2007
Diberkatilah Semua yang Murni Hatinya
November 2007


Diberkatilah Semua yang Murni Hatinya

Semoga Allah memberkati usaha kita yang tulus untuk menjadi murni dalam hati dan pikiran, sehingga “kebajikan tak henti-hentinya [dapat] menghiasi pikiran kita.”

Berjalan-jalan di pantai Karibia pada pagi yang cerah beberapa tahun lalu, istri saya dan saya melihat beberapa perahu ikan kecil yang telah ditarik ke darat. Ketika kami berhenti untuk melihat ke perahu tersebut, saya mempelajari sesuatu tentang memancing yang tidak pernah saya lupakan. Selain menggunakan jaring, tali, atau kait, nelayan setempat menggunakan perangkap sederhana yang terbuat dari kawat yang saling diikatkan. Setiap perangkap berbentuk seperti kotak. Nelayan memotong kira-kira delapan inci panjangnya di setiap bagian dari perangkap itu kemudian membengkokkan potongan kabel itu ke dalam, membuat lubang sempit tempat ikan dapat masuk.

Anda mungkin dapat menebak bagaimana perangkap itu bekerja. Nelayan melemparkan perangkap yang telah diberi umpan ke lautan dan menurunkannya sampai ke dasar. Ketika seekor ikan [sebesar ikan untuk makan malam] mendekati perangkap dan merasakan umpan, ikan akan menemukan celah di sisi perangkap dan berenang masuk, memaksa masuk di antara kabel yang terpotong. Lalu, ketika ikan yang terperangkap mencoba berenang keluar, ikan itu akan mengetahui bahwa adalah mudah untuk menekan balik kabel yang terpotong untuk masuk ke dalam perangkap, tetapi tidaklah mungkin untuk berenang melawan ujung yang runcing agar dapat keluar—ikan itu tertangkap. Ketika nelayan kembali, mereka menarik perangkap keluar dari air dan ikan yang terperangkap segera menjadi makan malam seafood yang segar.

Ada sebuah catatan dalam Perjanjian Lama tentang seseorang yang jatuh dalam perangkap yang sama. Orang itu adalah Raja Daud yang perkasa, dan apa yang terjadi adalah salah satu dari kisah paling menyedihkan dalam tulisan suci.

“Pada pergantian tahun … pada waktu raja-raja biasanya pergi berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel, dan mereka [memusnahkan bani Amon]. Sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi, perempuan itu sangat elok rupanya” (2 Samuel 11:1–2).

Daud tahu nama perempuan itu adalah Batsyeba. Suaminya, Uria, seorang tentara, sedang berperang melawan bangsa Amon dengan semua pasukan, dimana Daud, raja mereka, seharusnya berada. Daud membawa Batsyeba ke istana. Mereka melakukan perzinaan, dia kemudian hamil, dan Daud mulai takut kalau-kalau perzinaan mereka akan diketahui. Berharap untuk menutupi dosanya, Daud memerintahkan agar Uria dikirim kembali ke Yerusalem. Uria kembali, tetapi menolak prinsip untuk kembali ke rumahnya dan menemui Batsyeba. Daud kemudian mengatur agar Uria terbunuh dalam pertempuran (lihat 2 Samuel 11:3–17). Rangkaian dari keputusan yang mengerikan ini mendatangkan kematian bagi Uria dan kesengsaraan bagi Daud, Batsyeba, dan pada akhirnya seluruh kerajaan. Dengan banyak keironisan, Alkitab menyebutkan, “Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata Tuhan” (2 Samuel 11:27).

Apakah Anda melihat bagaimana Daud masuk dalam perangkap ini? Dia berada di atap istananya dan di halaman bawah dekat situ dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya. Itu adalah umpan musuh. Kesopanan, kemurnian akhlak, dan penilaian yang baik mengharuskan Daud berpaling sesegera mungkin dan tidak melihat lagi, tetapi dia tidak melakukannya. Alih-alih, dia membiarkan pikirannya membayangkan hal-hal terlarang, pikiran itu menuntun pada tindakan, dan segalanya secara cepat berubah dari sesuatu yang jahat ke sesuatu yang buruk lalu ke sesuatu yang fatal. Daud telah terperangkap, dan bagi dia konsekuensinya adalah kekal.

Ada perangkap rohani saat ini yang disebut pornografi, dan banyak orang yang terpikat dengan pesan-pesannya yang provokatif, memasuki perangkap yang mematikan ini. Seperti perangkap lainnya, adalah mudah untuk masuk tetapi sulit untuk keluar. Beberapa orang merasionalisasi bahwa mereka dapat begitu saja melihat pornografi tanpa menderita akibatnya yang merugikan. Pada awalnya mereka berkata, “Ini tidak begitu buruk,” atau “Siapa peduli? Ini tidak akan membuat perbedaan,” atau “Saya hanya penasaran.” Tetapi mereka salah. Tuhan telah memperingatkan, “Dan dia yang memandang seorang perempuan dan bernafsu kepadanya akan mengingkari iman, dan tidak akan memiliki Roh, dan kalau dia tidak bertobat akan disingkirkan” (A&P 42:23). Itulah apa yang sebenarnya terjadi pada Daud: dia melihat Batsyeba, bernafsu kepadanya, dan kehilangan Roh. Betapa akan berbedanya kehidupan Daud selanjutnya seandainya saja dia hanya melihat sepintas lalu.

Sejalan dengan hilangnya Roh, pecandu pornografi juga kehilangan pandangan dan kemampuan menilai. Seperti Raja Daud, mereka mencoba untuk menyembunyikan dosa mereka, melupakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat disembunyikan dari Tuhan (lihat 2 Nefi 27:27). Akibat yang nyata mulai terakumulasi seperti berkurangnya harga diri, hubungan yang manis menjadi hambar, perkawinan menjadi layu, dan korban yang tak berdosa mulai bertambah. Menemukan bahwa apa yang mereka lihat tidak lagi memuaskan, mereka melakukan percobaan dengan gambar-gambar yang lebih berbahaya. Mereka sedikit demi sedikit kecanduan meskipun mereka tidak mengetahuinya atau menyangkalnya, dan seperti sikap Daud, sikap mereka memburuk ketika standar moral mereka hancur.

Seperti kebudayaan populer di seluruh dunia yang semakin buruk, ketidakhormatan semakin memenuhi media, hiburan, iklan, dan internet. Tetapi popularitas menurut norma yang berlaku di dunia adalah tingkat yang sangat membahayakan yang digunakan untuk mengukur apa yang benar atau bahkan apa yang tidak berbahaya. Tayangan di film atau televisi mungkin sangat terkenal atau digemari oleh jutaan penonton, meskipun memperlihatkan gambar-gambar dan tingkah laku yang tidak senonoh. Jika sesuatu di film “tidak terlalu buruk,” maka otomatis berarti itu pun tidak terlalu baik. Jadi, kenyataan bahwa orang-orang yang melihat film atau membuka situs Jaringan yang tidak pantas bukanlah alasan untuk kita. Kehidupan pemegang imamat harus menyamai standar-standar Juruselamat dan Gereja-Nya, bukan standar dunia.

Juruselamat mengajarkan, “Dan berbahagialah semua orang yang berhati murni, karena mereka akan melihat Allah” (3 Nefi 12:8). Janji-janji Injil adalah meneguhkan dan memuliakan, bahkan mengagungkan. Kita menerima janji-janji itu dengan perjanjian yang dikondisikan dalam menjalani kehidupan kita dengan kemurnian dan akhlak. Jika kita hidup benar dan mencoba untuk memurnikan hati kita, kita semakin dekat dengan Allah dan Roh. Kondisi hati kita menentukan berapa banyak bukti dari keilahian yang kita lihat di dunia zaman sekarang dan membuat kita memenuhi syarat bagi perwujudan janji terakhir bahwa yang murni “akan melihat Allah.” Tugas kita adalah mencari kemurnian. Oleh karenanya, Rasul Yohanes menulis:

“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan Diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1 Yohanes 3:2–3).

Jika Anda telah terperangkap dalam jerat pornografi, sekarang adalah saatnya untuk membebaskan diri Anda dengan bantuan Juruselamat. Ada jalan keluar, tetapi Anda akan membutuhkan bantuan-Nya untuk bebas. Pemulihan Anda seutuhnya akan bergantung pada pertobatan Anda sepenuhnya. Pergilah kepada uskup Anda sesegera mungkin. Carilah bimbingannya yang mengilhami. Dia akan membantu Anda menempatkan rencana pertobatan yang akan memulihkan harga diri Anda dan membawa Roh kembali dalam kehidupan Anda. Kuasa penyembuhan dari Kurban Tebusan Tuhan Yesus Kristus menjangkau semua penderitaan, bahkan yang satu ini. Jika Anda mau kembali kepada Juruselamat dengan segenap hati Anda dan mengikuti nasihat uskup Anda, Anda akan menemukan penyembuhan yang Anda butuhkan. Juruselamat akan membantu Anda menemukan kekuatan untuk menahan godaan dan kekuatan untuk mengatasi kecanduan. Seperti yang Moroni ajarkan:

“Datang kepada Kristus, dan memegang teguh setiap karunia yang baik dan janganlah menyentuh karunia yang jahat, atau barang yang tidak bersih ….

Ya, datanglah kepada Kristus dan jadilah sempurna di dalam Dia dan tolaklah segala hal yang tidak bertuhan, dan jika kamu akan menyangkal segala hal yang tidak bertuhan dan mengasihi Allah dengan segala daya, pikiran dan kekuatanmu, maka karunia-Nya cukup untukmu, supaya oleh kasih karunia-Nya kamu dapat menjadi sempurna dalam Kristus” (Moroni 10:30, 32).

Semoga Allah memberkati usaha kita yang tulus untuk menjadi murni dalam hati dan pikiran, sehingga “kebajikan tak henti-hentinya [dapat] menghiasi pikiran kita” (A&P 121:45). Saya bersaksi tentang kasih penebusan Juruselamat dan kuasa Kurban Tebusan-Nya yang memurnikan, dalam nama Yesus Kristus, amin.