar, dan bapa bangsa. Sekarang adalah waktunya untuk menujukkan penghargaan kita atas kurban tebusan Tuhan kita Yesus Kristus. Sekaranglah waktunya untuk menunjukkan iman kita melalui kepatuhan kita pada perintah-perintah mendasar seperti hukum kemurnian akhlak dan persepuluhan, Kata-Kata Bijaksana, dan menguduskan Hari Sabat.
Sekaranglah waktunya untuk memperingatkan para tetangga kita dengan membagikan pesan Injil kepada mereka. Sekaranglah waktunya untuk menyediakan bagi dunia sebuah teladan dari kepatutan dan kesopanan, sebuah teladan dari kebajikan dan kebersihan. Kita hendaknya tidak pernah menyia-nyiakan kuasa imamat kita, berkubang dalam kebusukan, kehancuran, kekotoran, dan lumpur pornografi.
Sekaranglah waktunya untuk mengingat kembali perjanjian-perjanjian yang telah kita buat dengan Tuhan dalam air baptisan, perjanjian-perjanjian yang kita buat ketika kita menerima sumpah dan perjanjian imamat, serta perjanjian-perjanjian yang kita buat di dalam bait suci-bait suci-Nya yang kudus.
Sekarang sungguh-sungguh adalah waktunya untuk menunjukkan bahwa kita berada di pihak Tuhan.
Saudara-saudara, ini adalah pekerjaan-Nya. Injil Yesus Kristus telah dipulihkan dalam kegenapannya pada zaman akhir ini melalui Nabi Joseph Smith. Kristus berdiri sebagai kepala Gereja ini, memimpinnya maju melalui Nabi-Nya yang hidup Gordon B. Hinckley. Kristus akan kembali ke bumi untuk berkuasa dan memerintah, dan kita masing-masing akan, suatu hari kelak, berdiri di hadapan-Nya untuk dihakimi menurut pemikiran, perbuatan dan keinginan hati kita. Dia adalah Juruselamat kita dan Penebus kita, dan demikian saya bersaksi dalam nama-Nya yang kudus amin.