Elisa Young Rogers Wirthlin Meninggal Dunia
Elisa Young Rogers Wirthlin, istri Penatua Joseph B. Wirthlin dari Kuorum Dua Belas Rasul, meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 2006, karena usia lanjut.
Penatua Wirthlin memuji rekan kekalnya baru-baru ini dalam konferensi umum sesi Sabtu siang (lihat hlm. 28): “Dia adalah kekuatan dan sukacita saya. Karena dia, saya adalah seorang pria, suami, dan ayah yang lebih baik .… Saya berutang lebih banyak kepada istri saya daripada apa yang dapat saya ungkapkan. Saya tidak tahu apakah ada pernikahan yang sempurna tetapi, dari sudut pandang saya, saya pikir pernikahan kami sempurna .… Sebagaimana Elisa adalah sukacita besar saya, sekarang kepergiannya adalah kesedihan besar saya.
Elisa Rogers, anak bungsu dari empat bersaudara, dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1919, di Salt Lake City. Dia dan Penatua Wirthlin dinikahkan di Bait Suci Salt Lake pada tanggal 26 Mei 1941, oleh David O. McKay, yang saat itu menjabat sebagai penasihat dalam Presidensi Utama. Penatua Wirthlin dipanggil menjadi Rasul pada tahun 1986.
Sister Wirthlin adalah keturunan langsung dari pionir Utah. Ayahnya, Orson Madsen Rogers, adalah cucu lelaki Aurelia Spencer Rogers, presiden pertama Pratama, yang diorganisasi di Utah pada tahun 1878. Ibunya, Bernice Young, adalah cucu perempuan Joseph Young, saudara lelaki Presiden Brigham Young.
Lulusan Universitas Utah dengan gelar dalam pendidikan bisnis, Sister Wirthlin bekerja sebagai sekretaris di kantor administrasi universitas tersebut sampai dia memiliki anak pertamanya. Kemudian dia membantu suaminya dengan pekerjaan kesekretarisan di rumah mereka sementara Penatua Wirthlin mengelola bisnis keluarga.
Pasangan Wirthlin adalah orang tua dari tujuh putri dan seorang putra. Semua anak mereka sekolah di SD Uintah, SMP Roosevelt, dan SMA East—semasa mudanya Sister Wirthlin juga bersekolah di sana. Ketika anak-anak masih sekolah dia aktif di PMOG, dan sebagai anggota klub opera dia mengajar kelas apresiasi opera untuk anak-anak.
Dia tidak sering bepergian ketika anak-anaknya masih kecil dan pergi naik pesawat terbang pertamanya pada saat dia menjelang usia 50-an. Sejak saat itu dia melakukan perjalanan bersama suaminya ke banyak negara dalam memenuhi tugas-tugas Gereja. Keluarga Wirthlin tinggal di Jerman selama lima tahun, dimana Sister Wirthlin mengembangkan kasih yang besar bagi negara tersebut dan penduduknya.
Selama pelayanannya dalam organisasi pelengkap Gereja, dia paling tersentuh ketika kesempatan datang kepadanya untuk membantu keluarga-keluarga yang menderita karena penyakit atau memiliki kebutuhan lain. Dengan filosofi bahwa di mana pun Anda berada, di situlah tempat terbaik untuk melayani, dia menikmati setiap kesempatan untuk mengabdikan dirinya.
Di tempat khusus di rumahnya terdapat sebuah kursi antik yang diberikan kepada Sister Wirthlin oleh ibunya. Dia sering duduk di kursi itu dan membaca tulisan suci dan bahan-bahan lainnya untuk penghiburan, dorongan semangat, serta kenikmatan. Bermain tenis, merajut, dan berjalan-jalan adalah minat tambahan yang Sister Wirthlin lakukan. Dia juga berbahagia dalam hubungan yang dia dan suaminya miliki bersama 8 anak, 46 cucu, serta 49 cicit mereka.